Memodalkan jaket putih dan celana panjang berwarna coklat kehitaman, malam ini Yudha pergi menuju restoran yang Aluna katakan kepadanya tadi pagi.
Saat sudah sampai di depan pintu restoran, Yudha membuka pintu Restoran dan tampak celingak-celinguk mencari Aluna.
"Yudha." panggil seseorang.
Yudha menengok ke arah belakang.
"Mau kemana? Sini oy!" ucap Aluna.
"Iya." Yudha melangkah menghampiri meja yang ditempati oleh Aluna.
Ternyata bukan hanya mereka berdua yang ikut makan malam ternyata sebagian dari teman kelas Yudha ada di sana termasuk Xevi.
"Hello Yud! Akhirnya lo dateng, sini bre." tawar Xevi.
Yudha duduk di samping Xevi tepat di depan Aluna.
"Mau pesan apa Yudha?" tanya Aluna.
Yudha mengambil daftar menu dan memilih makanan yang tertera di daftar menu."Chicken Katsu boleh?"
"Boleh kok bentar ya."
Aluna memanggil pelayan dan mulai melakukan pemesanan.
Trek
"Xevi? Lo minum?!" tanya Yudha heran.
"Hehe iyaa niehh.." ucap Xevi dengan nada yang sayu.
"Lo kan masih di bawah umur, sepatutnya jangan. Lo dapet beginian dari siapa sih, masa iya pihak resto yang kasih ke anak di bawah umur?" omel Yudha.
"Halah bacot! Udah kayak emak gue lo ngomel-ngomel, ini itu gue dapet dari kak Luna. Di samarin gitu botol winenya biar nggak ada yang curiga." ujar Xevi kemudian menuangkan segelas wine.
"Mau?" tawar Xevi.
"Nggaklah goblok! Mana mau gue minum kayak begituan, ini juga ketosnya sesad."
"Ayoolahh Yudhaaa lo takut di marahin emak lo ya? Awikwok." ucap Xevi sambil mencolek pipi Yudha.
"Yuuuuuudhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~"
"Yuwwwdhwaaaaaaaaaahhh."
Yudha terdiam menghiraukan perkataan Xevi.
"Hih, bilang aja lo nggak kuat mabok sok healty bange-"
"Agh, mana sini! Gue minum sekali aja abis tuh nggak." Yudha mengambil paksa wine yang ada di tangan Xevi kemudian meminumnya.
Suara sorakan seketika terdengar dan suasana restoran sangatlah ramai berkat mereka.
"Xevi lo nawarin minum ke Yudha?" tanya Aluna jengkel.
"Hehe gapapa lah sekali-sekali." jawab Xevi santai.
Aluna mendecak kesal kemudian ia mengambil segelas wine yang sudah ia siapkan dan mengoncangnya perlahan.
"Dia masih terlalu polos buat minum beginian.." gumam Aluna sambil menatap Yudha yang sedang di rangkul oleh teman-temannya.
"Tapi, bagus kan?" Aluna tersenyum tipis dan terlihat mencurigakan.
-
-
-
-
-
-
-
-
Pukul 11 malam sekumpulan remaja itu kembali ke rumahnya masing-masing. Yudha yang terlihat mabuk berat dan tak sanggup berjalan mendapatkan bantuan dari Aluna.
"Are you okey, Yudha? You drunk lol." ujar Aluna.
"Ngh.." gumam Yudha yang sedang di rangkul oleh Aluna.
"Katanya 1 gelas aja tau-tau satu botol, hahaha." ucap Aluna sambil tersenyum semeringai.
"Ugh.. Berisik."
Aluna tertawa kemudian tersenyum puas.
"Yudha duduk dulu yok."
Mereka berjalan menuju kursi taman yang tak jauh dari mereka, Aluna meletakkan Yudha secara perlahan di atas kursi taman itu.
"Huft, capek juga." ujar Aluna sambil melirik ke arah Yudha.
Yudha menatap sayu Aluna kemudian bersandar di bahunya.
"Ngh... gamau pulang.." rengek Yudha.
Aluna terkejut kemudian mengarahkan Yudha ke arah pelukan Aluna. "Kenapa?"
Yudha hanya menggeleng.
Wajah Aluna seketika bersemu merah karena deruh napas Yudha yang berhembus ke arah lehernya.
"O-oy, Yudha.." ujar Aluna gugup sembari menepuk pelan punggungnya.
"Kak Aluna.." ucapnya dengan suara lirih.
Mata Aluna terbelalak kemudian ia tersenyum lebar. Aluna mengambil ponsel di kantongnya kemudian menelpon seseorang.
"Bawa mobilnya ke sini." ucap Aluna.
Kembali ke masa kini..
Bibir Yudha bergetar hebat dengan air mata yang terus mengalir. Kapak yang Aluna ayunkan tadi nyaris saja membunuhnya, kapak itu hanya sedikit melukai Yudha di bagian pipi kanannya.
Aluna tertawa sinis.
"Awwie babe, are you scared now? Poor boy." ujar Aluna sambil mengusap pipi Yudha.
"Gu-gue mohon lepasin gue." ucap Yudha memohon.
"Lah bukannya kamu yang gamau pulang? Hadeh, yaudah deh aku lepasin." Aluna tersenyum hangat kemudian melepas ikatan yang mengikat tubuh Yudha.
Yudha menangis terisak-isak dan ia masih ketakutan.
"Cup,cup,cupp bentar ya." Aluna mengusap air mata Yudha.
Ketika ikatan itu terlepas Aluna menahan Yudha agar tidak kabur dengan mencekik leher Yudha dengan lengannya.
"Agh! Uhuk!" Yudha mencoba melepaskan lengan Aluna namun percuma tenaga Aluna lebih kuat dari dirinya.
"Ini biar kamu nggak kabur." ucap Aluna.
Aluna mengambil sebuah kalung anjing yang tergeletak di lantai kemudian memasangkan kalung anjing itu kepada Yudha.
"Hah? Apaan ini?! Lepasin!!" Teriak Yudha.
Aluna menendang kursi yang di duduki Yudha yang membuat ia tersungkur ke tanah.
Yudha merintih kesakitan.
"Dengar ya sayang, kalo kamu masih mau hidup. Kamu harus dengerin apa yang aku perintahin oke?" ucap Aluna sambil menarik tali dari kalung itu.
Yudha terdiam kemudian menunduk.
"Hah, nurut sama perintah lo?!" teriak Yudha.
"Kalo gue nggak ngikut perintah lo, lo bakal bunuh gue kan? Wah bagus dong."
"Lagian juga gue udah hopeless sama kehidupan gue sendiri."
"Semua keluarga gue udah ninggalin gue jadi.."
Yudha mendongak menatap Aluna.
"Lo mau bunuh gue kan? Cepet bunuh gue cepet bangsa-" ucapan Yudha terpotong ketika Aluna menampar kuat Yudha hingga jatuh tak sadarkan diri.
Aluna menatap Yudha dengan lekat kemudian menarik rambut Yudha. "Menyedihkan.
Baru buka wp cerita guwe udh 100+ yang baca, thank you bgt yg udh kasih waktu kalian buat baca ini cerita (*ˊᗜˋ*)
anywayy yang mau join gc wattpad linknya ada di komen ya <3
lagi butuh member nih eheq

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...