38. Lee Garam

318 43 0
                                        

Kami bermain sembari tertawa.
"Haaah sudah kutebak kau pasti tersesat"terdengar suara wanita yang itu.
"Maaf Noona kau kan tau sendiri sudah 5 tahun sejak aku meninggalkan Korea "terdengar suara pria.
Dan terlihat 2 orang sedang berjalan keara kami.
"Ahh paman"ucap woonhee berlari keara pria itu.
"Woonhee, lama tidak bertemu"ucap pria itu langsung memeluk Woonhee.
Pria itu, Dimana aku perna melihatnya.
Benar aku melihat wajah pria itu ada di foto yang kemarin.
Kalau tak salah namanya
"Lee Garam"ucapku.
Mata kami berdua bertemu.
Srrt
Dia terdiam sejenak.
Warna rambutnya memang beruba, tapi wajah dan suaranya tak mungkin salah.

"Kau Lee Garam kan"ucapku berdiri.
"Yah lama tidak bertemu siwoon-ah"ucap pria itu tersenyum.
Senyumannya sangat mirip seperti yang ada di ingatan Siwoon.
"Eh kalian sudah saling kenal?"tanya ibu Woonhee.
--
Kami duduk berdampingan dimana Woonhee duduk di pangkuan Lee Garam.
Setelah makan Noona Min Haein (kakaknya Lee Garam) pergi bermain dan hanya meninggalkan kami berdua di karpet.
"Bagaimana kabarmu Siwoon?"Tanya Garam dengan canggung.
"Yah aku baik seperti biasa, bagaimana denganmu. Kudengar kau melanjutkan sekolahmu di luar negri. Itu luar biasa"jawabku tertawa.
"Yah emh, bagaimana dengan kabar yang lainnya?, Apa kalian debut bersama?"tanya Garam padaku.
"Aku,Hejin,sujin dan woojin ada dalam 1 grub yang sama"ucapku
"Begituka, jadi hanya tersisa kalian berempat. Kalian hebat"ucap Garam tersenyum.

Yah, tapi kami tidak debut di agensi lama kita"ucapku
"Eh apa maksudmu?"tanya Garam.
"Direktur itu memukul Woojin dan aku dengan vas besar dan dia juga di tangkap karna kasus pelecehan seksual"ucapku
"Lalu bagaimana dengan debut kalian?"tanya Garam dengan wajah khawatir.
"Aku menemukan seseorang yang mau menjadi sponsor untuk Oct"ucapku datar.

"Sponsor, apa kau gila Siwoon. Mau bagaimanapun bukanka kau tau sendiri betapa berbahayanya jika ini terungkap "teriak Garam memegang pundakku.
"Aku tau, aku tau semua itu. Tapi aku tak bisa membiarkan impian mereka selama 7 tahun pupus begitu saja. Hanya karna debut yang di batalkan"ucapku menatap mata Garam dengan mata berbinar seakan ingin menangis.
Perasaan Siwoon menyelimuti ku.

Grab
Tiba tiba Garam memelukku
"Maaf, ini salahku yang meninggalkan kalian"ucap garam memelukku.
"Maafkan aku karna keluar dengan seenaknya"ucap Garam.
"Jadi katakan padaku Siwoon, apa syarat yang diberikan itu kepadamu sehingga dia mau menjadi sponsor kalian?"tanya Garam
"Kau tak perlu khawatir tentang itu, dia hanya memintaku untuk membuat lagu yang membuatnya ingin tetap hidup"ucapku Tersenyum.

Kami bercerita dengan begitu puas di campur canda tawa.
"Itu dia"terdengar suara.
"Siwoon-Ssi"suara Grigor-Ssi terdengar beserta dirinya yang muncul.
"Manager mu?"tanya Garam.
"Emh, orang itu yang menyuruhnya menjadi maneger kedua kami"ucapku.
"Siwoon-Ssi kami sudah mencari anda dan menelpon anda berkali kali"ucap Grigor-Ssi.
"Ah maaf Grigor-Ssi, handphoneku ada pada Seo-Hyung"ucapku tersenyum.

"Garam mari bertemu lagi lain kali"ucapku tersenyum.
"Siwoon nomormu, berikan aku nomormu"ucap Garam memberikan handphone nya.
Aku mengambil handphone itu dan mengetik nomorku.
"Ah benar Siwoon, beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan So Yoonhe di bandara"ucap Garam.
Tub tiba tiba jantung ku berdetak kencang
"So Yoonhe, SYH?"
"Apakah orang yang sama"
"Aku dengar sekarang dia berkecimpung di dunia akting"ucap Garam.
"Ah begituka"ucapku memberikan handphone Garam.
"Apa kau memiliki nomornya?"tanyaku.
"Nomornya, ah apa maksudnya nomor So Yoonhe?"ucap Garam
Aku mengangguk.
"Kalau tak salah, dia masih belum mengganti nomornya. Klik sudah kukirim lewat KakaoTalk "ucap Garam.
"Terima kasih Garam"ucapku.
"Aku pergi dulu yah"ucapku melambai dan pergi.

Aku berjalan beriringan dengan Grigor-Ssi.
"Grigor-Ssi, kapan jadwal konsultasi ku dengan dokter?"tanyaku
"Besok"ucap Grigor-Ssi menatap layar handphonenya.
"Apa kau bisa menggantinya dengan malam ini?"tanyaku sedikit mencengkram dadaku.
"Baiklah saya akan menghubungi dokter untuk merubah jadwalnya menjadi hari ini"ucap Grigor-Ssi.
Jantungku terus berdetak keras, dan sesekali terasa saki.
"So Yoonhe!"
"Siapa sebenarnya pria itu"
"Apa dia ada hubungannya dengan aksi bunuh diri Siwoon asli?"
"Lalu perasaan aneh apa ini?"
Jantungku berdetak keras, ada perasaan seakan ingin meluap dari dadaku. Tapi dilain sisi rasa kebencian juga muncul.
__
"Siwoon"ucap Seo-Hyung memelukku
"Hiks hiks Siwoon, kupikir aku tidak akan bisa menemukanmu"ucap Seo-Hyung menangis.
"Hahah"aku hanya sedikit tertawa.
"Ini sudah jam 4 sore mari pulang dan istirahat"ucap Grigor-Ssi.
"Lalu seo-Ssi tolong ingat umur anda"ucap Grigor-Ssi.
"Hiks hiks Grigor-Ssi anda tidak akan mengerti perasaan seorang ayah yang kehilangan anaknya hiks hciks"ucap Seo-Hyung tambah menangis.

"Hyung sudah sudah jangan menangis lagi ayo kita ke mobil"ucap Sujin-Hyung dan Hejin menarik Seo-Hyung.
"Hahah astaga"ucapku tertawa.
"Hyung, apa kau mengganti parfum mu?"tanya Woojin.
"Emh tidak"ucapku
"Tapi ada aroma parfum yang berbeda darimu"ucap Woojin.
"Eh benarka?, Ah ini pasti parfum dia tadi"ucapku
"Dia?, Siapa itu Dia Hyung?"ucap Woojin.
Wajah Woojin sedikit menghitam.
"Ah itu tadi, aku tanpa sengaja bertemu Dengan Garam"ucapku
"Garam, maksudmu Lee Garam "ucap Woojin.
"Emh yah"ucapku
"Kami kebetulan bertemu, dia bertanya tentang kabar kita. "ucapku mulai berjalan.
"Begitukah "jawab Woojin
"Yah lalu dia juga menyebutkan tentang So Yoonhe"ucapku
Trrrt
Tiba tiba Woojin menarik tanganku membuatku berhadapan dengannya.
Ssst
Woojin menyentuh wajahku.
"Hyung apa kau akan kembali kepada bajingan itu"ucap Woojin tiba tiba.
"Kembali?"
Aku terdiam, aku tak bisa menjawab pertanyaan Woojin.
Tangan Woojin menggenggam tangan kiriku sangat erat.
"Woojin"
"Kau, apa kau benar benar akan kembali kepada bajingan itu?"
"Tidak boleh Hyung"
Woojin mulai bergumam
"Woojin"
"Kau tidak boleh kesana Hyung"
"Woojin"teriakku menepuk wajah Woojin cukup keras.
"Hyu Hyung?"ucap Woojin sedikit linglung
"Woojin kau menyakitiku"ucapku
"Eh?" Mata Woojin menatap tanganku yang sedikit teremas.
"Ma maafkan aku Hyung"ucap Woojin segera melepaskan tanganku.
Meski tangan Woojin sudah terlepas bekas cengkraman itu masih terlihat disana.

"Maafkan aku"ucap Woojin langsung berjalan meninggalkanku.
"Apa yang sebenarnya terjadi?".

__
Mobil.
Aku dan woojin duduk di kursi paling belakang, Hejin dan sujin berada di kursi tengah dan Grigor-Ssi serta Seo-Hyung bergantian untuk menyetir.
Suasana di antara kami berdua sangat hening, Woojin terus terdiam sembari menghadap keara jendela.
Aku tak tahu apa yang sedang Woojin pikirkan namun alisnya lebih berkerut dari biasanya.
Wajah Woojin mulai berkerut setelah mendengar nama So Yoonhe dari mulutku
Sebenarnya siapa pria itu?.
Lalu maksud Woojin kembali kepada bajingan itu, apa?.
Apa mungkin hubungan Siwoon asli dan So Yoonhe itu bukan hanya teman seperjuangan?.
Apa mereka perna menjalin suatu hubungan.
Aku tak bisa menebak hubungan apa yang dimiliki 2 orang ini hanya dengan beberapa spekulasi saja.

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang