Yudha terdiam setelah Aluna menepuk kartu black-card di pipinya, ia tampak berpikir keras dan ia menghela nafas berat.
"Gue gamau! Lo mau sogok gue pake beginian?! Emang gue lont-" ucapan Yudha terpotong setelah Aluna mengeluarkan salah satu kartu kreditnya.
"Masih kurang? Kamu mau apa? Mobil? Rumah? Barang mahal? Atau mungkin mansion?" tawar Aluna dengan senyum semeringainya.
Suasana menjadi hening sejenak dan Yudha mengernyit. "Nggak gue gamau!"
Yudha tetap menolak meski pun dalam benak terdalamnya ia mau menerima tawaran itu.
"...yaudah kasih tau aja ke aku kamu mau apa, nanti aku turutin kok jangan aneh-aneh tapi." ucap Aluna.
Mendengar ucapan Aluna Yudha kembali berpikir. "Apa aja kan?"
Aluna mengangguk dan menunggu jawaban dari Yudha.
Wajah Yudha sedikit memerah lalu ia mengalihkan pandangan. "Gue mau... umm.. gue mau pulang ke rumah bibi gue.. boleh nggak?"
Mata Aluna terbelalak karena mendengar permintaan Yudha.
"Kamu mau pulang ke rumah bibi kamu? K-kenapa..? kamu nggak betah sama aku ya? Kamu udah bosen sama aku??" tanya Aluna dengan senyum khawatir dan insting posesifnya kembali muncul.
"Nggak, nggak gitu! Gue cuman kangen sama bibi gue. Apa itu salah?" tanya Yudha.
Aluna terdiam dan ia tenggelam dalam pikirannya. Ya.. gue bisa ngerti kenapa dia kangen sama keluarganya karena bibi Yudha satu-satunya keluarga yang ia punya saat ini, tapi gue takut dia pergi ninggalin gue... apa gue biarin aja ya? Gue.. nggak bisa lepasin dia. Batin Aluna.
"...kamu nggak lama kan perginya?" tanya Aluna.
Yudha menggeleng. "Nggak."
Aluna menghela nafas panjang lalu ia menatap Yudha. "Oke oke aku izinin, tapi nggak boleh nginep loh ya!"
Mata Yudha berbinar lalu ia mengangguk. "Makasih."
Aluna mengernyit lalu ia menangkup pipi Yudha dengan kedua tangannya. "Aku dah turutin permintaan kamu, sekarang... kamu harus ikutin perintahku kan?"
Pipi Yudha bersemu merah seketika dan ia mengalihkan pandangan matanya sambil mengangguk pelan.
"Good boy," balas Aluna.
"Sekarang ganti baju kamu gih, aku pengen lihat kamu pake baju yang kamu bilang haram ini~" Aluna terkekeh kecil lalu ia mengambil lingerie yang tergeletak di lantai lalu memberikannya kepada Yudha.
Wajah Yudha benar-benar memerah saat ini lalu ia mengambil lingerie itu dan bergegas pergi menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Aluna tersenyum jahat lalu ia duduk di kasur menunggu pemuda yang ia anggap kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian, Yudha keluar dari kamar mandi dengan lingerie hitamnya yang sudah melekat di kulitnya.
Ia mengernyit dengan wajahnya yang sangat memerah,lingerie hitam yang menampilkan kesan seksi, dan sebuah pita hitam yang masih terikat di depan dada Yudha.
"G-gimana..?" cicit Yudha sambil mengalihkan pandangan.
Mata Aluna terbelalak dan ia merasakan pikirannya meledak seketika lalu ia tersenyum lebar penuh akan kepuasan. "Kamu cantik, aku sampe ngira kamu cewe loh sayang."
Aluna bangkit dari duduknya dan pergi menghampiri Yudha yang masih terdiam di depan pintu kamar mandi. Ia menggalungkan tangannya di pinggang Yudha lalu berbisik.
"Sekarang, mari kita mulai permainannya." ucap Aluna lalu mencium telinga Yudha.
Yudha bergidik dan tubuhnya sedikit bergetar. Secara tiba-tiba Aluna menggendong tubuh Yudha yang membuat Yudha terkejut, lalu ia menjatuhkan tubuhnya di kasur yang empuk.
Aluna membuat gerakan tiba-tiba yaitu ciuman panas yang langsung melahap bibir lembut Yudha. Suara kecupan terdengar dan ciuman itu sangat dalam hingga Yudha menutup matanya dengan wajahnya yang sangat bersemu merah.
Ini kedua kalinya dia lakuin ini ke gue... sial, keperjakaan gue di ambil sama nih manusia bangsat! Gue nyesel anjir.. Batin Yudha dengan penyesalan.
Aluna pun mulai menggerakan lidahnya untuk mengajak lidah Yudha bertautan. Yudha sedikit tersentak dan ia mencengkram tangannya di pundak Aluna.
Ciuman ini tanpa jeda, Aluna terus mencium bibir Yudha hingga Yudha memukul pundak Aluna untuk membuatnya berhenti.
"B-berhentihh~ hmpp! Ahn.."
Bibir Yudha yang awalnya pucat menjadi kemerahan karena ciuman itu. Aluna memperdalam ciumannya dan lidahnya semakin dalam di mulut Yudha yang membuat saliva mereka mengalir turun dari mulut Yudha hingga mencapai dagunya.
Pada akhirnya Yudha menggerakan lidahnya malu-malu dan sedikit kaku, namun itu membuat Aluna lumanyan senang dan ia tetap melanjutkan ciuman itu.
Ciuman itu semakin dalam yang membuat sang empu tak bisa bernapas. Ia sedikit memberontak dan ia mencoba melepas tautan itu.
"Khh! B-berhenti...! hmp ahh.. g-gue angh.. nggak bisa...mhpp..napas..!" ucapnya dengan terbata-bata.
Aluna yang menyadari itu langsung melepas ciumannya dan benang saliva pun terbentuk di antara mulut mereka. Nafas mereka memburu dengan wajah mereka yang berbinar, Aluna mengusap saliva yang tertinggal di bibir Yudha yang sudah memerah itu.
"You did a great job babe~" ucap Aluna sambil menjilat bibirnya sendiri sembari mengusap pipi Yudha. Yudha meletakan pipinya di tangan Aluna sembari menutup matanya dengan wajah yang masih memerah.
Aluna tersenyum semeringai lalu ia menggerakkan tangannya ke arah pita yang menutupi dada Yudha. Ia membuka pita itu perlahan dan memperlihatkan dada bidang Yudha yang membuat Aluna tergiur.
Aluna mendekatkan bibirnya ke dada Yudha lalu mengecupnya berulang kali,
, membuat Yudha mendesah kecil.
"Hngh.. Ahnn...~"
Yudha merasakan sesuatu yang membuatnya melirik ke arah pintu dan matanya terbelalak karena sangat terkejut melihat Delicia yang sedang merekam kegiatan mereka.
"CAUGHT IN 4K MADAFAKA!" seru Delicia sambil tersenyum lebar.
Wajah Yudha memerah dan dengan cepat ia memukul punggung Aluna. "Woy! A-aluna!"
Aluna terdiam sejenak lalu melirik ke arah Delicia dengan tatapannya yang belum pernah ia tunjukan sebelumnya, matanya berubah menjadi dingin dan tajam sekaligus mengintimidasi. Ia menggertakan giginya lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh Yudha.
"Aluna...? Mau ngapain lo?" cicit Yudha.
Ia bangkit lalu berlari menghampiri Delicia dan memukul kamera itu dengan kuat. Delicia pun berteriak saat kameranya jatuh ke lantai dan sudah hancur hampir berkeping-keping.
"Kamera guee!! woy ganti tuh kamera! Itu kamera mahal-" Delicia menjadi ciut ketika melihat ekspresi Aluna yang terlihat sangat marah padanya. Ia tersenyum penuh akan kemarahan dan ia mengeluarkan pisau kecil dari sakunya.
"Iya gue bakal ganti, pake nyawa lo." Aluna terkekeh sinis.
"WAAAA! JANGAN LUN!" pekik Delicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...