14. Luka di balas luka

312 36 1
                                    

"Lalu saya mendengar hal yang menarik, dia berkata. Dia tak membutuhkan sebuah agensi yang tak bisa melindungi artisnya. Sehingga mata saya terbuka ternyata publik belum menyorot segala hal tentang perusahaan ini"ucap Myeong sin sedikit tertawa.
"Tuan jika anda berkenan bisakah anda sebutkan nama trainee yang tidak sopan itu"ucap Direktur.
"Kalau aku memberitahumu, apa itu akan berubah. Selain itu cepat atau lambat aku harus memenuhi janjiku padanya"ucap Myeong sin
"Maaf menyela pak presedir. Apa kaitannya janji yang anda sebutkan itu dengan anggota Grub kami?"tanya Sujin-Hyung

"Pfft hahaha" tiba tiba Myeong sin tertawa.
"Jadi begitu yah, dia sama sekali tak membicarakan hal ini pada kalian"ucap Myeong sin
"Bagaimana mungkin ini tidak ada kaitannya dengan kalian. Karna orang yang ku maksud tadi adalah sala satu dari member Oct"ucap Myeong sin.
"Presedir sudah waktunya rapat"ucap Grigor.
"Begitukah sudah saatnya. Baiklah kalau begitu"ucap Myeong sin berdiri sembari membenari jas nya.
"Pikirkanlah dan tanda tangani ini"ucap Myeong sin menyodorkan berkas berkas ke hadapan kami ber4.
"Saya akan menyuruh pekerja ku untuk datang lagi kemari dalam beberapa hari. Jadi tolong siapkan diri kalian untuk berpindah agensi Oct"ucap myeong sin keluar dari ruangan.

__
Brak
Semua benda yang ada di meja terjatuh dengan keras.
"Siapa? Siapa yang melakukan ini?"teriak Direktur keras.
"Siapa diantara kalian ber4 yang melakukan ini?"teriak direktur melepaskan benda benda kearah kami.
Hyung dan Hejin yang terus menunduk sembari gemetar serta Woojin yang hanya bisa terdiam.
Srrk
Aku berdiri dari bangku
"Hyu Hyung"ucap Woojin memegang tanganku
"Aku akan kembali ke asrama, aku mengantuk"ucapku
"Kau itu pasti kau kan"teriak Direktur padaku.
"Aku apa?"tanyaku memiringkan wajahku.

Aku berjalan perlahan meninggalkan kursi.
Brak, terdengar suara keras dari belakangku.
"Woojin"ucap Sujin-Hyung
Aku berbalik, darah mengalir dari kepala Woojin dengan vas bunga yang peca berserakan.
Darahnya terus mengalir memenuhi lantai berwarna putih.
"Kau dasar pria tua sialan"teriakku mengambil kepingan vas yang sudah pecah dan berlari seakan ingin menusukkan benda itu pada pria di hadapanku.
"Hyung hentikan, jangan lakukan itu"ucap Hejin menahanku.
"Aku sudah muak sejak awal. Brengsek sialaan akan kubunuh kau disini"teriakku keras
"Hyung hentikan, Hyung"ucap Hejin menahan tubuhku.
"Kau kau dasar orang gila"teriak pria di hadapanku terjatuh ke lantai.
"Hyung hentikan itu"ucap Woojin memegang kepalanya.
Mendengar suara woojin yang tenang membuat amarahku mulai turun.

"Hyung bawah Woojin pergi kerumah sakit, aku akan mengambil beberapa pakaian Woojin dari asrama lalu menyusulmu"ucapku
"Baiklah kalau begitu"ucap Sujin-Hyung dan Hejin yang membopong Woojin.
"Anak anak apa yang terjadi"terdengar suara teriakan Seo-Hyung yang panik dan langkah kaki cepat terdengar menjauh.
Aku menatap darah woojin yang berlinang di lantai.
Crap aku menggenggam darah itu lalu memercikkan nya pada pakaianku.

Aku menggenggam erat pecahan vas yang ku pegang tadi.
"Hallo Hyung"ucapku menelpon Myeong sin.
"Bisakah kau bisa mengirimkan pekerjamu  kerumah sakit xxx, emh salah satu memberku di rawat di sana. Aku takut mereka akan terkendala karna biaya. Baiklah terima kasih Hyung, ah aku masih di perusahaan NN entertainment. Boleh saja aku akan menunggumu"ucapku mematikan hp
Aku mengarahkan pecahan vas itu keleherku

"Kau apa yang akan kau lakukan"teriak pria di hadapanku
Craat
Aku menyayatkan benda itu keleherku.
"Aku akan membuatmu membayar apa yang kau lakukan pada para member ku selama ini"ucapku
Cuuur dara menetes perlahan.
Aku memegang luka sayatan leherku dengan tahan yang di lurumi oleh darah woojin.
Membuat seperti lukanya terlihat besar.
Clak
Aku berjalan perlahan keluar dari ruangan itu.
Lalu masuk kedalam lift.

Ting
Lift sudah berada di lantai 1.
Aku menarik nafasku, aku mulai berjalan keluar dari lift.
Terlihat seorang pria berambut hitam dengan mata biru pekat.
Aku harus merubah ekpresiku.
Tap mata kami bertemu
"Hyung"ucapku berlari kepada Myeong-sin
"Jun Siwoon apa yang terjadi"ucap Hyung dengan wajah khawatir.
"Hiks hiks Hyung hiks hiks"aku mengeluarkan suara tangisan cukup keras membuat para kerja hanya mengalihkan pandangannya padaku.
"Lehermu berdarah"ucap Hyung menyentuh leherku.
"Direktur, dia memukul Woojin dengan vas bunga. Apa yang harus kulakukan Hyung hiks hiks. Apa yang akan terjadi pada Woojin"tangisku keras.
"Ini" mata Myeong-sin terus terpaku padaku tanganku yang di penuhi darah.
Smirrk
Terlihat sedikit senyuman dari bibir.
Dia lalu menguba wajahnya menjadi datar kembali dalam sesaat.
"Grigor"ucap Myeong-sin menatap wajah Grigor.
"Baik tuan"jawab Grigor mengangguk
"Tenanglah kita harus pergi kerumah sakit sekarang"ucap Myeong-sin.
Myeong-sin menggenggam tanganku dan berjalan keluar dari gedung perusahaan.
Kami masuk kedalam sebuah Mobil.

"Tutupi lukamu dengan ini. Kau cukup pintar bersandiwara, apa kau mengambil kelas akting?"tanya Myeong-sin memberikan handuk kecil padaku.

"Tidak aku tak mengambil kelas akting maupun bernyanyi. Jika melakukan ini saja tidak bisa bagaimana mungkin aku akan menjadi seorang idol yang terkenal"ucapku menahan luka di leherku dengan handuk itu.
"Tapi bukanka kau sedikit sembrono, lukamu bisa saja membekas"ucap Myeong-sin
"Mengorbankan beberapa hal demi mendapat hal yang lebih besar itu sudah hal biasa dalam kehidupan pekerjaan, aku yakin kau menggunakan Prinsip seperti ini juga bukan Hyung"ucapku tersenyum.
"Kau sangat licik anak mudah"ucap Myeong-sin.
"Yah aku tahu itu"jawabku tersenyum

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang