Yudha membuka matanya perlahan dan harus merasakan sakit di pipinya. Ia beranjak bangun dan celingak-celinguk bingung menatap sekitar.
Yudha mendapati dirinya sedang berada di kamar yang lumanyan besar dan furniture modern yang membuat Yudha sedikit kagum.
Merasa ada yang janggal di bagian leher, Yudha memegang lehernya dan terkejut akibat lehernya yang di rantai.
"Ugh, apaan ini?! Aghh!" teriak Yudha.
Yudha yang panik mencoba melepaskan kalung yang merantai dirinya. Di tengah kepanikan dan usahanya, seseorang mengetuk pintu.
"Tuan? Apakah anda baik-baik saja?" tanya seseorang dari luar.
"Tu-tuan?" gumamnya.
Saat itu juga sebuah ingatan terlintas di pikirannya, soal kejadian tadi malam dan perlakuan Aluna terhadap dirinya.
Yudha meremat erat rambutnya dan tubuhnya bergetar hebat. Gu-gue bener-bener alamin itu..? kenapa? Kenapa bisa..? batin Yudha.
Yudha kembali menatap ke arah pintu dan ia mendengar percakapan kecil yang di lanjutkan dengan suara langkah kaki.
Brak!
Aluna membanting pintu dengan kuat.
"Yudha my honeeeyyy!!" serunya.
"Gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Aluna sembari mendekati Yudha.
Yudha mengernyit tak menjawab pertanyaan Aluna.
"Kok diem? Jawab ih." Aluna yang kesal mencubit pipi Yudha.
Yudha menepis kasar tangan Aluna dari pipinya. "Ngasik lo."
"Ih si anjir, kamu ngambek? Huft, iya deh maaf ya tadi malem kasar." ucap Aluna sambil tersenyum semeringai.
Yudha mendecak kesal kemudian menarik kerah baju Aluna. "Bangsat lo ya! Lo ngapain ngerantaiin gue gini hah?! Lepasin gue sekarang juga, gue gamau tau!" bentak Yudha.
"Santai sayang, aku kayak gini biar kamu nggak kabur." Aluna tetap tersenyum.
"Kamu ingetkan yang tadi malem aku bilang? Kamu harus ikutin kata-kata aku." lanjutnya.
"Males amat gue loyal sama orang yang kayak lo! Lepasin gue, lepasin!" bentaknya lagi.
Tok-tok-tok.
"Permisi, maaf mengganggu waktunya saya membawakan sarapan untuk tuan Yudha." ujar seorang pelayan.
"Uwah, udah dateng sarapannya. Asik-asik!" Aluna melepaskan tangan Yudha yang menarik kerah bajunya kemudian menghampiri pelayan itu.
Sesudah ia mengambil mapan yang berisi makanan, Aluna menutup pintu kamar dan berbalik ke arah Yudha.
"Baby, it's time to bre-"
Sebuah bantal melayang menuju ke arah muka Aluna, Aluna yang menyadarinya reflek menghindar. "Wih, anjing cokk! Woy Yudha ngapain sih?!"
Mata Aluna terbelalak dan wajahnya bersemu merah melihat Yudha yang marah, saking marahnya wajahnya memerah dan air matanya yang ingin menetes.
"Lo goblok! Orang gila,stress,tolol,buyan,goblok,goblok,goblok! Gue benci lo!!" teriak Yudha sambil terus melemparkan benda di sekitarnya ke arah Aluna.
"Heh, si bagong! Berhenti dulu napa ni makanan bakal jatoh ege." ucap Aluna sambil terus menghindar dan mencoba agar makanan di mapan tidak jatuh.
Yudha yang ingin melempar barang lagi ke Aluna seketika berhenti dan suara isak tangis terdengar.
"Yudha?" tanya Aluna sambil menaruh mapan tadi di atas meja.
Aluna menghampiri Yudha sambil menatapnya penuh tanya.
Yudha menutup wajahnya dengan kedua tangan kemudian menangis terisak-isak.
Aluna menghela nafas jengkel dan menarik paksa kedua tangan Yudha yang menutup wajahnya itu.
"Cengeng banget sih." ucap Aluna jengkel.
Yudha yang masih menangis mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman Aluna yang begitu kuat.
"..Lepasin..." ucap Yudha dengan terbata-bata.
"Gamau, kamu dengerin aku dulu makannya. Aku ngerantai kamu biar kamu nggak kemana-mana ninggalin aku dan-"
"Biar seseorang nggak ada yang nyari dan ambil kamu dari aku." ucap Aluna dengan nada yang secara tiba-tiba menjadi dingin.
Aluna memegang wajah Yudha dengan kedua tangannya dan sedikit mendongakkan kepala Yudha agar menatapnya.
"Aku bener-bener benci orang yang deketin kamu, bicara sama kamu atau coba akrab sama kamu, contoh Xevi. Aku bener-bener benci sama dia." ucap Aluna.
"Oh benar aku punya satu peringatan. Kamu jangan coba kabur atau berani macam-macam, taukan akibatnya?"
Tubuh Yudha bergetar dan jantungnya berdetak kencang. Yudha mengangguk cepat dan mencoba menahan air matanya.
"Good, sekarang patuhi aku oke?" Aluna melepaskan genggamannya dan pergi memunggungi Yudha.
"Aku sekolah ya, aku izinin kamu kok nanti, see you honey." Aluna menengok menatap Yudha yang sedang terduduk dengan wajah yang ketakutan.
Aluna tersenyum sinis dan keluar dari kamar Yudha.
gapapa ini belum seberapa :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...