21. Ingatan lain

236 31 0
                                    

"Tidak, bukan begitu. Orang tuaku tidak mungkin begitu"teriak Siwoon.
Namun keberaniannya itu membuatnya berakhir dengan memar lebih para bekas kroyokan.
Byuur orang orang itu menyiram seember air bekas pel ke tubuh Siwoon.
"Ewww bau, kau tidak mandi yah"ucap salah satu anak mengejek.
"Hahaha" 2 Orang lainnya hanya tertawa.
Setelah mereka puas memukuli Siwoon mereka pergi meninggalkan Siwoon.
"Hiks hiks hiks"
Siwoon menangis sembari memeluk kakinya.

"Woon"
Suara siapa?
"Siwoon"
"Jun Siwoon"suara itu mengeras dan membuatku segera terbangun.
Shaag aku membuka mataku dengan cepat
Air mata entah kenapa mengalir dari mataku, dadaku terasa sangat sesak aku seakan tercekik.
"Hah hah hah?"
Apa ini, serangan panik. Bagaimana bisa aku punya ini?.
"Hah hah hah" nafasku menjadi semakin tak teratur, dadaku terasa tercekik.

Blub
Terasa seseorang menyentuh rambut dan menutup mataku.
"Tarik nafas Pelan pelan"suara Myeong-sin Hyung terdengar sangat halus dan lembut.
"Ambil nafas perlahan, kau bisa melakukannya."ucap Hyung.
Perlahan perasaan tercekik mulai mereda dada yang terasa terikat mulai melonggar.
"Te-terima kasih Myeong-sin Hyung"ucapku menyentuh tangannya yang ada di mataku.
"Tolong tetap seperti ini untuk beberapa saat saja"ucapku memegang erat telapak tangannya.
__
Trrt
Mobil berhenti
"Direktur kita sudah sampai di Bandara"suara Grigor-Ssi
"Begituka, baiklah"ucap Myeong-sin Hyung
Srrt
Perlahan aku menurunkan tangan nya.
"Apa kau sudah baik baik saja?"tanya Hyung menyentuh dahiku.
"Emh, tak masalah"ucapku tersenyum.
"Begituka"ucap Hyung menyentuh rambut coklat ikalku.
Kami turun dari mobil
"Uwaa akhirnya kita sampai juga di bandara"ucap Hejin meregangkan tubuhnya
"Hyung matamu bengkak!, Apa kau menangis?"ucap Woojin menyentuh wajahku.
"Ah hahah aku hanya sedikit terkena debu jadi mataku perih dang mengeluarkan banyak air mata"ucapku tersenyum.
"Begituka, tolong jaga dirimu baik baik"ucap Woojin tersenyum.
Melihat senyuman kecil Woojin Rasa tercekik didadaku tiba tiba mulai menjadi lebih ringan dari sebelumnya.
"Hahah tentu saja"ucapku tertawa

Setelah turun dari mobil, kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki pesawat.
Pesawat yang besar ini terasa sangat sepi, karna hanya ada kami dan beberapa staff pesawat didalamnya.
___
Beberapa jam kemudian
"Haaah akhirnya sampai jugaaa"ucapku turun dari pesawat
"Kalian pasti lelah karena sudah duduk di pesawat selama 7 jam, kita langsung ke hotel saja hari ini. Besok kita akan berkeliling sekaligus melakukan persiapan konser yang akan di lakukan malam harinya"ucap Hyung menyentuh Rambutku.

"Grigor-Ssi tolong pandu anak anak Kekamar mereka masing masing"ucap Myeong-sin Hyung
"Tolong ikuti saya"ucap Grigor-Ssi berjalan di depan.
"Lalu Hyung bagaimana dengan Negosiasi nya?"tanyaku.
"Itu akan di lakukan lusa"jawab Myeong-sin Hyung.
"Berisitirahatlah"ucapnya menyentuh Rambutku.
"Ah emh"ucapku tersenyum.
Beruba!
Tanggal Negosiasi nya beruba.
Apa ini akan baik baik saja?
Apa mungkin masa depan akan bisa di ubah?.

__Hotel
Brak
"Ah aku sangat lelah, tubuhku terasa akan hancur karna tidur di kursi pesawat yang tak rata"ucapku melompat ke atas tempat tidur.
Hyung merevisi 1 lantai di gedung hotel ini sehingga setiap orang memiliki 1 kamar  ini bertujuan agar kami tak terpisa terlalu jauh.
Tuk tuk
Suara ketukkan dari luar kamarku
Srrt
Aku berjalan dengan enggan.
"Emh siapa?"tanyaku membuka pintu, terlihat Grigor-Ssi berdiri sembari memegang koper barangku.
"Ini barang barang anda"ucap Grigor-Ssi
"Ah Terima kasih, maaf merepotkan"ucapku tersenyum.
Dia hanya mengangguk
"Lalu ini adalah benda yang anda minta saya siapkan"ucap Grigor-Ssi memberikan koper kecil padaku.
"Ah terimakasih "ucapku
"Kalau begitu saya permisi"ucap Grigor-Ssi pergi.
Aku menutup dan mengunci pintu kamar
Dan duduk di tempat tidurku, aku membuka koper kecil itu
Dan terlihat beberapa pistol yang hanya seukuran telapak tangan dengan beberapa peluru didalamnya.

"Aku harus bersiap untuk segala Resikonya, aku berjanji masa depan buruk itu tak akan datang lagi"ucapku mencengkram pistol.
"Dengan ingatanku sebagai Nam Myeong-sin diKehidupan Sebelumnya, aku akan menyelamatkan orang orang ku dan mengubah masa depan kelam itu"ucapku memasukkan peluru dalam pistol.
"Tapi hal pertama yang harus dilakukan adalah".
Bruk
"Tidur"
Zzzzz
__
Disisi lain Kamar Hyung
Sebuah tv besar terpajang didepan tempat tidur dengan rekaman cctv yang terus berputar di sana
"Direktur apa kita benar benar harus menmta matai gerak gerik Jun Siwoon-Ssi "ucap Grigor.
Myeong-sin Hyung hanya mengangguk
"Bukanka anda sudah mengangkat nya menjadi adik anda"ucap Grigor-Ssi
"Jangan Naif Grigor, Saudara kandung saja bisa saling berkhianat apalagi kalau hanya saudara tanpa ikatan seperti saudara angkat"ucap Myeong-sin Hyung memangku dagunya.
Dan telihat dari cctv aku yang tidur dengan koper yang berserakan di kasur.
"Mari kita lihat sampai mana kau akan berpura-pura Jun Siwoon "ucap Myeong-sin Hyung dengan sedikit senyuman di bibirnya.
__
Keesokan harinya
Tuk tuk
"Hyung, apa kau sudah bangun. Hyung"suara ketukan terdengar dari luar
"Suara itu"ucapku terbangun.
Clak pintu terbuka.
"Emh Woojin ada apa?"tanyaku
"Direktur meminta kita turun kelantai pertama untuk sarapan"ucap Woojin
"Ah emh aku akan datang setelah mandi, kau bisa turun duluan"ucapku menggaruk perutku.
"Baiklah"jawab Woojin mengangguk lalu berjalan pergi.
Clak aku menutup pintu.
Srrt mataku terara pada koper berisi senjata.
"Sepertinya aku harus membawa beberapa"gumamku memegang sebuah pistol.
Kota D terkenal karna tingkat kriminal yang tinggi, jadi lebih baik aku berjaga jaga.
__
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian.
Trrk
Aku memasang alat pelontar pistol di lenganku.
Aku menakan tombol di saku ku, pistol akan terlontar dari lenganku dan langsung sampai di telapak tanganku.
Lalu aku juga menaruh sebua pisau lipat dalam kantung celanaku.

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang