"Karna aku tidak ingin darahmu mengotori lantai, jadi aku akan membunuhmu seperti ini"ucapku menempelkan pistol ke dahi Hejin.
"Apa apa yang kau lakukan"teriak Hejin.
"Apa kau Gilaa"Hejin keras.
"Hentikan Siwoon apa yang ingin kau lakukan"teriak Sujin-Hyung.
"Hyung, turunkan pistol itu. Mari kita bicara dulu"ucap Woojin dengan suara gagap.
"Aku tanya sekali lagi, apa kau benar benar mau mati?"tanyaku
"Yah aku ingin mati!"ucap Hejin
Perlahan Hejin menutup matanya.
"Kalau begitu"ucapku perlahan menggerakan pistol.
"Siwoon, apa yang kau lakukan!"teriak Sujin-Hyung
"Hyung tolong turunkan pistol itu"teriak Woojin."Bukanka lebih baik mati bersama dari pada sendirian "ucapku
Hejin membuka matanya dan pupilnya melebar saat melihat pistol itu sudah berada di pelipis kananku.
"Hyung apa yang kau lakukan?"tanya Hejin.
"Bukanka kau tahu aku sudah mengumumkan tentang rencana bunuh diriku, tapi karna tidak ada pilihan bunuh diri dengan menembak kepala. Jadi kau harus senang Hejin karna kau adalah orang pertama yang akan melihat peluru di pistol ini berselancar dan menghancurkan kepalaku"ucapku tersenyum.
"Hyung, kau bercanda kan!"
"Kau adalah adikku, bukankah tugas seorang kakak adalah melindungi adiknya""Siwoon jangan lakukan itu"ucap Sujin-Hyung berteriak.
"Hei bagaimana jika kau coba tersenyum, matamu menakuti anak anak yang lain"
"Apa kau tidak marah padaku, karna mengambil tubuh Siwoon?""Hyung, tolong letakan itu!"
"Aku Jun Siwoon, kalau tak salah namamu park Woojin kan. Salam kenal yah!"Cak
Aku perlahan menekan pelatuk.
"Tidak "
"Jangan"
"Hentikan"
Brak
Aku terjatuh
Bam
Sebuah peluru melesat dan menembak dinding
3 orang itu memelukku erat sembari menahan tubuhku di lantai.
Eh?, Benar benar masih ada peluru disana!
"Apa- apa yang ingin kau lakukan"ucap Hejin keras.
"Hyung hiks hiks bagiamana bisa kah melakukan ini"ucap Hejin menangis.
"Siwoon kau bodoh kau sangat bodoh dasar bodoh"teriak Sujin-Hyung.
"Jika saja peluru tadi benar benar mengenaimu, hiks hiks"Sujin-Hyung menangis dengan keras
"Hyung kumohon jangan melakukan candaan tak lucu seperti ini lagi"wajah Woojin memerah dengan beberapa tetes air mata yang mencoba keluar dari matanya.Padahal aku awalnya cuma mau menggertak saja, tapi aku benar benar tak mengira kalau masih ada peluru didalam pistol ini.
Padahal aku pikir aku sudah menembakan 5 peluru dari pistol ini.
Aku mengangkat pistol dan aku Barus menyadarinya.
Ahh sial aku mengambil pistol yang salah, pistol ini memiliki 7 peluru, jika tadi aku menembak Hejin dengan jarak sedekat tadi.
Tidak di ragukan lagi kalau tengkorak kepala Hejin akan hancur dan dia akan langsung mati
Syukurlah aku mengarahkan pistol itu kearah ku tadi.
"Haaah"aku menghela nafas lega.
"Kenapa kau malah merasa seperti itu...."teriak Hejin keras dengan air mata berlinang.
Dia menatap tepat kemataku.
Warna biru dalam matanya begitu indah dengan beberapa rona yang bercahaya layaknya sebuah kristal
Srraak
"Syukurlah aku tidak menembakkan peluru itu padamu tadi"ucapku menyentuh wajah Hejin Sembari tersenyum.____
Disisi lain 2 orang pria berambut merah baru saja sampai di bandara.
Salah satu pria itu membuka kacamatanya.
"Princess aku datang"teriak Mike keras
Gubrak
Kevin langsung memukul kepala Mike.
"Kevin apa yang kau lakukan?"ucap Mike
"Suaramu terlalu keras, kau mengganggu orang lain"ucap Kevin dengan tatapan dingin seperti biasa.
"Aku tahu kau senang akan bertemu dengan sioun, tapi kau masih harus menjaga etika mu"ucap Kevin berjalan sembari menarik koper.
"Hei aku ini kakakmu, bagaimana bisa kau melakukan itu"ucap Mike"Berisik!"
Kevin berbalik dengan wajah lelah,
"Aku lelah sekarang, aku ingin tidur. Apa kau menentang keputusanku sekarang?"tanya Kevin.
"Ah ah maaf maaf, ayo kita pergi kehotel"ucap Mike menenangkan._______
3 orang tertidur di dalam kamar yang sama, dengan menyatukan 2 kasur 3 orang bisa muat disana.
Seorang pria berambut hitam berdiri sembari memegang handphonenya.
Dia menelpon dengan wajah serius.
"Ada apa?" bulu mata yang panjang namun tak lentik menghiasi mata yang memiliki kelopak mata ganda itu.
Mata hijaunya sedikit melebar.
"Begitukah, Jadi mereka kembali ke Korea"
Dia terdiam sebentar lalu mematikan teleponnya.
"Siwoon-hyung!"
Tap
"Woojin?"terdengar suara lembut Siwoon dari belakang.
Woojin terkejut dan langsung memasukan hp itu ke kantungnya.
"Hyung, kenapa kau belum tidur?"tanya Woojin dengan senyum canggung.
"Aku haus"jawabku membuka lemari es.
Lalu mengambil botol air yang ada di rak paling bawah."Hyung....."suara Woojin membuatku berbalik.
Tanpa ku sadari Woojin sudah sedekat ini padaku.
Dia tepat di hadapanku, kami hanya berjarak 5 cm.
Tuk
Perlahan Woojin semakin mendekat.
Srrt
Dia menyentuh wajahku.
"Woojin, ada apa?"tanyaku bingung.
Dia menatap tajam keara tubuhku.
Srrt
Perlahan tangan itu mulai turun menelusuri leherku
"Woojin?, Ada apa?"
Lalu berlari ke punggungku.
Dia menyelipkan kedua tangannya kedalam pakaianku dan menyentuh punggungku"Woojin?, Hentikan itu geli!"ucapku
"Hyung, kau harus berhati hati pada laki laki...."ucap Woojin tiba tiba
"Laki laki?, Bukan perempuan?"tanyaku.
"Leher yang ramping,bulu mata lentik, wajah cantik layaknya perempuan....."Woojin terus berbicara tanpa mendengarku.
"Yah seorang pria pasti akan tergoda olehmu...!"ucap Woojin
"Hei Woojin, sebenarnya kau kenapa?"ucapku semakin bingung.
Sentuhan Woojin semakin intens dan itu membuatku menjadi sedikit terganggu.Tangan itu merambat kembali dan beralih kedepan, dia menyentuh perutku dengan jari jari yang cukup panjang dan tebal itu.
"Wo-woojin, hentikan!"ucapku yang tiba tiba merasa aneh.
Aku bersandar pada dada Woojin.
Geli, tidak...
"Woojin hentikan, itu geli..."ucapku meremas tangan Woojin.
"Woojiiiin!" Aku mengangkat wajahku dan menatap Woojin yang lebih tinggi dariku.
Air mataku perlahan keluar dari mataku.
Dia terlihat kaget dan terpaku."Hyun" suara Hejin membuyarkan semuanya.
Woojin tanpa bicara langsung pergi kekamar mandi.
Perasaan aneh masih menyelimuti tubuhku, sentuhan Woojin sangat berbeda dari biasanya.
Aku masih tidak mengerti apa yang baru saja dia lakukan.
Aku menyentuh punggungku dan rasa berdesir di leher masih ada disana.___
Kamar mandi
Syuur Woojin menyalahkan shower dan menyiram dirinya dengan air dingin.
Woojin memukul twmbuk cukup keras sambil perlahan melihat keara celananya, sesuatu yang keras menonjol dari celana Woojin.
Srrrt
Woojin menurunkan resletingnya dan klip celananya, dia mengeluarkan sebuah benda berbentuk daging yang berwarna cera dengan pangkal cukup merah.
Dengan tangan kanan Woojin memegang penisnya sembari memikirkan Siwoon didalam otaknya.
"Siwoon-hyung, siwoon-hyung!"
Tangan dan mulutnya terus bergerak secara bersamaan.Srrt
Woojin membayangkan Siwoon sedang duduk dihadapannya dengan memakai hodie yang perna ia pinjamkan dengan celana dalam melakat di kakinya.
Siwoon tersenyum dan menghisap penis Woojin.
"Woojin!"
Suara Siwoon terbayang di kepala Woojin
Dan
Craat
Cairan sperma Woojin keluar.
"Woojin kau keluar banyak!"suara Siwoon dengan tawa
Dan perlahan bayangan Siwoon itu hilang dan hanya sperma yang mengenai tangannya yang masi ada.
"Sialan!"
"Bagaimana bisa aku menjadi Siwoon-hyung sebagai objek mestrubasi ku"gumam Woojin.___
Di kamar Siwoon dan Woojin.
Ada seorang pria yang masih terbangun dengan handuk di tangannya.
"Woojin, kemarilah"ucap pria berambut coklat itu tersenyum.
Siwoon tersenyum dengan lembut pada Woojin,
Woojin mendekati Siwoon dengan rambut yang masih basah,
Siwoon dengan cepat menggosok rambut itu dengan handuk kecil yang ia pegang.
"Apa tidak dingin mandi semalam ini?"Siwoon melemparkan pertanyaan.
Woojin hanya diam dengan tetesan air yang masih menetes di wajahnya.
Siwoon hanya tersenyum melihat maknae nya yang murung itu.
Dan perlahan mencoba menghiburnya dengan apa yang ia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second life (Bl)
Teen FictionUp setiap hari Senin,Kamis dan sabtu seorang pria berumur 34 tahun yang terus bekerja demi mengejar kepuasan ayahnya yang serakah. tapi meski sudah berkerja bertahun tahun ayahnya Masi tetap tak puas dengan kerja kerasnya dan membuat pria itu mulai...