20 - Pass 1/2

588 43 6
                                    

Pintu lemari pun tertutup dan dari celah pintu lemari Yudha dapat melihat Reza yang berdiri tegak di depan lemari.

Tak lama dobrakan pintu yang terdengar kencang sekali dan Yudha juga mendengar jeritan seorang laki-laki yang menyuruh Reza angkat tangan.

"DIMANA PRIA ITU?!! NYONYA LEONA MEMBUTUHKAN PRIA ITU SEKARANG JUGA, MENYERAHLAH DAN SERAHKAN DIA!" teriak salah satu pria.

"Maaf saya tidak tahu siapa pria yang kalian maksud." jawab Reza dengan tenang.

Dua pria itu menatap heran Reza dan menondongkan senjata api ke arahnya. "Cepat mengakulah!"

"Sudah saya bilang, saya tidak tahu." jawab Reza dengan ucapan yang sama seperti sebelumnya.

"Ck, sialan–"

"Reza? Apa yang kamu lakukan di kamar adikku?" tanya Leona yang secara tiba-tiba masuk ke kamar.

Mata Yudha terbelalak. I-itu suara cewek yang namanya Leona ya..? batin Yudha.

"Saya hanya membersihkan kamar nyonya Aluna seperti biasanya."

"Jangan coba untuk berbohong Reza, kamu pasti punya maksud lain kan?"

"Tidak."

Leona hanya berdeham mengerti sambil tersenyum dan ia memendam emosinya. "Kamu pasti tahu kan apa tujuan saya datang ke sini? Saya nggak punya banyak waktu,"

"Dimana Yudha sekarang?" tanya Leona sambil menatap tajam Reza.

"Saya tidak tahu dan saya tidak kenal yang namanya Yudha."

Leona terdiam dan mengernyit. "Kamu berani banget berbohong sama saya ya? Terpaksa, saya harus pakai jalur kekerasan."

Seketika 2 bodyguard Leona menondongkan senjatanya dan menembak Reza.

Jelas dengan mudah Reza menghindar dan berhasil mengalahkan satu bodyguard lalu ia juga berhasil merebut senjata.

"Tolong saya tidak mau ada kekerasan di mansion ini, apalagi di sini adalah kamar nyonya Aluna." ucap Reza kemudian menyodongkan pistol di kepala bodyguard yang berhasil ia kalahkan.

"Pft, mana peduli. Tujuan saya di sini cuman mau ambil Yudha kok kamu yang repot." Leona melangkah maju dan mengambil snipper yang di pegang salah satu bodyguardnya.

Leona pun berlari cepat ke arah Reza dan melawannya. Reza berhasil menangkis pukulan serta tendangan Leona. Ia juga sempat melindungi dirinya dari peluru dengan menggunakan tubuh bodyguard Leona yang sudah tak bernyawa.

"Kau lumanyan juga ya?" gumam Leona.

Dengan gerak gerik yang cepat hingga Reza tak dapat memprediksinya, Leona memukul perut Reza yang membuat Reza jatuh tersungkur.

"UKH! UHUK!"

Darah pun keluar dari mulut Reza dan ia kembali bangkit lalu menyiapkan pose kuda-kuda.

"Woah-woah kamu kuat juga ya? Pukulan saya udah lumanyan loh~ fufu menarik." ucap Leona sambil tersenyum lebar. Lalu, ia kembali menghampiri Reza dan pertarungan sengit pun terjadi.

Pertarungan itu sangatlah sengit saking sengitnya tak ada yang mampu melihat pertarungan itu dengan jelas karena kecepatannya.

Buak!

"Urf! AHKK!" perut Reza kembali di pukul oleh Leona secara bertubi-tubi hingga membuat Reza terkapar dengan energi yang sudah tak memungkinkan untuk bertarung.

"Sekarang kamu sudah kelak telak Reza," ucap Leona sambil menodongkan pistol ke arah Reza.

"Beritahu dimana Yudha sekarang." lanjut Leona.

Reza terdiam kemudian tersenyum lebar. "Baiklah,"

Mendengar ucapan Reza, Yudha tersentak dan ia menggepal erat tangannya.

"Anda tahu, sampai saya mati saya tidak akan memberitahu keberadaannya." ujar Reza sambil tersenyum sinis.

Leona terdiam dan ikut tersenyum. "Hm? katanya gatau siapa Yudha. Yasudah lah, toh kamu bakal mati hari ini juga." setelah mengucapkan itu suara tembakan pun terdengar yang membuat Yudha sangat terkejut.

DORR!

"Hah... hehe, kejutan yang keren..." ucap Reza dengan luka dan darah yang sudah membalur ke bajunya.

Leona membalasnya dengan tersenyum. "Selamat malam." ucap Leona kemudian pergi meninggalkan Reza.

"Ayo sepertinya dia tak di sini." ajak Leona.

Saat merasa Leona dan bodyguardnya sudah pergi, Yudha pun keluar dari lemari dan langsung menghampiri Reza.

"Kak Reza!" panggil Yudha.

Seketika Yudha memberhentikan langkahnya dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Tampak kamar Aluna sangatlah berantakan dengan darah yang berceceran di mana-mana.

Dan Yudha juga di buat lemas karena melihat Reza bersandar di dinding dengan kondisi berlumuran darah dan dinding yang ia sandarkan ikut ternodai oleh darah.

Terlihat juga terdapat luka tembakan di bagian dada kirinya, yang berarti peluru itu mengenai jantung Reza yang membuat ia sekarat.

"K-kak Reza!" Yudha pun melangkah mendekat ke Reza dan duduk di dekatnya.

"Kak Reza! Aku mohon kakak bertahan ya?! Kakak pasti bisa di selamatin kok! Tolong bertahanlah!" ucap Yudha yang ingin meneteskan air matanya.

Reza terdiam kemudian tersenyum lembut. "Maaf sudah mengecewakanmu tuan, tapi sayang sudah terlambat," balas Reza kemudian memegang luka yang terdapat di dada kirinya.

"Luka ini sudah tak bisa di sembuhkan... ini sudah mengenai jantung saya.." lanjut Reza dan bibirnya mulai bergetar.

Yudha menggigit bawah bibirnya. "Kak Reza jangan ngomong gitu! Kakak pasti bisa bertahan kok..."

Reza menggeleng. "Tidak."

Mendengar jawaban itu Yudha tersentak dan meneteskan air matanya. "...aturan kakak biarin aku di ambil sama mereka, kalau kakak lakuin itu.... kakak pasti masih hidup...hiks.. lebih baik aku yang mati saat ini.."

"Tuan tak baik mengatakan itu, saya melakukan ini demi anda agar bisa...hidup lebih panjang."

"..Saya..juga sudah berjanji... untuk menjaga tuan selama...nyonya Aluna tak ada... maaf saya tak bisa menjaga anda lebih jauh lagi.."

Mendengar ucapan Reza Yudha makin menangis menjadi-jadi hingga terisak-isak.

"Ah..benar.. tuan saya sudah berjanji untuk memberitahu... ini kan? Biar saya singkat karena saya hanya punya waktu sedikit jadi... mereka mengincar tuan Yudha karena...suatu alasan.. saya tidak tahu alasannya tapi...ukh..jelas-jelas mereka mengincar tuan."

Hah..?  Mereka mengincarku? Kenapa bisa??. Batin Yudha.

Reza menggapai tangan Yudha dan memberikan kunci.

"...tuan pergilah ke basement dan bersembunyilah disana... hingga nyonya..Aluna sampai ke mansion.....hah.... tuan... jaga diri anda...dan...saya senang bertemu dengan tuan.." ucap Reza yang mulai terbata-bata.

Nyonya Aluna, tidak. Aluna adik kecilku, kamu adalah adik yang kakak sangat sayang. Kakak sangat bahagia bisa sama kamu terus, maaf kakak pergi secepat ini.. Batin Reza.

Seketika sebuah memori masa lalu ia bersama Aluna terlintas di ingatan Reza yang membuat Reza tersenyum lembut.

Hah.. indahnya..

Hingga tangan Reza mulai melemas dan genggamannya pun terlepas. Dan benar Reza di nyatakan tewas saat itu juga dengan mata terbuka dan senyum yang masih terukir di wajahnya.

"...Kak..? kak Reza....?" tanya Yudha sambil sedikit menggoyangkan tubuh Reza.

"Lagi-lagi gue gagal... hiks..maaf..maaf.." ucap Yudha kemudian kembali menggenggam erat tangan Reza.


AGHH SEBENARNYA AUTHOR G RELA REZA MATI BEGITU AJA! T_T T_T

jujur nih ye Reza itu karakter favorit author, author nulis ini juga mikir dua kali :'D tapi ya tekad author sudah bulat buat si Reza join sirkel mayad hikSROT

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang