61 - The End We Went Through Together

483 27 5
                                    

Yudha menuangkan segelas air hangat untuk Aluna kemudian memberikan air hangat itu kepada Aluna dan dengan senang hati Aluna menerimanya dengan tangan yang sedikit bergetar. "Makasih."

Yudha mengangguk sambil menatap ke arah Aluna yang kini sedang meneguk segelas air hangat itu. Setelah minum, Aluna menaruh gelas itu di meja tepat disampingnya dan merenung sesaat.

"Yudha?" panggil Aluna.

"Hm, ya?" balasnya.

"Aku udah koma dari kapan? Dan bibi kamu gimana?" tanya Aluna sambil menatap ke arah Yudha.

"Lo udah koma dari 3 minggu yang lalu dan 4 hari lagi masuk sekolah, soal bibi dia kaget pas lihat gue terluka kemarin. Gue alasan kalau gue berhasil kabur dari penculiknya dan berakhir terluka parah." jelas Yudha.

Mata Aluna terbelalak dan ia mengacak-acak rambutnya frustasi. "Berarti aku lewatin ulangan dong? Ah sial."

Yudha mengalihkan pandangannya. "Seperti yang lo tau.. tapi pas gue tanya ke wali kelas lo, dia memaklumi kalau lo lagi sakit dan dalam keadaan koma jadi dia bakal kasih lo ujian susulan. Ya, paling rapor di kasih belakangan."

"Beneran?? syukurlah.." ucap Aluna sambil menghela nafas berat.

Suasana pun kembali menjadi hening sebelum Aluna angkat bicara. "Yudha."

Yudha menatap ke arah Aluna. "Apa?"

Aluna tak mampu menatap kedua mata Yudha dan pada akhirnya ia memutuskan untuk menunduk. "...kenapa kamu peduli sama aku dan tetap disini? Kamu bisa ninggalin aku kapan aja dan lapor aku ke polisi. Kamu nggak perlu beralasan sama bibi kamu dan lindungi aku, aku udah celakain kamu Yud, aku merasa nggak pantas buat terima ini."

Yudha terdiam dan matanya terbelalak karena kebingungan, ia tak tahu harus menjawab apa atas pernyataan dari Aluna. Yang ia bisa lakukan hanyalah menatap gadis yang ada di hadapannya dan pada akhirnya ia menjawab dengan ragu.

"Anggap aja ini balas budi karena udah selamatin nyawa gue dan kalau lo mau gue pergi, gue bisa pergi—"

"Nggak! Jangan pergi!" sela Aluna sambil menggenggam tangan Yudha. "Bukan itu yang aku maksud... a-aku.."

Aluna pun menunduk dan matanya kembali mengeluarkan buliran bening. "Aku nggak mau di tinggal lagi... aku bohong soal kamu bisa pergi kapan aja..."

Yudha mengerjapkan matanya dengan kebingungan.

"Yudha, tolong.. izinkan aku untuk mengulang segalanya, aku ingin mencintaimu lebih tulus, aku bakal berhenti dari pekerjaan haram ini dan nggak akan ada lagi namanya obsesi mau pun paksaan. Aku ingin mencintaimu layaknya seorang kekasih dan aku berharap kamu bisa memaafkan semua dosaku, Yudha.." ucap Aluna sambil terisak-isak.

Yudha membeku di tempat sebelum pada akhirnya ia mendongakan kepala Aluna dengan mencangkup kedua pipinya. "Kalau perkataan lo itu benar adanya, buktikan."

Mata Aluna terbelalak dan air matanya masih mengalir lumanyan deras sebelum ia mengangguk. "Aku bakal buktikan, Yudha."

Yudha tersenyum hangat. "Baguslah."

Dengan cepat Aluna memeluk Yudha usai melihat senyuman hangatnya, kini Aluna akan bersungguh-sungguh untuk mencintai Yudha dengan tulus.

Yudha mengelus punggung Aluna dengan lembut lalu ia kembali tenggelam dalam pikirannya, sulit dipercaya dan diterima karena ia menyukai seseorang yang selama ini memberikannya perlakuan yang buruk.

Namun pada akhirnya ia memberikan kesempatan kedua untuk Aluna membuktikan cintanya.

-

-

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang