"Mereka sebenarnya berbicara atau berteriak, aku bahkan masih bisa mendengarnya walau sudah jauh"ucap ku menggaruk garuk kepalaku.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya sampai di sebuah SMA bernama SMA Yongul.
Sekolah yang tak terlalu besar dengan 3 gedung yang bertikan 3.Aku mengambil handphone dari kantung dan mulai menelpon.
Drrrrr
Drrrr
Drrr
"Hallo!"
"Hei dimana kau, aku sudah membawa bekalmu"
"Emh, kau sudah sampai. Diaman kau?"
"Aku berada tepat di pagar depan sekolahmu, cepat kemari atau aku akan melemparkan kotak ini ke sawah""Baik baik tunggu sebentar"
"Aku akan turun"terdengar teriakan dari arah gedung.
Terlihat wanita berambut biru kehitaman melambaikan tangan kearaku.
Matanya berwarna hijau dengan senyum cerah di wajahnya.
Sepertinya aku sudah jatuh cinta kepada gadis gila ini.Tap tap
"Lee Hyunje"ucap Park Earin mendekat.
Dia berdiri didepanku dengan nafas yang tak teratur.
Pak
"Owh"
"Bodoh"ucapku memukul kepalanya.
"Kenapa kau memukulku"ucap Earin keras.
"Itu karna kau booooodoooooh"ucapku memukul sekali lagi kepala Park Earin.
"Aku tidak sebodoh itu "teriak Park Earin menutupi kepalanya.
Tingginya hanya sebatas dadaku jadi sangat puas mengejeknya.
"Ngomong ngomong, kau membawa bekal lebih banyak hari ini. Apa kau ingin makan dengan temanmu?"tanyaku memiringkan wajahku mengapa tensi dalam
"Tidak, ini untuk...."dia sedikit tersenyum malau dengan rona di wajahnya
"Astaga masa pubertas"ucapku menutup mataku sembari menggosok gosok rambut park Earin dan terus tertawa.
Earin terdiam.
"....."
".....?"
"CUT"teriak sutradara.
"Ha Daerim apa yang kau lakukan ,kenapa kau tidak melanjutkan dialogmu"teriak sutradara.
"Maaf, maafkan aku. Aku lupa dialogku maaf"ucap Ha Dearim membungkuk berkali kali.
"Siwoon-Ssi maafkan aku, aku sungguh minta maaf"ucap Ha Dearim membungkuk padaku.
"Emh, tidak apa apa"jawabku menyeka keringatku.
Hari ini benar benar panas.Aku melihat seorang wanita berkacamata dengambut hijau pekat berjalan dan berbisik kepada sutradara
"Astaga.... Ayo kita istirahat 15 menit"ucap sutradara keras.
Aku berjalan perlahan keara Hyung yang berdiri tak jauh dari mobil.
"Selamat atas kerja kerasnya"ucap Hyung mengangkat sebuah kipas kecil yang bisa di pegang dengan 1 tangan.
"Ahhhh panaassss"ucapku membuka mulutku sembari menikmati angin.
"Mau makan sekarang?"tanya Hyung memberikan kipas padaku.
"Yah, kau beli apa saja?"tanyaku
Dia mengambil sebuah tas kertas.
Lalu terlihat beberapa kotak makan yang masih ada logo nama toserba.
"Kau mau apa?, Aku membeli 2 variasi dan juga membeli sekotak tteopoki"ucap Hyung memperlihatkan 3 kotak.
Kotak 1 berisi semua sayuran
Kotak 2 berisi beberapa daging..
"Hyung kau tidak membeli ayam goreng?"tanyaku.
"Sepertinya aku lupa"jawab Hyung menatapku.
"Sudahlah, ayo kita makan"ucapku.
"Biark ku bukakan"ucap Hyung memegang kotak berisi sayuran.
Aku membuka kotak lainnya.
"Aku meminta tteopoki yang paling pedas, apa ini cocok dengan selerah mu?"tanya Hyung menyodorkan sumpit dengan tteopoki di ujung sumpit.Hap
Aku melahapnya.
"Emh ini sama sekali tak pedas"ucapku sembari mulai melahap makanan lainnya.
"Hyung apa kau mau juga, ini tidak terlalu pedas "ucapku tersenyum menjulurkan sumpit keara Hyung yang ada di hadapanku.
"Begituka?"Hyung melahap tteopoki.
"Ukh"
"Pfft hahah kena kau Hyung"ucapku tertawa.
"Jun Siwoon"ucap Hyung menatapku.
"beraninya kau "ucap Hyung berdiri lalu sraak dia tiba tiba menggelitik tekiak ku
"Hen hahah hentikan hahah Hyung hentikan hahah"aku tak bisa berhenti tertawa.
"Crek"Srrt
Hyung tiba tiba terhenti.
"Hyung?"tanyaku menatap Hyung
Aku sedikit tertawa.
"Ini pembalasan"ucapku menerkam Hyung aku menggelitik tekiak nya tapi dia sama sekali tak tertawa
"Eh aneh sekali!"
Apa aku benar tidak bisa tertawa sebelumnya?.
Apa ini benar benar tidak geli?.
"Hei lihat itu!"
"Apa yang dia lakukan!"
"Apa yang mereka lakukan?"
Terdengar suara suara dari belakang ku.
Aku perlahan menoleh dan melihat banyak orang menatap kami.
Dan disanalah aku sadar kalau aku sedang duduk di paha Myeong-sin Hyung.
"Apa yang kalian lihat,apa kalian tidak perna melihat adik kakak sedang bercanda?"ucap Hyung menatap mereka yang melihat kami.
"Apa ini adalah hal yang aneh?"tanyaku pada Hyung.
"Entahlah, aku juga tidak tahu"ucap Hyung membalas ku.
Tapi orang orang masih curi curi pandang pada kami.
Jadi mungkin saja duduk di atas pangkuan Hyung adalah hal yang aneh bagi mereka.
Kalau di pikir juga, aku dulu sering memangku adik kecilku waktu masih kecil.
"Padahal aku sering menggendong Nam Heonie saat kecil dan mereka tidak menatap kami seperti ini"ucap Hyung."Apakah mungkin kalau orang dewasa tidak boleh saling berpangkuan?"tanyaku dan Hyung bersamaan.
"Kalau begitu, bukanka berarti kita sedang melakukan sesuatu yang aneh sekarang"ucapku
"Sepertinya begitu, tapi kau adikku. Memang apa yang bisa dilakukan adik kakak saat mereka bersama?"tanya Hyung.
"Emhhhh"aku melipat kedua tanganku.
"Aku juga tidak tahu....."ucapku terus berfikir.___
"Haaah kenapa hari ini syuting sangat lama"ucapku menepuk nepuk pundakku.
"Kau pasti sudah lelah. Ini sudah lewat jam 6 "ucap Hyung melihat jam tangannya.
Mobil akhirnya terparkir di parkiran yang ada di bawah gedung apartemen.
Kami naik lift.
"Haaaaaaah"ucapku menghela nafas.
"Apa kau lelah, bagaimana jika aku menggendongmu?"tanya Hyung membuka kedua tangannya."Oppa gendong aku, aku lelah sangat lelah"
"Baik kemarilah"
Aku teringat sedikit saat aku menggendong Nam Heonie seperti bayi.
Aku memeluknya dan dia perlahan tertidur sembil bersandar di dada ku.
Dia memeluk leherku begitu erat sampai aku bahkan tak bisa menggerakan leherku waktu itu.
Itu sedikit lucu.
Tapi sekarang dia...
"Haaah, apa kau gila mana mungkin aku mau kau dasar bajingan cabul"teriak gadis berambut hitam yang berumur 20 tahun.
Setiap mengingatnya hatiku sangat sangat sakit.Karna aku tahu rasa di tolak itu sangat menyakitkan, jadi aku tidak mau menolak diriku sendiri.
"Emhh"ucapku merentangkan tanganku juga.
Grub
Hyung menggendongku.
Aku memeluk leher Hyung denggan kaki diantara tubuh Hyung.
"Apa kita perlu membatalkan javgvvnji temu dengan dokter hari ini?"tanya Hyung.
"Emh tidak perlu, aku cuma tidur sebentar"ucapku memeluk semakin erat .
"Begituka,kalau begitu tidurlah"ucap Hyung menepuk rambut coklat ikalku.
"Emh"aku menganggukAku perlahan terlelap dan tertidur.
__
"Emh dimana aku?"
Aku terbangun di tempat yang sama saat bertemu Jun Siwoon.
Tempat yang dipenuhi mawar dengan berbagai warna, terdapat sebuah ayunan berwarna putih dengan bunga mawar yang merambat.
Terlihat seorang pria bvvgrambut coklat yang duduk di ayunan.
Dia sedikit bersenandung dengan suara indahnya.
Clink
Tiba tiba dia menatapku.
"Myeong-sin"ucap Siwoon tiba tiba berjalan dengan menderu kearaku.
"Ap-apa yang kau lakukan?"tergiak Siwoon padaku.
"Aku?, Memang aku melakukan apa?"tanyaku memiringkan kepala ku.
"Ba-bagaimana bisa kau bertingka seperti tidak terjadi apa apa setelah kau duduk di pangkuan dirimu di masa ini"teriak Siwoon keras padaku."Memang apa yang salah dengan itu?"tanyaku bingung
Puk
Siwoon menepuk dahinya
"Aku sering mendudukkan dan menggendong adikku saat kami masih mudah. Dia bahkan sering tertidur dan dia akan ngiler dan itu menodai pakaiku"ucapku menyentuh dagu.
"Jangan katakan kalau kau sedang di gendong dirimu dimasa ini sekarang"ucap Siwoon.
"Emh!"aku mengangguk.
"Aku memeluk lehernya dan memposisikan kedua kakiku di antar pinggangnya. Tapi mungkin sekarang Hyung sedikit memeluk bagian bokongku, aku tahu dia pasti tidak ingin aku terjatuh"ucapku.
"A-a-apa yang baru saja kau katakan...."teriak Siwoon keras.
"Eh....?"
"Ba bagaimana bisa kau melakukan hal se cabul itu dengan dirimu sendiri"teriak Siwoon.
"Eh cabul?, Apa?"
"Hiks hiks huwaaa tuan pahlawanku sudah berubah "teriak Siwoon tiba tiba berlari.
"Hei tunggu... Siwoon apa maksudmu dengan cabul tadi"ucapku mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second life (Bl)
Teen FictionUp setiap hari Senin,Kamis dan sabtu seorang pria berumur 34 tahun yang terus bekerja demi mengejar kepuasan ayahnya yang serakah. tapi meski sudah berkerja bertahun tahun ayahnya Masi tetap tak puas dengan kerja kerasnya dan membuat pria itu mulai...