Grauk
Nom Nom
Rasa pusing kepalaku mulai terangkat sedikit.
"Siwoon dimana yang lain?"tanya Sujin-Hyung
"Emh mereka sedang mengambil makanan, di meja sana"ucapku
Srrt
Sujin-Hyung menyentuh dahiku
"Kau sedikit panas, apa kau demam?"tanya Hyung
"Emh tidak, aku hanya ingin tidur"jawabku."Hyung"ucap Hejin datang membawa 2 kotak makanan.
"Emh kenapa hanya 2 kotak?, Kita kan ada 4 orang?"tanya Sujin-Hyung
"Ah itu Hyung, staffnya melarangku mengambil lebih dari 2 kotak"ucap Hejin.
"Kita benar benar di deskriminasi yah"ucap Sujin-Hyung memegang kepalanya.
"Hyung maafkan aku, itu mungkin karna aku menjawab pertanyaan seperti itu tadi"ucapku.
"Hahah tidak masalah, jangan sedih. Lebih baik kita makan dengan cepat karna sebentar lagi syutingnya dimulai"ucap Hyung tertawa
Kami ber4 duduk di lantai
Saat membuka kotak makanan setiap Kotak di sediakan nasi, Kimchi,telur rebus dan beberapa potongan ayam goreng."Emh kimchi ini enak"ucap Hejin yang makan lahap
"Begituka, baiklah aku akan coba juga"ucapku mengarahkan sumpit.
"Emh enak, tapi bukanka menurutmu ini kurang pedas"ucapku
"Emh yah ini enak, Hyung juga coba"ucap Hejin menjulurkan sumpit dengan kimchi kepada Sujin-Hyung
"Begituka, baiklah" hap
"Hah haah air dimana air"ucap Sujin-Hyung tiba tiba berdiri."Maaf Hyung aku lupa kau tak bisa makan pedas"ucap Hejin segera berlari mengambil air.
"Di ingatan Siwoon juga terpapar jelas kalau Sujin-Hyung dan Woojin tak bisa makan pedas. Eh tunggu Woojin"
Aku segera melihat Woojin.
Woojin tak bicara apa apa, tapi matanya memerah dan berair."Aah Woojin, minumlah"ucapku memberikan air kepada Woojin.
Gluk gluk
"Apa sudah mendingan?"tanyaku
Bibirnya memerah
"Emh emh " Woojin mengangguk.
Aku merabah kantungku dan menemukan beberapa permen lolipop
"Nah sini buka mulutmu"ucapku membuka plastik permen.
Aku menaruh permen ke atas lidah Woojin.
"Ayo jilat permennya agar pedasnya hilang, ah lihat kau berkeringat. Riasanmu akan rusak kalau begini"ucapku menepuk keringatnya dengan saputangan
"Terima kasih Hyung"ucap Woojin.
Dia terlihat sedikit imut Dengan mata yang memerah itu.
"Pfft hahah hahah"aku tertawa cukup keras.
"Hy Hyung?"ucap Woojin
"Hahah kau memang lebih tinggi dan wajahmu lebi dewasa dariku. Tapi kau masihla anak berusia 17 tahun yah"ucapku tertawa."Hei hei kenapa kalian tertawa tanpa aku"ucap Hejin muncul.
"Hahah Hyung bibirmu membengkak,apa yang baru saja kau lakukan. Atasga Hyung aku tak menyangka kau seliar itu"ucapku tertawa.
"Hentikan pikiran kotormu itu Siwoon-Ssi. Lalu kalian berdua harus bertanggung jawab. Apa maksudnya tidak pedas"ucap Sujin-Hyung menceramahi kami
"Tapi itu benar benar tidak pedas menurutku, aku bahkan ingin menambahkan cabai lagi kalau bisa. Benarkan Hejin"ucapku melihat Hejin.
"Yah itu benar, itu bahkan tak terasa pedas sama sekali"ucap Hejin.
"Haaah aku tak percaya dengan lidah kalian berdua"ucap Sujin-Hyung menepuk kepalanya.
"Hehe, kalau begitu sebagai permintaan maaf aku yang akan membuat ramen malam ini"ucapku tersenyum"Tidak tidak, aku belum mau mati karna ramen penuh cabaimu malam ini. Jadi terima kasih"ucap Sujin-Hyung menolak keras.
"Tch, padahal masakan siwoon-hyung sangat enak, tch Sujin-Hyung tidak asik"ucap Hejin.
"Hahah"
Kami tertawa dengan riang sembari memakan makanan seadanya itu."Tch, memangnya apa yang perlu di senangi dari hal hal tak seberapa itu"
"Mereka berisik"
"Apa mereka pikir sudah menjadi bintang top"
"Benar benar tak tahu diri"
Bisikan dari mereka terus terdengar di telingahku, aku tahu member lainnya mendengar juga tapi mereka tetap tak berkata apa apa."Syuting akan di mulai dalam 1 menit, para trainee tolong ambil posisi sama seperti tadi"ucap PD-Nim.
Syuting dimulai dan berjalan dengan lancar.
Meski kami terus dipermalukan dengan landasan bercanda kami harus bertahan, jangan melawan dan ikuti saja alurnya.
Hingga akhirnya syuting selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second life (Bl)
Teen FictionUp setiap hari Senin,Kamis dan sabtu seorang pria berumur 34 tahun yang terus bekerja demi mengejar kepuasan ayahnya yang serakah. tapi meski sudah berkerja bertahun tahun ayahnya Masi tetap tak puas dengan kerja kerasnya dan membuat pria itu mulai...