49. Siwoon asli

247 30 0
                                        

"Yah"ucapku tersenyum.
"Apa?, Mu mulutku!".
"Tidak mungkin, apa aku salah memprediksi nya. Apa mungkin jiwa Siwoon asli sama sekali belum pergi dari tubuh ini?".
"Ini bukan aku, tidak salah lagi. Ini Siwoon asli, apa dia memang masih ada di tubuh ini?. Tapi kenapa kenapa dia keluar sekarang?!"

"Sebelumnya kita tidak perna punya waktu berdua , jadi aku senang saat melihatmu disini Siwoon"suara Yoonhe terdengar begitu lembut bergemah di telingaku.
"Hahah, Yoonhe hentikan itu membuatku geli"ucapku menggaruk telingaku.

"Apa yang terjadi, kenapa aku tak bisa mengendalikan tubuh ini?. Apa ini?, Sialan sialan sialan. Sialan sialan sialan"
"Hyung"suara Woojin yang datang tiba tiba membuatku keluar dari pikiranku.
Srrt
Woojin menarikku keluar dari pelukan pria itu.
Meski tangan kananku masih di pegang oleh Yoonhe.
"Lepaskan tangan kotormu dari siwoon-hyung"ucap Woojin.
"Astaga, tatapanmu masih menjengkelkan seperti biasa, Park Woojin"ucap Yoonhe.
"Tatapan putus asa, seperti akan kehilangan sesuatu"ucap Yoonhe tersenyum.
"Itu permisi, bisakah kalian bicara tanpa perlu menarik tanganku. Aku sudah merasa cukup kesakitan disini"ucapku.
"Lepaskan tanganmu, Hyung kesakitan"ucap Woojin.
"Tidak, kau yang menyakitinya. Sebelum kau datang kami sedang berpelukan seperti biasa. Dan kau datang langsung menariknya. Kaulah yang membuatnya sakit"ucap Yoonhe
"Kau dasar bajingan apa kau lupa, kaulah yang men—"Yoonhe?" tiba tiba terdengar suara Hejin tak jauh dari kami.
"Lama tidak berjumpa Lee Hejin"ucap Yoonhe melepaskan tanganku.
"Hejin-hyung, ada apa?"tanya Woojin memelukku.
"Ah itu, aku khawatir kalian memakan waktu lama. Hanya untuk membersihkan luka jadi aku kemari untuk memastikan"ucap Hejin.
"Lalu kenapa kau disini, So Yoonhe-Ssi"ucap Hejin dengan nada bergetar.
"Aku hanya ingin melihat, apa yang di lakukan mantan grub ku"ucap Yoonhe dengan suara tawa.
"Woojin, bawahla Hyung kembali. Aku akan berbicara sebentar pada Yoonhe"ucap Hejin dengan senyuman.
"Baiklah,Ayo Hyung"ucap Woojin menarik tanganku.
---
Brak
"Apa yang kau lakukan disini"teriak Hejin keras.
"Bukankah sudah kukatakan aku hanya ingin melihat anggota mantan grub ku dulu"ucap Yoonhe tersenyum.
"Kau bajingan, aku sudah mengatakan padamu. Jangan perna muncul di depan Siwoon-hyung lagi"ucap Hejin.
"Ada apa ini Lee Hejin, apa kau sudah melupakan apa yang kau lakukan waktu itu padanya"ucap Yoonhe.
"Kau cemburu pada anggota grub mu sendiri"ucap Yoonhe
"Hentikan"ucap Hejin
"Lalu kau menyudutkan nya"ucap Yoonhe
"Hentikan"teriak Hejin
"Kau membuatnya melakukan aksi bun—"hentikaaaan"teriak Hejin keras sembari menutup mulut Yoonhe.
"Jangan katakan itu lagi"ucap Hejin
"Berbisikk"
"Ap?,apa maksudmu?"teriak Hejin mencengkram kera baju Yoonhe.
"Itula fakta yang terjadi Hejin, kau bisa menutupinya dari anggota grub mu. Termasuk Siwoon yang tidak mengingat kejadian malam itu"ucap Yoonhe.
"Karna cuma kita berdua yang melihat tubuh terbaring lemas penuh sperma itu "bisik Yoonhe tersenyum.
"Tidak, aku tidak bermaksud melakukan itu, aku hanya"ucap Hejin.
"Jangan berpura pura tidak bersalah Lee Hejin, kau sendirilah yang menyuruh teman temanmu melakukan itu"ucap Yoonhe.
"Permintaan maaf saja tidak akan bisa menghapuskan dosa yang sudah kau lakukan padanya"ucap Yoonhe membenarkan pakaiannya.
"kau bisa melanjutkan bermain rumah rumahan selama kau mau, tapi dengarkan ini. Jika dia mengingat kejadian 1 tahun yang lalu, karirmu sebagai idol bisa saja langsung berakhir. Apalagi dia memiliki seorang Hyung seperti pria itu"ucap Yoonhe
"Datanglah besok ke hotel yang sama, jangan sampai terlambat. Ingat aku masih memegang semua foto itu"ucap yoonhe berjalan pergi.
"Baik"ucap Hejin mencengkram tangannya.
Hejin terus terduduk di lantai sembari berkeringat.
"Hyung, kumohon. Tolong lupakan kejadian itu selamanya"
___
"Hyung, apa kau sakit?"ucap Woojin yang berjalan mengiringiku.
Aku terus diam dan melangkah maju tanpa membalas pertanyaan Woojin.
Aku berjalan lebih cepat, melewati keramaian orang.
"Hei kenapa kalian sangat lama?"ucap Sujin-Hyung yang melambai.
"Ah maaf Hyung"ucap Woojin membalas.
Mataku mulai berputar melihat ke seluru studion.
"Hejin?"tanya Sujin-Hyung
"Dia bicara dengan so Yoonhe" ucap Woojin.
"Ohhh jadi dia kesini. Kenapa dia tidak menemui ku yah?"ucap Sujin-Hyung menggaruk kepalanya.
Mataku, dan tubuhku terus berputar mencari sosok seseorang.
Dan mataku akhirnya menangkap seorang pria berambut hitam dengan mata hitam yang memakai jas hitam formal duduk di sebuah tenda staff.m
Aku bergerak.
"Hyung kau mau kemana?"tanya Woojin
Aku terus berjalan mendekati pria itu.
Nyuuuuut
Kepalaku tiba tiba berdenyut dengan keras
Seperti ada sebuah bel yang bersuara keras tepat di samping telingahku.
Suaranya keras.
"Ukh"ucapku terduduk.
"Siwoon?"
"Siwoon-ssi"
Tub
Aku benar benar kehilangan kesadaran.
"Siwoon, kau tidak apa apa?"ucap Myeong-sin mendekat.
Srrt
"Eh dimana ini?, Kenapa tiba tiba sudah berada di studion?"ucap Jun Siwoon
"Siwoon, apa kau terluka?"tanya Myeong-sin menyentuh pundak Siwoon.
"Jun Siwoon-Ssi, apa kepala anda sakit?"tanya Grigor yang mendekat ,
"Eh siapa?, Astaga ada apa ini. Huuh dimana hp ku yah"ucap Siwoon meronggo kantung celananya.
"Eh apa?, Sejak kapan aku punya hp layar sentu?"ucap Siwoon kebingungan.v
"Kau... Apa mungkin kau.."ucap Myeong-sin gemetar
"Grigor,hubungi dokter sekarang"ucap Myeong-sin melihat Grigor.
Grigor mengangguk dan segera menelpon.
                                      ********

Aku membuka mataku dan mendapati diriku sedang duduk.
"Direktur, Direktur Nam?"terdengar suara tak asing.
Banyak kertas kertas di hadapanku.
Srrt
Wajahku terangkat.
Terlihat pria berambut abu abu berdiri dengan setelan jas berwarna coklat dengan dalam kemeja putih berdasi coklat.
"Gri-Grigor-ssi"ucapku
"Yah ini saya direktur, asisten anda"ucap Grigor.
"Kenapa aku ada disini, bukanka kita sedang berada di studion untuk hari olahraga "ucapku
"Bagaimana dengan yang lainnya, Myeong-sin Hyung,seo-hyung dan para member Oct?"tanyaku
"Apa maksud anda, kenapa anda mencari diri anda sendiri?"ucap Grigor.
"Diriku sendiri?"ucapku bingung.
Dia membuka iPad di tangannya dan memberikannya padaku, terlihat jelas wajahku.
Pria berambut hitam dengan mata hitam pekat dan luka yang memanjang di mata kiriku.
"Eh?,ini wajahku!"
"Direktur, Direktur Nam apa anda merasa tidak enak badan?"tanya Grigor-ssi padaku.

"Apa aku hanya bermimpi?"gumamku memangku daguku.
Tapi itu terlalu realistis untuk di katakan hanya mimpi.
--
"Selamat pagi Direktur Nam"ucap orang orang membungkuk padaku.
Aku berjalan sembari melewati para karyawan, dan duduk di mobil.
Aku seperti perna melakuka ini sebelumnya.
Suara music dari radio terdengar.
"Maafkan saya Direktur saya akan mematikan music ya "ucap grigor.
Ini benar benar tidak asing.
Cahaya lampu yang menyilaukan berasal dari depan.
Ah aku ingat sekarang.
Ini....
Adalah adegan saat kematian akan menghampiriku.
Brrm duar
..
"Haaaah,jadi Dimana aku sekarang?"ucapku duduk di sebuah ayunan, banyak mawar yang merambat pada ayunan itu.
Tap
Tap
Terdengar langkah kaki
"Akhirnya kita bertemu juga"muncul seorang pria berambut ikal dengan wajah cantik dan bulu mata yang panjang yang lentik.
"Apa kau menyukai bungah?"Ucap dia dengan tawa menghiasi wajahnya.
"Kau"ucapku berangkat dari ayunan.
"Haaaaiii"dia tersenyum dengan mata yang tertutup

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang