33 - New

435 36 15
                                    

Yudha membuka matanya dan ia merasakan cahaya matahari yang hangat menyinari tubuhnya. Ia melihat sekeliling dan melihat Aluna tak ada di sampingnya. Yudha memutuskan untuk bangun dari tidurnya dan tanpa sengaja ia menginjak sesuatu.

Yudha melihat kebawah dan ia menginjak punggung seseorang, itu punggung Aluna. Yudha terkejut karena Aluna yang tiba-tiba tertidur di lantai.

"...anak ini mimpi apa sih?" gumam Yudha lalu menghela nafas berat. Ia melangkah melewati Aluna dan membuka pintu kamar.

Lalu ia mencium aroma makanan yang sepertinya enak, ia keluar dari kamar kemudian ia melihat Delicia yang sedang memasak. Delicia yang merasakan seseorang melihatnya kemudian berbalik.

"Oh? Yudha! Sini duduk, si Aluna belum bangun?" tanya Delicia dengan senyumnya.

"Belum." jawabnya lalu duduk di depan meja makan.

"Ohh.." jawab Delicia lalu ia tersenyum semeringai, ia berpikir inilah saatnya untuk menggoda Yudha.

Ia duduk di hadapan Yudha lalu tersenyum ke arahnya. "Yaudah makan gih, keburu dingin."

"Makasih." balas Yudha lalu memakan sarapannya.

Delicia tersenyum semeringai lalu terus menerus menatap Yudha. Yudha yang merasa di tatap terus menerus, menatap balik Delicia.

"Kenapa?" tanya Yudha.

Delicia menggeleng dan tetap menatap Yudha. Yudha mengalihkan pandangan matanya dan kembali menyantap makanannya.

Beberapa saat kemudian Delicia bangun dari duduknya dan berjalan kebelakang Yudha lalu mengungkung Yudha dengan meletakkan kedua tangannya di meja makan. Yudha pun tersentak dan ia dapat merasakan nafas hangat di telinganya.

Delicia berbisik kepada Yudha. "Kok nggak di lanjutin makannya?"

"Hah! L-lo ngapain?!" heran Yudha. Perlahan tangan Delicia merayap ke paha Yudha.

"Gue mau goda lo~" balas Delicia.

"Lo tau nggak sih.. sebenarnya gue tertarik sama lo dan sebaiknya lo jangan pacaran sama Aluna deh, mending sama gue." lanjut Delicia sambil tersenyum semeringai.

"Pacaran?! Gue nggak pacaran sama dia!!" Yudha pun mulai memberontak. "Lepasin gue!!" seru Yudha namun dengan cepat tangan Delicia melingkari tubuh Yudha dengan erat yang membuat Yudha tak bisa bergerak.

Delicia meraba-raba tubuh Yudha dan menyelipkan tangannya di leher Yudha.

"Sialan..!" Yudha tetap terus memberontak dan mencoba melepaskan tangan Delicia dari dirinya.

Secara tiba-iba Delicia merasakan kerah baju di tarik paksa ke belakang oleh seseorang dan Delicia mendecak kesal. "APAAN SIH?!"

Mata Delicia terbelalak lalu ia terkejut. "Z-zayan?! Kok lo tiba-tiba di sini??!" tanya Delicia heran.

"... lo godain pacar orang mulu, idiot." balas Zayan lalu mengangkat dan memindahkan tubuh Delicia.

Yudha terkejut dan langsung menengok ke arah belakang. Siapa lagi cowok itu? Apa kakaknya si Aluna? Batin Yudha.

Zayan seusai menaruh tubuh kakaknya, Zayan menengok ke arah Yudha. "Maaf ya, kakak gw emang sukanya goda cowok. Gue aja sering kena."

"HEH! Itu mah.." Delicia mengusap tengkuknya.

Aluna keluar dari kamar dan menguap. "Hoaamm! Apaan ini? Eh Zayan?"

Mereka bertiga melihat ke arah Aluna lalu Zayan angkat bicara. "Kakak lo ini, godain pacar lo."

Aluna yang mendengar lalu mengernyit kesal. "Iyakah?"

Aluna lalu menghampiri Delicia dengan perasaan marah dan cemburu. "Nggak capek ganggu cowok gue terus lo?!"

"Kayaknya lo harus sama kayak kak Leona deh..!" lanjut Aluna dengan senyuman mengerikannya.

"AAAAA! NGGAK MAU-NGGAK MAUUU! IYA DEH IYA INI TERAKHIR KALINYA GUE NGGAK BAKAL GANGGU YUDHA LAGII!!!" teriaknya lalu Delicia di pukul oleh Aluna.

Kericuhan antara anak kedua dan ketiga itu pun terjadi dan Yudha bersama Zayan hanya bisa menatap mereka. Zayan menoleh ke arah Yudha. "Maaf, waktu sarapan lo jadi kebuang sia-sia gara-gara mereka,"

Zayan mengulurkan tangannya. "Gw Zayan adiknya Aluna, lo?"

Yudha tersentak lalu menjabat tangannya. "Gue..Yudha." ucap Yudha. Ohh.. jadi dia adiknya, penampilan rambutnya lumanyan unik. Batin Yudha.

Zayan mengangguk. "Salken, btw mau main game bareng?"

"Main game? Hmm.. tapi gue mau sekolah.."

Zayan terdiam lalu terkekeh kecil.

"Lo mau sekolah hari minggu Yud?" tanya Zayan.

Wajah Yudha memerah malu lalu ia berpaling. "Eh.. m-maaf.."

Zayan terdiam menatap Yudha lalu ia mengangguk dengan senyum tipis di wajahnya. Zayan menarik tangan Yudha yang membuat Yudha bangkit dari duduknya.

Lalu Zayan mengajak Yudha pergi ke depan TV milik Delicia dan mengaktifkan Play Station miliknya.

"Lo bisa main kan?" tanya Zayan lalu menyerahkan konsol miliknya.

"Bisa dong." Yudha terkekeh lalu mengambil konsol itu.

Mereka pun bermain game bersama hingga Aluna berhasil menyelesaikan urusannya dengan Delicia.

"Semoga lo kapok ya, kak Delicia~" ucap Aluna sambil tersenyum manis. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Yudha dan Zayan yang sedang bermain bersama.

Aluna mengernyitkan dahinya lalu menghampiri Yudha lalu duduk di sampingnya.

"Lo nggak apa-apain Yudha kan, yan?" tanya Aluna dengan senyum kaku.

"Nggak." jawab Zayan singkat yang sedang fokus bermain itu.

Dengan sengaja Aluna menggalungkan tangannya di pinggang Yudha lalu mendekatkan dirinya ke Yudha.

"Kamu fokus ke game, mending fokus ke aku aja sayang..~" ucap Aluna lalu menggigit daun telinga Yudha.

Wajah Yudha memerah lalu mendorong tubuh Aluna. "Nggak! Mending lo gausah grepe-grepe gue deh!"

"Kenapa? Padahal kalau lebih fokus ke aku ada manfaatnya loh." Aluna pun menyelipkan tangannya ke baju Yudha.

"Ughhh! Diem lo tante-tante cabuull!!" teriak Yudha yang mendorong wajah Aluna menjauh.

Aluna pun tertawa lepas hingga ia mendengar suara bel berbunyi. "Hm? Siapa sih? Pagi-pagi gini.."

Aluna menghela nafas panjang lalu bangkit dari duduknya, ia berlari ke arah pintu dan membukanya.

"Ohh kacung gue ternyata, dah lo bawa barang-barang gue sama Yudha?" tanya Aluna.

"Iya nyonya, barang anda dan tuan Yudha sudah siap." kacung Aluna pun memberikan tas yang berisi barang-barang Yudha dan Aluna.

"Makasih bre." setelah Aluna menerima barang-barang tersebut. Ia memanggil Yudha untuk datang kemari.

"Kenapa?" tanya Yudha yang kini di depan Aluna.

Aluna tersenyum semeringai. "Ini barang-barang kamu."

"Eh? Hm makasih." Yudha pun menerima koper yang berisi barang-barangnya.


Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang