Aluna terdiam sejenak. "...ada dua rumor tentang Yudha ya? Oke lo bisa cerita sekarang."
"Iya, gue mulai dari Reva dulu toh lo juga penasaran,"
"Jadi 7 bulan yang lalu sebelum kasus pembunuhan keluarga Yudha, terjadi kematian seorang siswi di sekolah kita siapa lagi kalau bukan Reva," " lanjut Reza sambil mematikan ponselnya.
"Dia mati tercekik dengan banyak luka sayatan hampir di seluruh tubuhnya ulah seorang gerombolan preman dari sekolah lain. Ah benar, leher Reva di injak pakai kaki lebih tepatnya," jelas Xevi.
"Nah sebelum kematian Reva, Yudha sempat ngelawan preman-preman itu sih cuman dia gagal nyelamatin Reva yang berakhir membuat dia merasa bersalah dan depresi,"
Xevi menggigit bawah bibirnya dengan tatapan sedih. "Dia bahkan coba buat bunuh diri."
Mendengar perkataan Xevi Aluna tersentak kemudian menatap Xevi dengan wajah terkejut. "H-hah..?"
"...dia pernah cerita ke gue sih kalo belakangan ini dia merasa ngantuk banget dan capek. Yah gue pikir apa kan.. ternyata ya gitu, dia capek batin," Xevi tersenyum tipis.
"Rumornya bilang gitu sih kita belum tau kebenarannya kan? Cuman 'teori' belaka."
Aluna mempaling pandangan matanya dan menatap lurus kedepan. "Lalu? Kasus pembunuhan keluarga Yudha?"
"Kalo itu bukan rumor lagi sih lebih tepatnya, kasus pembunuhan keluarga Yudha pun udah masuk berita. Seinget gue pembawa acaranya bilang kalo salah satu kepala dari keluarga Yudha ada yang terpisah dari tubuhnya dan kepalanya di tancepin di tiang gitu," ucap Xevi sambil bergidik.
"S-serem sih kalo di bayangin... malah kepalanya di ekspos tepat di depan halaman rumah lagi jadi otomatis banyak orang lain lihat termasuk Yudha toh?"
Hmm, cuman kepala di tancepin di tiang doang kenapa mereka takut ya? Batin Aluna.
Aluna menghela nafas pelan dan tersenyum. "Makasih ingponya, ini lebih dari cukup. Ah iya gue dah janji buat bayar kan? Nanti malem gue transfer ya." ucap Aluna kemudian bangkit dari duduknya.
"Uwah, Gitu dong! Sama-sama kak!" balas Xevi sambil tersenyum lebar.
Setelah mengucapkan itu Aluna melangkah pergi meninggalkan Xevi.
"Eh tunggu kak! G-gue lupa kasih tau!" panggil Xevi.
Aluna berbalik sambil menatap Xevi bingung.
"Gue mau kasih tau tentang hubungan Reva sama Yudha."
"Oh? Iya-iya gue juga lupa nanya."
"Yaudah mungkin ini bikin sakit hati sih, Reva itu... mantan pacarnya Yudha."
Singkatnya, sepulang sekolah...
Yudha melangkah keluar dari sekolah dan pergi menuju ke gerbang sekolah, ia terkejut karena melihat Reza sedang menunggu di gerbang sekolah.
"Ah tuan Yudha! Selamat sore." ucap Reza sambil membungkuk hormat.
"I-iya sore.. kali ini kakak yang jemput ya?" tanya Yudha.
"Iya tuan, karena nyonya Aluna punya urusan mendadak jadi sayalah yang menggantikan nyonya untuk menjemput anda." jawab Reza.
"Ohh gitu ya."
Reza mengangguk dan mengantar Yudha masuk ke dalam mobil. Setelah itu, mobil pun melaju kencang dan Yudha bersandar di kursi sambil menatap jendela mobil.
Tatapannya yang kosong dan pikirannya yang tak karuan membuat Yudha terlihat seperti orang yang 'berantakan' akibat terus di datangi oleh mimpi yang ia tidak inginkan dan membuat perasaan bersalahnya kembali muncul.
Di dalam keheningannya itu, Reza memputarkan lagu kalimba yang membuat Yudha sedikit terkejut.
"Anda suka musik kalimba kan? Silahkan nikmati musiknya karena perjalanan kita masih lumanyan jauh." ucap Reza.
Yudha terdiam agak lama dengan mata terbelalak lalu ia bersandari di kaca mobil dan sedikit meneteskan air matanya. Maafkan aku. Batin Yudha.
-
-
-
-
-
Canda tawa terdengar dari sebuah ruangan khusus pesta di sebuah gedung apartemen. Di dalamnya banyak orang-orang yang sedang berjoget ria, meminum alkohol bahkan ada yang bermain dengan wanita/pria malam.
Delicia dan Aluna sedang berada di dalam ruangan itu, Delicia begitu menikmati pestanya dengan para pria malam. Kalau Aluna ia menyindiri di dan duduk di sofa sambil menghisap seputung rokok.
"Aww,aww mommy Delii~ give me a kiss pleasee!" ucap salah satu pria malam yang sedang di rangkul oleh Delicia. Sebut saja dia Ciel.
"Hahaha sure hun~" balas Delicia kemudian mengecup singkat bibir Ciel.
"Mommy mau tambah minumnya?" tanya seorang pria malam yang juga sedang di rangkul oleh Delicia. Sebut saja lagi dia Baron.
"Why not? Tuang aja silahkan."
Saat mereka sedang asik bercanda tawa, Baron menjadi salah fokus dengan Aluna yang menyendiri. Karena penasaran Baron pun menanyakan wanita yang sedang menyindiri tersebut kepada Delicia.
"Oh dia adek gue, Aluna gue paksa dia buat kesini dan gue juga kaget kok dia menyindiri gitu kayak kaum nolep biasanya ikut party walau nggak deket-deket sama pria malam." jawab Delicia.
"Ehh.. kayaknya dia lagi badmood deh mommy." ucap Baron.
Delicia hanya terkekeh kecil. "Ya begitulah entah siapa yang membuat dia badmood kayak gitu."
Baron terdiam kemudian bangkit dari duduk dan rangkulan Delicia. "Mommy aku izin 'hibur' dia boleh?"
"... lo kan dah gue sewa."
"Gapapa satu kali aja, siapa tau badmoodnya hilang kan?" tanya Baron meyakinkan.
Delicia terdiam sebentar dan menghela nafasnya berat kemudian mengibaskan tangannya. "Yaudah sana."
Baron tersenyum dan berpaling. Fufu entah kenapa aku lebih tertarik dengan dia di banding mommy! Dia terlihat tampan dan cantik secara bersamaan...! batin Baron.
Langkah demi langkah Baron tempuh dan ia duduk di sofa yang Aluna juga duduki. "Heyy~ sendirian aja nih?" tanya Baron dengan nada menggoda.
Aluna hanya melirik ke arah Baron tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Kamu nggak join buat party? Lagi asik-asiknya lohh~!" ucap Baron lagi.
Aluna mulai sedikit jengkel dan menghisap seputung rokoknya lagi.
SIALAN DI CUEKIIN!!
Baron yang tak kehabisan ide untuk menggoda Aluna, ia memeluk Aluna dan mencubit pipinya. "Ayoo main dongg~"
Aluna tersentak dan seketika ia merasa jijik.
"Jangan cuekin aku dong ayo main ya? mau yaa??~"
"Ck, udah jangan malu- malu kamu bisa main sama aku sepu-" ucapan Baron terpotong ketika Aluna mendorong Baron dan memukul wajahnya menggunakan mapan besi yang tergeletak di atas meja.
"Ugh! apa-apaan ini?!" tanya Baron dengan heran sambil menahan rasa sakit yang lumayan di hidung dan keningnya.
Aluna mengambil seputung rokok yang tadi ia hisap lalu mencolokkan putung rokoknya itu di mata Baron, yang membuat mata Baron terasa terbakar dan ia berteriak kencang.
"AAGHH! SAKIT.. UGHH!" teriak Baron.
"Jangan sentuh gue, anak bangsat." ucap Aluna dengan tatapan dan wajah mengerikan.
Semua pengunjung pesta menatap heran mereka berdua dan berbondong-bondong menyaksikan pertikaian itu.
Tanpa rasa empati mau pun rasa bersalah, Aluna pergi meninggalkan pesta itu.
"O-oy! Aluna!!" panggil Delicia yang tak di sahut oleh Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Storie d'amore[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...