Suasana menjadi sangat hening ketika suara tembakan itu terdengar, ternyata suara tembakan itu bukan berasal dari pistol Leona ternyata suara tembakan itu berasal dari Yudha yang menembak dada Leona.
Ternyata Yudha secara diam-diam mengambil salah satu senjata yang tak sengaja di jatuhkan oleh Delicia yang ternyata berhasil menyelamatkan nyawanya.
Leona menatap dadanya dan darah pun keluar dari mulutnya. "... agh! Akh..!" ia melepas cengkramannya dari leher Yudha dan terduduk di lantai dengan mata yang terbelalak.
Saat lehernya sudah terbebas dari cengkraman Leona, Yudha ikut jatuh di lantai sambil memegang lehernya. "Uhuk! Uhuk! Uhuk..!"
Dengan tubuh yang masih bergetar Yudha tersenyum semeringai dan bangkit sambil menatap Leona yang masih terduduk di lantai.
Leona dengan tatapan kosong dan wajah datarnya ia terkekeh kecil. "Oh.. jadi gini.. ya." ia menatap balik Yudha dengan senyuman, senyuman yang licik.
"Ternyata kamu orangnya susah sekali buat mati ya..." ucap Leona dengan bibir bergetar dan nadanya yang mulai melemah.
Yudha hanya terdiam menatap Leona. "Lo tau.. seharusnya hari ini gue yang mati." ucap Yudha dengan nada tenang namun datar.
Mata Leona terbelalak dan menatap Yudha heran.
"Seharusnya gue mati kalau kak Reza nggak bantu gue, seharusnya gue mati kalau gue cuman diem nggak berkutik dan nggak ada harapan untuk hidup lagi... gue juga seharusnya mati di tangan lo tadi," dengan ekspresi yang masih datar Yudha tersenyum lembut.
"Tapi kayaknya kematian yang lo mau dari gue pindah ke lo ya." ucap Yudha lalu mengarahkan pistolnya ke arah Leona.
Dengan mata yang masih terbelalak Leona tersenyum dan senyuman itu tampak senyuman pasrah. "Heh.. oke kamu menang, Yudha Adhitama." balas Leona.
Setelah Leona mengucapkan itu ia menembak kepala Leona dan jatuh terkapar. Leona pun tewas saat itu juga.
Yudha terdiam sebentar usai menembak Leona, tubuhnya pun kembali bergetar hebat dan ia menjatuhkan senjatanya lalu menampakkan lututnya di lantai.
Ia menunduk dalam dengan air mata yang mengalir deras, Yudha menangis terisak-isak sambil menutup mulutnya.
"K-kenapa... hiks.. kenapa gue lakuin ini...? Maaf Reva... aku dah ingkar janji... maaf.. Reva... maaf...hiks..aghh!! BANGSAT!!" teriak Yudha sambil memukul lantai.
-
-
-
-
-
Aluna berlari cepat menuju ke arah pintu mansionnya dan saat Aluna membuka pintu mansion, betapa terkejutnya ia melihat mansion sangat berantakan dengan banyak bawahan Leona di dalamnya.
"WOY ANJING! LORANG SIAPA BANGSAT!! PERGI NGGAK LO BAJINGAN!!!" teriak Aluna dengan kesal. Ia juga melihat banyak pelayannya sedang di ikat dan juga banyak pelayannya yang mati.
Aluna menggeram kesal. "KALAU KALIAN MASIH MAU HIDUP PERGI DARI SINI BANGSAT! MANA SURUHAN LORANG HAH?!! MAJU SIH KONTOL!"
Para bawahan Leona tersentak dan berniat untuk mundur karena yang mereka hadapi adalah pembunuh bayaran tingkat A yang bahkan di rumorkan berdarah dingin.
"KOK DIEM? JAWAB!" pekik Aluna.
".. a-ada di basement... nyonya Leona ada di basement." jawab salah satu bawahan Leona.
Mendengar ucapan itu dengan cepat Aluna pergi ke basement. "Reza! Reza! Mana lo?! Rezaa!!" panggil Aluna sambil terus berlari.
"Tunggu, kak!" panggil Zayan yang mengikuti Aluna.
"...gue cium aroma darah.." lanjut Zayan sambil memberhentikan langkahnya yang di ikuti oleh Aluna.
"Darah? Gue nggak cium tuh. Ah! Bener juga penciuman lo tajem kan?" tanya Aluna.
Zayan mengangguk dan pergi ke arah sebuah kamar, yaitu kamar Aluna.
"Ugh lo bener di sini bau darah..." gumam Aluna.
Aluna terdiam sejenak dan matanya terbelalak. "J-jangan-jangan..." Aluna membuka pintu kamarnya.
"Yudha!!" pekik Aluna lalu matanya terbelalak melihat sebuah kain putih yang menutup sesuatu. Dengan mata terbelalak dan ia melangkah perlahan.
"K-kak!" Zayan mencoba untuk menghentikan Aluna namun tak mendengarnya.
Aluna menarik kain putih itu dan seketika tubuhnya menjadi lemas. Ia hampir menangis melihat tubuh Reza yang sudah berlumuran darah dan tak bernyawa.
"R-Reza! Reza lo kenapa??!! REZAA!" Aluna memegang pipi Reza dan ia merasakan bahwa tubuh Reza sudah sangat dingin.
"Ng-nggak mungkin... NGGAK REZA! LO NGGAK BOLEH MATI! REZAAA!! REZA..!" ia menggigit bawah bibirnya dan menengok ke arah rak buku.
"P-pasti ada sesuatu..." dengan cepat Aluna menarik buku yang membuat rak buku itu terbuka. Dan ia pun berlari cepat menuju ke arah basement yang di ikuti oleh Zayan.
"Yudha! Yudha!! kamu dimana??!" panggil Aluna lalu ia tak sengaja melihat Delicia yang jatuh terkapar dengan luka tembakan di lengannya.
"Kak Del! WOY PERKEDEL BANGUN ANJING!!" ia menampar wajah Delicia dengan keras.
"Ugh..... j-jangan bunuh gue.... gue mau nikahin.." saat Delicia sudah tersadar Aluna menarik kerah baju Delicia.
"LO KENAPA BISA DI SINI WOY??" tanya Aluna dengan heran.
"... gue di tabok.. sama Leona.. bejir."
"M-mana? Mana tuh anak..?!" tanya lagi Aluna sambil melepas kerah baju Delicia.
Delicia hanya mengangkat pundaknya. "Oy cowok tampan~ gendong akuh dong~!!" ucap Delicia lalu memeluk Zayan.
"..hah...?"
Tanpa menghiraukan sekitarnya ia mulai mencari Leona, saat sudah menemukan keberadaan Leona ia kembali di buat terkejut oleh Yudha dan Leona yang sama-sama terkapar tak sadarkan diri, walau salah satu dari mereka ada yang tewas.
"Y-yudha..? Yudha!" ucap Aluna lalu menghampiri Yudha dan memeluk tubuh Yudha yang pingsan.
Ia terdiam sebentar. ".. ha..hah.. Yudha... kamu gapapa....? S-syukurlah..." ucap Aluna sambil menenggelamkan wajahnya di pundak Yudha.
Setelah beberapa saat Aluna pun menggendong tubuh Yudha dengan pose princess carry. "... jadi anak ini dah mati ya?" gumamnya.
"Huft! Nggak jadi nge-solo deh! Udah jadi mayat duluan!" ucap Aluna sambil menendang kepala Leona.
"Kak Aluna," panggil Zayan yang sedang menggendong Delicia di punggungnya.
"Kita harus apa sekarang? Panggil bantuan organisasi?" tanya Zayan.
Aluna mengangguk. "Iya panggil sekarang, nanti lo anter Delicia ke rumah sakit aja."
"... kenapa harus gue?"
"Udah nurut aja!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Roman d'amour[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...