52

201 27 0
                                    

Srrak
"Hyung, Sujin-Hyung menyuruhku untuk memanggilmu untuk sarapan"ucap Woojin
"Hyung, ada apa?. Kenapa kau menangis?"ucap Woojin mendekatiku.
"Tidak... Ini hanya..."ucapku menutupi wajahku.
"Hyung, apa kau terluka?"tanya Woojin menyentuh pundakku.
"Tidak aku tidak terluka..."ucapku terus menutupi wajahku.
Aku tak mampu menghentikan air mataku, dan Ari mata itu terus terjatuh dari pelupuk mataku.
"Maaf... Hiks hiks maafkan aku"ucapku dengan air mata membasahi wajahku.
"Hyung, tidak apa apa. Kau tak perlu minta maaf "ucap Woojin memelukku.
Dia memelukku dan menyandarkan wajahku ke dadanya.

"Hiks hiks, maaf maaf maafkan aku"ucapku berulang.
"Hyung, Woojin kenapa kalian lama sekali. Sujin-Hyung sudah menunggu kita di meja makan"ucap Hejin yang muncul.
"Eh ada apa dengan Hyung?"tanya Hejin
"Woojin apa kau mengganggu Hyung lagi"ucap Hejin berjalan mendekat.
Gyut
"Kau dasar pria jahat"teriak Hejin menarik telingah Woojin.
"Tidak, aku tidak mengganggu Hyung sama sekali"ucap Woojin.
"Jangan banyak alasan, aku akan mengadu pada Sujin-Hyung agar kau mendapat hukuman"ucap Hejin menarik telingah Woojin sembari berjalan.
Aku perlahan menghentikan air mataku, dan perlahan menunjukan senyumanku.
"Hahah, aku mencintai kalian semua"ucapku tertawa.

"Astaga, hei kalian ini kenapa lama sekali. Sup yang kumasak sudah menjadi dingin karna kalian"ucap Sujin-Hyung mengetuk pintu yang terbuka.
"Lalu kenapa Siwoon berada di lantai?"ucap Sujin-Hyung berjalan kearaku.
"Ayo Siwoon, hari ini bukanka kau ada jadwal syuting. Jadi kau harus makan sebanyak mungkin"ucap Sujin-Hyung memegang tanganku.
"Emh"aku mengangguk.
"Kalian berdua pergi siapkan meja sana"ucap Sujin-Hyung
"Baik baik"ucap Hejin menarik telingah Woojin lalu keluar.

Suasana kamar itu perlahan menjadi hening.
"Apa kau kepribadian kedua Siwoon?"ucap Sujin-Hyung tiba tiba.
"Aku tidak mengerti maksud Hyung"ucapku, karna aku memang bukan kepribadian lain dari Siwoon.
"Kau tidak perlu berpura pura sekarang, aku sudah tahu tentang itu dari direktur"ucap Sujin-Hyung menggenggam tanganku erat.
Aku tak bisa berfikir selain mengiyakan saja.
"Emh"aku mengangguk
"Maafkan aku yang merebut posisinya"ucapku
"Kau tak perlu minta maaf, jadi apa yang terjadi padanya?"tanya Sujin-Hyung.
"Aku tidak tahu,maaf"ucapku sedikit menunduk.

"Kenapa kau minta maaf,angkat kepalamu"ucap Sujin-Hyung.
"Tapi aku...."ucapku
"Angkat wajahmu Jun Siwoon"suara Sujin-Hyung terdengar jelas dan tegas.
Aku yang menunduk memberanikan diriku untuk melihat keara Hyung.
Mataku langsung terbuka lebar, aku melihat Sujin-Hyung menitikan air mata.
"Hyu..Hyung"ucapku bingung.
"Kau bodoh"ucap Sujin-Hyung tiba tiba memelukku.
"Hyung?"ucapku yang masih bingung.
"Apa kau pikir hanya karna kau berbeda aku akan langsung membencimu, apa seburuk itu aku dimatamu. Aku memang perna melakukan kesalahan karena percaya kepada opini publik dan tak mempercayaimu hingga mendorongmu dimana kau ingin melakukan upaya bunuh diri"ucap Hyung
"Tapi kumohon sekali saja andalkan diriku ini, aku tahu aku tidak bisa membantu seperti yang direktur lakukan. Tapi setidaknya aku ingin meringankan sedikit rasa sakit itu"ucap Sujin-Hyung memelukku.
"Hahaha, Hyung kau benar benar persis seperti yang dia (Siwoon) katakan "ucapku tertawa.
"Emh, aku akan melakukannya lain kali. Jadi tolong bantu aku kedepannya"ucapku tersenyum.
"Yah pasti"ucap Hyung.

___
"Astaga kenapa kalian lama sekali"ucap Hejin yang sudah makan
"Hyung apa kau menangis lagi?"tanya Woojin berdiri.
"Astaga brengsek, Sujin-Hyung bagaimana bisa kau mengganggu siwoon-hyung. Dasar bajingan"ucap Hejin menatap hyung dengan tatapan merendahkan.
"Hejin tolong hentikan tatapan itu, itu mengerikan"ucap Sujin-Hyung.
"Hyung aku tidak menyangka kau sebejat itu"ucap Woojin.
"Tidak... Aku tidak melakukannya"teriak Sujin-Hyung keras
___
Siang hari jam 10:00
Myeong-sin Hyung dan Grigor-ssi datang ke asrama.
"Karna hari ini manager Seo sedang izin karna urusan keluarga, jadi hari ini saya dan Direktur-Nim lha yang akan mengantar kalian ketempat syuting kalian masing masing"ucap Grigor-ssi memegang iPad.
"Grigor-ssi, apa terjadi sesuatu terhadap keluarga Seo-Hyung?"tanya Hejin mengangkat tangan.
"Hari ini adalah hari persalinan istri manager Seo,jadi dia harus menemani istrinya"ucap Hyung.
"Tunggu, istri?. Apa Seo-Hyung sudah memiliki istri?"teriak Sujin-Hyung dan Hejin bersamaan.
"Eh ini tidak mungkinkan, orang seperti Seo-Hyung sudah menikah"ucap Hejin kaget.
"Sialan dasar brengsek, aku tidak akan memaafkan rasa terhianati ini. Kau dasar seo Reijeon sialan"teriak Sujin-Hyung keras.
__
Disisi lain
"Hacho!"
"Jeon-ah, apa kau sakit?"tanya seorang wanita berambut biru Dongker yang berbaring di kasur.
"Entah kenapa, aku merasa seperti sedang di bicarakan. " Ucap Seo-Hyung.
"Papa, papa"suara anak kecil terdengar dari luar.
"Seo wonhee jangan lari di koridor"terlihat seorang pria berambut hitam.
"Lee garam, terima kasih sudah mengajak wonhee keluar. Dia sepertinya bosan karna dari tadi di ruangan"ucap Seo-Hyung.
"Apa yang kakak ipar katakan ini, wonhee adalah keponakanku jadi sudah wajar aku melakukan itu"ucap Garam tersenyum.
"Tapi sayang, apa kau benar benar tak masalah. Bukanka kau bilang akhir akhir kau sangat sibuk karna tawaran iklan dan film"ucap istri Seo-Hyung.
"Astaga Yejin-ah,tidak perlu khawatir. Kami punya 1 manager lagi"ucap Seo-Hyung mengupaskan apel sambil tertawa.
"Ajjushi,aku ingin manisan"ucap wonhee yang perlahan menarik tangan garam.
"Eh?, Kenapa tidak membelinya bersamaan dengan barang tadi?"ucap Lee garam menepuk kepalanya.
"Ah aku lupa, ayo ayo beli permen. Beli permen"ucap wonhee menarik narik pakaian Lee garam.
"Ah baik baik, kakak ipar aku akan pergi lagi sebentar. Tolong jaga Noona"ucap Lee garam.
"Baiklah, aku tahu "ucap Seo-Hyung tersenyum.

"Haaaah"perlahan Seo-Hyung menghela nafasnya.
"Jeon, apa kau sungguh baik baik saja. Kau terlihat masih khawatir"ucap istri Seo-Hyung.
"Haaah, yejin bagaimana ini"ucap Seo-Hyung menunduk.
"Ada apa?, Jeon-ah kau sering memendam semua masalahmu sendiri. Jika kau tak bisa memendamnya lagi kau bisa menceritakannya padaku"ucap istri Hyung dengan tatapan yang begitu lembut.
"Emh yah,ini tentang salah satu anak di Grub yang aku urus. Saat pertama kali kami bertemu dia adalah anak yang periang dan selalu menyemangati para teman temannya. Tapi.... Sekitar setengah tahun lalu aku mengetahui kalau dia perna mencoba melakukan aksi bunuh diri"ucap Seo-Hyung memeluk kaki istrinya.
"Tapi bodohnya aku malah tidak tahu apa apa, padahal aku adalah maneger nya. Orang yang seharunya membimbing dan mengawasi mereka"ucap Seo-Hyung mengangkat kepalanya.

"Lalu dalam semalam, semua sifatnya beruba. Dia menjadi lebih pendiam dan tertutup, padahal harusnya aku sudah menyadari hal itu dari sifatnya yang beruba drastis itu. Dan beberapa hari lalu...."ucap Seo-Hyung berhenti
"Jeon-ah, jika kau tak bisa melanjutkan ceritanya,jangan di lanjutkan"ucap istri Seo-Hyung menepuk rambut coklat Seo-Hyung.
"Yejin, aku merasa sangat malu pada diriku sendiri bagaimana bisa aku sangat naif dan tertipu dengan tawa yang dia tunjukan tanpa tahu kalau dia menjadi hancur seperti itu"ucap Seo-Hyung.
"Jeon" Seo-Hyung terus menunduk
"Aku sangat bodoh, sangat sangat bodoh yejin"ucap Seo-Hyung memegang kepalanya.
"Hei jeon"ucap istri Hyung.
"Bagaimana bisa aku sampai sebodoh ini"ucap Seo-Hyung
"Seo Reijeon"teriak istri Seo-Hyung menepuk wajah Seo-Hyung.

"Kau tidak boleh menyerah seperti ini.... Seo Reijeon yang kukenal adalah pria yang tak mudah menyerah, walau kikuk dia selalu mencoba sangat keras"ucap istri Seo-Hyung meras.
"Yejin...."ucap Seo-Hyung mengangkat wajahnya.
"Jangan menyerah semudah itu, kau tidak bisa terus meratapi hal yang sudah terjadi. Tapi kau bisa mencega hal itu terjadi dimasa depan. Jadi.... Tersenyumlah seperti biasa. Senyuman yang mampu membuat wanita berandal ini jatuh cinta kepadamu"ucap istri Seo-Hyung berteriak.
"Yejin... Umh kau benar"ucap Seo-Hyung tersenyum dengan manis.
"Aghkkkh"ucap istri Seo-Hyung memeluknya.
"Eumh,inilah pria yang ku tahu"ucap istri Seo-Hyung.

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang