45 - Hold

395 32 6
                                    

Aluna memeluk Delicia dengan erat dan merengek di pelukannya, tentu saja Delicia sangat terkejut dengan perubahan sikap Aluna yang begitu mendadak ini. Delicia menghela nafas berat sambil menepuk kepala adik perempuannya itu.

"Lo kenapa sih? Kok tiba-tiba jadi ngalem ke gue hmm? Ada masalah?" tanya Delicia.

"Tadi gue berantem sama Yudha..! huu gimana ini kak?? gue nggak bermaksud gituin Yudha, fix dia ngambek abis ini!" seru Aluna kemudian merengek kembali.

"Kalian berantem karena apa? Lo juga sih nggak jaga mulut." ucap Delicia lalu memberikan sentilan di mulut Aluna.

"Ih! Kakak mahh!" Aluna pun merengek semakin menjadi-jadi lalu menenggelamkan wajahnya di pundaknya.

Delicia mengernyit frustasi lalu menepuk kepala adiknya itu.

Setelah beberapa saat Aluna sedikit lebih tenang dan ia menarik dirinya lalu menghela nafas berat. "Tadi gue cuman adu mulut aja sih sama dia karena Yudha milih cewek bangke itu dari pada gue, masa ya kak dia mau rebutin Yudha dari gue, mana pake cara licik lagi. Gimana gue nggak marah sumpah!"

"...bukan siapa-siapanya kok cemburu?" tanya Delicia sambil menaikkan satu alisnya.

Aluna terdiam sejenak lalu merasakan sesak di dadanya, ia memegang dadanya lalu tersenyum kaku. "Ow."

Delicia pun menggelengkan kepalanya. "Jujur ya, gue juga sempet bingung sih dari dulu, sebenarnya Yudha itu siapa lo? Gue tau kok kalian nggak pacaran,"

"...kenapa Yudha ada sama lo? Dia nggak tinggal bareng orang tuanya? Hubungan kalian ini sebenarnya apa?" tanya Delicia dengan serius. Aluna kembali terdiam lalu ia kembali menjawab. "Dulu pas Yudha udah sekolah lagi, gue.. culik dia."

Mata Delicia terbelalak lalu ia menarik kerah baju Aluna. "Lo lakuin lagi?! Kan udah gue bilang stop culik orang pas lo suka sama orang itu! Lo dah gila Aluna!"

"Iya, gue di buat gila sama Yudha." Aluna tersenyum tanpa adanya rasa bersalah.

"Tsk, lo bener-bener ya—" Delicia menghela nafas berat dan ia melepaskan genggamannya.

"Lo nggak tau resikonya apa? Bisa aja keluarga Yudha telpon polisi buat cari Yudha, kalo misalkan ketahuan lo bisa—"

"Orang tuanya udah nggak ada, termasuk kakak dan adiknya." ucap Aluna.

Delicia tertegun saat mendengar ucapan Aluna. "Jadi... dia sebatang kara?"

"Nggak juga sih, kata Yudha dia masih punya bibinya cuman bibinya nggak tinggal di daerah sini," Aluna mengernyit lalu menatap Delicia.

"Gue mutusin buat culik dia biar dia nggak menderita tinggal sendirian, gue lakuin semua ini demi Yudha kak, jadi gue harap lo mengerti maksud gue."

Delicia memijit pelipisnya frustasi lalu menatap sengit Aluna. "Serah lo dah, kayak percuma juga gue nasehatin lo panjang-panjang."

Delicia bangkit dari duduknya. "Kalo gitu gue balik dulu, nggak enak gue di sini lama-lama. Jangan bolos kelas lo ya!" Delicia melangkah pergi sambil mengangkat satu tangannya, mengisyaratnya selamat tinggal.

Ia menatapi sosok punggung itu menjauh lalu ia mengambil ponselnya dan memainkan ponsel itu sejenak sebelum ia memberhentikan jarinya. Pertanyaan yang di lontarkan Delicia begitu menggangu pikirannya sebelum bibir pucat itu melontarkan kata-kata.

"Yudha itu... siapanya lo..?" Aluna mengulang pertanyaan Delicia yang sebelumnya dengan bergumam lalu ia membeku di tempat dengan pantulan cahaya ponsel di matanya.

-

-

-

-

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang