42 - Derisory

392 38 0
                                    

Malam hari sesudah makan malam, Yudha keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yang sudah terbaluti oleh baju tidur. Ia menutup pintu kamar mandi dan melangkah menuju kamarnya berniat untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.

Sebelum itu, ia mendengar suara TV dari ruang keluarga. Merasa penasaran Yudha melangkah menuju ruang keluarga lalu melihat Aluna yang sedang menonton film.

Aluna memakan cemilannya begitu lahap dan begitu fokus dengan film yang ia tonton. Lalu, Aluna merasa ada  seseorang yang melihat kearahnya, ia melirik dan melihat Yudha yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Oh kamu belum tidur sayang? Ini udah malem loh, kenapa?" tanya Aluna lalu ia tersenyum kearah Yudha.

"Ada.. yang mau gue omongin, lo lagi ada waktu kan?" balas Yudha.

"Hmm iya, yaudah sini duduk." ucap Aluna sambil tersenyum.

Yudha melangkah mendekati Aluna lalu duduk di sampingnya, lalu Aluna mematikan TV yang ada di hadapannya dan menunggu pria yang ia anggap kekasihnya itu berbicara.

"..jadi gini, kata Xevi 3 minggu lagi ulangan terus--"

"HUH?! 3 MINGGU LAGI ULANGAN??! ANJIRR GUE BELUM SIAAPP!" selip Aluna sambil mengacak-acak rambutnya.

"Shhh! Dengerin dulu! Hahh.. gue kan kemarin udah nurutin kemauan lo, sekarang lo harus tepatin janji lo." ucap Yudha.

Aluna terdiam sejenak lalu berdeham. "Kamu mau kerumah bibi kamu ya?"

Yudha mengangguk singkat.

"I see—ohh! Oke-oke jadi kamu mau segera berangkat ke rumah bibi kamu sebelum ujian gitu?" tanya Aluna.

"Nahh iya! Biar enak aja gitu, kalo nunggu libur semester dulu kan nanti jadi lama." ucap Yudha.

Aluna tampak berpikir sejenak lalu menghela nafas berat. "Yaudah deh, tapi inget loh ya kamu nggak boleh nginep. Dan aku harus ikut sama kamu."

"Lah??! ngapain lo ikut?? nanti gue di tanyain sama bibi gue, gue harus jawab apa?!" tanya Yudha dengan heran.

"Buat jagain kamu, aku khawatir loh sayaang. Nanti kalau kamu di gondol om-om jadi berabe dong. Ya kalau bibi kamu nanya begitu mah bilang aja aku pacar kamu, hehe!" balas Aluna.

Yudha memutar bola matanya kesal dan memijit pelipisnya. "Serah lo dah, tapi inget ya jangan buat masalah."

Mata Aluna berbinar senang dan ia tersenyum lebar lalu Aluna memeluk Yudha erat.

"Makasih ayaaaaangg!" ucap Aluna sambil mengdusel kepalanya di leher Yudha.

"GAHH! Lepasin gue bangsat! Lo selalu aja begini!!" seru Yudha dengan wajahnya yang memerah.

-

-

-

-

Saat di pagi hari menjelang siang, Aluna sedang mengobrol dengan teman-temannya dengan santai dan tentu saja, Aluna lah yang paling banyak bicara. Hingga percakapan mereka terhenti sejenak karena mendengar suara dobrakan cukup keras dari pintu kelas.

"P-permisi... saya cari kak Aluna.. ada nggak?" tanya seorang gadis dengan nafas yang memburu dan keringat yang membasahi wajahnya, itu adalah Enia.

Seisi kelas menatap Enia heran sejenak lalu Aluna bangun dari duduknya. "Kenapa? Santai dong buka pintunya, kalau rusak lo berani ganti?"

"M-maaf kak, saya mau... kasih tau sesuatu." ucap Enia.

Perhatian kelas pun teralihkan kepada urusan masing-masing dan Aluna menghela nafas berat. "Apaan? Mending di luar aja deh."

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang