20. Ingatan lain

252 32 0
                                    

Tanggal 22 Bulan 7  Tahun 2014.
Dimasa lalu aku datang ke kota D untuk bernegosiasi tentang Sumber tambang yang ada di kota tersebut atas perintah ayahku.
Negosiasi awalnya berjalan lancar, namun siapa sangka kalau ayahku menaruh seorang Mata mata dalam negosiasi tersebut.
Adu tembak pun tak terhindarkan, dan Akhirnya dari 5 orang yang kubawah hanya aku dan Grigor yang selamat.
Namun Grigor akan terkena tembakan di perutnya yang membuat aku selalu merasa bersalah pada Grigor.

"Alasannya?"tanya Hyung
"Akan ada mata mata Yang dikirim ayah disana, kau tidak bisa mengambil resiko"ucapku
"Bagaimana kau bisa sangat yakin, kalau akan ada mata mata disana, padahal kau baru saja mengetahui tentang Negosiasi ku di Kota D"ucap Hyung merapatkan tanganya.

Pose tangan itu artinya dia Ragu.
Pada awalnya aku membuat sebuah kode tangan untuk memerintahkan para bawahanku tanpa berbicara, namun seiringnya waktu, kode itu menjadi sebuah kebiasaan.

Mengetukkan jari di meja/kursi artinya Menarik/layak di dengar
Merapatkan kedua tangan dan menaruh nya di atas meja artinya Ragu/curiga.
Dan terakhir kalau dia menunjuk seseorang dengan jari kelingkingnya artinya habisi/Singkirkan target.

"Kalau begitu aku akan ikut ke kota D"ucapku Tersenyum.
"Begituka"ucap Hyung tersenyum.
"Aku akan mengepak barangku segera dan pergi bersama Hyung lusa nanti"ucapku mengangguk.
"Emh baiklah, aku akan menyuruh Grigor-Ssi untuk menjemputmu nanti"ucap Hyung.
"Baiklah, kalau begitu tolong juga minta Grigor-Ssi untuk menyiapkan psstpsstpsst"ucapku berbisik.
"Emh tentu"ucap Hyung tersenyum.
_____ Malam harinya
"Eh konser di kota D?"ucap Sujin-Hyung yang sedang meregangkan kakinya.
"Kenapa sangat tiba tiba?"tanya Hejin.
Gluk
Gluk
Aku meminum air dari botol yang ku pegang
"Aku juga tidak tahu, namun Grigor-Ssi mengatakan kalau kalian akan melakukan perjalanan keluar kota pertama kalian"ucap Seo-Hyung memegang tablet
"Kapan itu?"tanya Woojin
"Emh Sebentar, kemungkinan konser akan di adakan 5 hari lagi, tapi Grigor-Ssi berkata kalau kita akan berangkat dalam 3 hari"ucap Seo-Hyung menggeser layar tablet.

Aku menyentuh daguku.
"Apaka dia ingin perjalanan Negosiasi kali ini tidak menimbulkan kecurigaan"gumamku.
"Yah kalau begitu kita harus latihan lebih keras yah"ucap Sujin-Hyung tertawa.
"Itu sudah pasti"jawab Hejin.
Setelah itu Kami melanjutkan beberapa latihan yang seperti neraka.
Tapi meski tarian dan vokal kami semakin bagus, hubunganku dan Hejin sama sekali tak beruba.
Perasaan di abaikan.

____
Jam 00:20 di Kamar mandi

Aku berdiri di hadapan sebuah cermin yang begitu besar.
Srrt mengambil hp di sakuku dan sedikit membaca komentar di Vidio terakhir kami.
"Hei pria center itu, bukanka dia hanya mengandalkan wajahnya saja"
"Dia tidak memiliki talenta apa apa, tapi kenapa dia menjadi seorang idol"
"Berhenti saja, karna kau Hejin-kami terluka"
"Aku dengar dia itu dibesarkan di panti asuhan kan, bukanka berarti dia sedang anak haram"

Komentar terus berlanjut, kata kata hujatan terus tertangkap oleh mataku dilayar.
"Tidak ada orang yang mendukungku, mereka membenciku"ucapku
Prank aku melemparkan handphone ku ke kaca di hadapanku.
Kaca itu peca menjadi banyak bagian dan jatuh ke lantai.
"Sialan, apa yang sebenarnya terjadi padaku"ucapku yang menyikap poni yang menghalangi dahiku.
Dadaku terasa sakit dan sesak.
"Sialan sialan sialan, hentikan ini. Jangan masukan perasaan lama mu padaku"ucapku mencengkram dadaku.
"Aku adalah Myeong-sin dari masa depan, di abaikan dan ditatap dengan kebencian adalah hal yang biasa bagiku. Tapi kenapa... Kenapa sejak masuk kedalam tubuh ini. Semakin hari aku mulai merasakan hal hal yang tak kurasakan sebelumnya"gumamku

"Hiks"
"Sebenarnya apa yang terjadi padaku"ucapku berjongkok sembari menutup wajahku.
"Kenapa aku harus punya emosi tak penting ini, kumohon tolong tarik emosi ini. Kembalikan emosi lamaku. Aku tak ingin merasakan perasaan ini, tolong kumohon"ucapku menitikan air mata.
Esok harinya
"Pagi Sujin-Hyung,Woojin"ucapku berjalan ke meja makan sembari mengucek mataku.
"Siwoon apa yang terjadi dengan matamu, matamu sangat merah"ucap Sujin-Hyung.
"Emh aku hanya begadang menonton Yukub, jadi hahah"ucapku tertawa.

3 hari kemudian
"Kalian bangun, ini sudah pagi. Kita harus bergegas untuk berangkat"terdengar suara teriakan dari Sujin-Hyung.
"Emhhh 5 menit lagi"ucapku memeluk bantal.
"Woojin bangunkan Siwoon kalau masih tidak bangun seret dia ke kamar mandi, Hyung harus menyiapkan sarapan untuk kalian dulu"ucap Sujin-Hyung beranjak pergi.
"Hyung kau harus bangun, jika tidak Sujin-Hyung akan mengamuk"ucap Woojin menggerakan tubuhku.
"Woojin-ah tubuhku seperti menempel di kasur, aku tak bisa bangun"ucapku perlahan membuka mata.
"Haaah"Woojin sedikit menghela nafas lalu menggendongku seperti wanita.
"Kau harus mandi dan sarapan Hyung, jika tidak Sujin-Hyung akan menceramahi mu lagi"ucap Woojin mulai berjalan.
"Rumah, Gomawo Woojin-ah"ucapku tersenyum

__
Saat turun dari gedung apartemen.
Sudah terparkir 3 mobil Van hitam di luar gedung
Kami berdiri di depan salah satu  mobil Van hitam yang pertama.
Srrrt
Pintu mobil terbuka dengan sendirinya.
"Uwaa mobilnya sangat keren"ucap Hejin bersemangat,
Para member masuk satu persatu.
"Jun Siwoon-Ssi anda menaiki mobil yang berbeda dengan para member"ucap Grigor-Ssi di belakangku.
"Eh kenapa begitu, Grigor-Ssi?"tanya Sujin-Hyung
"Direktur memiliki beberapa hal yang ingin di bicarakan kepada Jun Siwoon-Ssi. Jadi beliau meminta Jun Siwoon-Ssi untuk berada 1 mobil dengannya"ucap Grigor-Ssi.
"Ah emh baiklah hoaaam"ucapku menguap dan berjalan ke mobil Van yang ada di tengah.
Srrt
Pintu terbuka dengan sendirinya lagi.
Terlihat seorang pria berjas biru Dongker yang duduk di kursi belakang.
Lalu masuk kedalam mobil.
"Ah kupikir aku akan mati, aku berlatih menari sampai larut malam semalam"ucapku menyandarkan kepalaku.
"Kalau begitu tidurlah masih ada waktu 1 setengah jam lagi sebelum kita sampai ke bandara."ucap Hyung membuka buku.
"Emh kalau begitu bangunkan aku kalau sudah sampai bandara"ucapku tersenyum lalu memejamkan mataku.

Saat tertidur terkadang aku melihat sedikit potongan ingatan dari tubuh Siwoon asli.
Di mimpi kali ini aku melihat Siwoon yang berusia 13 tahun menangis di sudut toilet dengan memar di wajahnya.
"Dia menangis lagi"ucapku
"Hei Jun Siwoon"terdengar suara dari belakangku.
Beberapa pria yang tak ku kenal
"Aku dengar kau seorang anak yang di buang oleh orangtua mu, bukanka itu Artinya kelahiranmu tak di inginkan oleh orangtuamu"mereka berbicara lalu tertawa
Hanya karna lelucon yang tak lucu itu.

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang