Sebuah tangan menggenggam pergelangan tangan Aluna yang ingin mengayunkan pisau ke arah gadis di bawahnya. Aluna terkejut dan langsung mendongak ke atas lalu melihat Xevi yang berusaha menghentikan aksinya.
"Kak Aluna lo mau ngapain sih??! sadar!" seru Xevi lalu menahan kedua tangan Aluna untuk menjauhkan dirinya dari Enia.
"Sialan! LEPASIN GUE!!" berontaknya sambil terus mencoba melepaskan diri hingga pisau yang ia pegang jatuh ke lantai.
Lalu datanglah Yudha untuk memeriksa keadaan Enia. "Enia! Lo gapapa?"
Aluna masih terus memberontak dan dan menggeram penuh amarah. "Jangan halangin gue Xevi! Urusan gue sama dia belum selesai!"
Perlahan Yudha membantu Enia untuk berdiri dengan cara merangkul tubuhnya. Dan Yudha dapat melihat di sekujur lengan dan pahanya terdapat luka lecet-lecet yang bisa di bilang cukup menyakitkan. Dan Yudha juga menyadari bahwa terdapat luka sayatan di leher Enia.
Enia menggeram sakit lalu ia membuka matanya dan melirik ke arah orang yang merangkulnya. Seketika wajahnya bersemu merah lalu matanya sedikit berbinar.
"Yu—Yudha?" lirihnya.
Yudha menganggapinya dengan tersenyum tipis. "Biar gue bantu ke UKS oke?"
Dengan perlahan Yudha menuntun Enia ke UKS dengan langkah yang sedikit tertatih-tatih. Yudha dan Enia melewati Aluna yang sedang di tahan oleh Xevi.
"Yud—" ucapan Aluna terpotong saat ia memanggil Yudha dan melihat tatapan sinis Yudha kearahnya. Tatapan ini berbeda dari biasanya, Aluna merasa bahwa tatapan itu penuh akan kemarahan dan kekecewaan.
Yudha pun tetap melanjutkan langkahnya untuk pergi ke UKS. Seketika Aluna menjadi sedikit lebih tenang lalu Aluna menunduk dalam dengan ekspresinya yang menjadi kosong dan dingin.
"Lepas." ucapnya singkat yang membuat Xevi melepaskan genggamannya.
Aluna pun tetap membeku di tempat dengan ekspresinya yang tetap menjadi dingin. ". . . lo harus ikut gue kak, lo juga harus minta maaf ke Enia biar dia nggak bertingkah terlalu jauh.. ya gue juga kurang yakin sih tapi coba aja dulu."
Aluna tetap terdiam untuk beberapa saat lalu ia menjawab. "Gue males minta maaf sama tuh lonte."
"Heh! Mulutnya!" Xevi menghela nafas berat lalu menggeleng.
"Pokoknya lo harus ikut, ayo!" Xevi menarik belakang kerah baju Aluna dengan paksa untuk menyeretnya.
"Lepas, gue nggak mau."
"Harus mau!"
-
-
-
-
-
Di UKS, Enia sedang di obati oleh perawat disana dan Yudha menunggu di luar. Perawat yang mengobati Enia penasaran apa yang terjadi dengan gadis ini hingga tubuhnya menjadi terluka.
"Nak, kok kamu bisa luka-luka begini? Kamu jatuh kah?" tanya perawat itu.
Enia sedikit tersentak lalu ia mengalihkan pandangan. "S-saya... jatuh bu."
"Ohh, jatuh dari mana? Luka kamu ini bisa di bilang lumanyan bahaya loh karena sayatannya hampir kena nadi kamu." balas perawat itu sembari membaluti leher Enia secara perlahan menggunakan perban.
"Ouch! S-sakit!" rintih Enia.
"Tahan dikit ya nak, ini memang sakit." ucap perawat tersebut sambil tersenyum.
Sementara itu di luar, Yudha bersandar di dinding sambil menunggu Enia yang sedang di obati. Ia asik bermain dengan ponselnya sebelum ia mendengar suara seseorang yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...