Aluna mengedipkan matanya berulang kali. "Kembaran?" tanya Aluna yang sudah duduk di kursi kantin sambil memakan baksonya.
"Hehe iya! Huuhh dahlah nggak usah terlalu di pikirin, kalau gitu gua pergi dulu ya banyak yang mau beli nih, enjoy the food guys!" seru Nekka sambil meninggalkan mereka berdua.
"Syap!" balas Aluna sambil tersenyum lebar.
"Yudha kamu nggak makan baksonya? Nggak laper?" tanya Aluna sambil mengambil sesendok bakso dan memakannya.
Yudha terdiam kemudian menatap tajam Aluna. "Tangan kanan gue di iket anjing, gimana mau makan! Gue udah angkat-angkat tangan gue tapi lonya malah ikut narik!" jawabnya kesal.
"Eheq, aku kayak gitukan biar kamu nggak kabur." balas Aluna sambil mengusap tengkuk lehernya.
"Gitu aja terus." Yudha yang kesal mempalingkan wajahnya dan menompang dagu di tangannya.
Aluna tetap tersenyum dan secara tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.
"Yudha!" panggil Aluna.
Yudha hanya melirik dan ia sedikit terkejut.
"Say aaa!" ucap Aluna yang ingin menyuapi Yudha sesendok bakso yang hangat.
Ia terdiam dan menatap Aluna malas. "Sendoknya bekas lo ya?" tanya Yudha.
"Bukan kok, emang kenapa? Kamu jijik? Padahal sebelumnya kitakan juga pernah adu li-" ucapan Aluna terpotong ketika Yudha menempelkan tangannya di mulut Aluna.
"SHHT! UDAH NGGAK USAH DI LANJUT! KEDENGERAN ORANG NANTI!!" pekik Yudha dengan wajah memerah.
Melihat reaksi Yudha yang begitu membuat Aluna tersentak, ia tertawa agak kencang.
"Ng-nggak ada yang lucu tau, ih!" ucap Yudha jengkel dan ia langsung melepaskan tangannya dari mulut Aluna.
"Hahaha! Ada yang lucu kok ini orangnya di samping aku, hehe." balas Aluna.
Yudha menatap Aluna jengkel dan ia memukul pundak Aluna. "Garing anjing!"
"Iya deh iyaa, btw ayok di makan baksonya keburu dingin nih tanganku udah mulai pegel nih." ujar Aluna sambil menaikan kedua alisnya.
Dengan terpaksa Yudha dan wajah sedikit memerah ia pun membuka mulutnya. "Hap."
"Gimana? Enak?" tanya Aluna dengan antusias.
Seketika mata Yudha berbinar. "...ini enak." ucapnya.
"Fufu, baksonya emang enak makannya aku paksa kamu buat nyicip. Lagi ya?" Aluna pun kembali menyuapi Yudha sesendok bakso.
Aluna menatap Yudha dengan tatapan dalam dan ia tersenyum lembut. "Kamu... senang?" tanya Aluna tiba-tiba.
"Eh? Senang? Uhm.. mungkin." jawab Yudha.
"Syukurlah, kamu senang aku juga ikut senang kok." ujar Aluna kemudian mengeluarkan ponselnya dan merangkul Yudha.
"Foto kuy!" ajak Aluna.
"Nggak mau, nggak suka foto gue."
"Ayo bentar ajaa! Oke say nii!"
"Nii!" ucap mereka secara bersamaan.
Snap!
Singkatnya sepulang sekolah di kamar Aluna...
"Ugh.." cicit Yudha yang menenggelamkan wajahnya di sekumpulan buku dan kertas di atas meja.
Kini Yudha sedang mengerjakan tugasnya yang belum ia kerjakan sebelumnya. Dan demi nilainya ia mengerjakan seluruh tugasnya yang kosong di buku nilai itu.
"Yudha kamu gapapa? Udah istirahat dulu nanti sakit loh." tanya Aluna yang baru saja selesai mandi.
"Gue nggak bisa istirahat sebelum tugas gue selesai." jawab Yudha kemudian ia membangkitkan wajahnya.
Aluna menghela nafas berat. "Istirahat bentar aja loh yang, jangan di paksain gitu." ucap Aluna sambil memegang pundak Yudha.
Yudha tak menjawab dan tetap fokus mengerjakan tugasnya. Aluna ikut terdiam dan ia mengambil ikat rambut warna kuning kemudian ia mengikatkannya di rambut Yudha.
"Poni kamu pasti halangin mata kamu kan? Kalau gitu pake ini sebentar,"
"Yaudah semangat ya ngerjain tugasnya, jangan lupa istirahat. Aku pergi dulu." ucap Aluna kemudian mengecup singkat bibir Yudha.
Aluna pun pergi meninggalkan Yudha sendirian di kamar. "...istirahat..ya?"
-
-
-
-
-
-
Tak terasa 7 jam berlalu dan Aluna kembali masuk ke dalam kamar dengan wajah yang lelah ditambah frustasi.
Bangsat gue udah korbanin harga diri gue buat mohon-mohon organisasi buat di kasih kerjaan, malah alesan kerjaan gue dah di take duluan sama yang lain, bajingan!! Batin Aluna.
Aluna sedikit mengacak-acak rambutnya kemudian ia salah fokus dengan Yudha yang tertidur pulas sambil menenggelamkan wajahnya di atas meja.
"Duh, sampek ketiduran si bayi," bisik Aluna kemudian menghampiri Yudha dan menggendongnya dengan pose bridal.
"Ush,ush.. bobok yang nyenyak ya." Aluna pun menaruh tubuh Yudha di atas kasur dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
Setelah itu, Aluna sedikit mengendus tubuhnya. "Ugh gue keringatan, mandi deh–" Saat Aluna ingin pergi secara tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang menarik pucuk bajunya.
"Eh, Yudha?" tanya Aluna heran. Aluna sangat terkejut karena tubuh Yudha bergetar dan seluruh tubuhnya di basahi oleh keringat, dan Aluna juga merasakan jika Yudha ingin menangis.
"..Re..va.." gumamnya dengan kondisi yang masih tertidur dan bibirnya ikut bergetar.
Aluna masih terdiam menatap Yudha.
"Reva... j-jangan pergi tinggalin kakak, kakak mohon,"
"Tolong jangan mati...hiks..." pada akhirnya air mata Yudha tumpah dan ia masih memegang erat pucuk baju Aluna.
Reva? Siapa dia? Apa mungkin... adeknya? Batin Aluna.
Aluna pun tertidur di samping Yudha dan memeluknya erat kemudian menepuk pelan kepalanya.
"... tenanglah, nggak akan ada yang pergi." gumam Aluna kemudian mengecup kening Yudha. Setelah mengucapkan itu Aluna ikut memejamkan matanya dengan pelukan yang erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...