53. syuting

129 22 0
                                    

_____
Kembali ke asrama.
3 member lainnya sudah pergi bersama Grigor-ssi menuju tempat mereka syuting iklan.
Dan aku berada di dalam mobil hanya bersamaan dengan Myeong-sin Hyung.
"Dokter mengabari untuk datang untuk konsultasi malam ini"ucap Hyung menyetir.
"Eumh"aku mengangguk.
"Aku mendengar dari manager Seo kau melakukan syuting tanpa kesalahan, apa kau ingin sesuatu sebagai hadia?"ucap Hyung.
"Tidak..."ucapku sembari menggenggam boneka kucing di telapak tanganku.
Suasana begitu canggung, entah kenapa menjadi begitu hening ini bukanlah suasana yang ku tahu.
"Hyung"ucapku
Graat
Tiba tiba mobil terhenti secara mendadak.
"Kau... Baru saja kau memanggilku apa?"tanya Hyung terkejut.
"Hyung..."jawabku singkat.
"Kau apa mung–tin tin tin
Klakson dari belakang kami mulai berteriak begitu meriah menyuruh kami untuk berjalan.
Hyung seakan ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti oleh suara klakson yang menburuh kami.
Akhirnya Hyung melanjutkan perjalanan, mobil berjalan dengan kecepatan sedang.
Hyung terus menatap ke depan terkadang sesekali melihat kearaku.

Tak lama kemudian,
Kami sampai di lokasi syuting.
Kali ini tempat syuting berada di salah satu desa yang cukup kecil.
Mobil berhenti, aku melepaskan sabuk pengamanku.
Dan perlahan memegabg kedua tangan Hyung
"Ada apa , Jun Siwoon-Ssi?"ucap Hyung dengan nada begitu datar.
Aku menganhjat kedua tangan itu dan menyentuhkannya ke masing masing pipiku.
"Aku kembali Hyung"ucapku tersenyum seperti biasa yang ku lakukan.
"Apa kau merindukanku?"tanyaku
Hyung terdiam, lalu perlahan dia menarik tangannya.
Gyuut
Dia memelukku...
"Syukurlah"ucap Hyung membelai rambut orange ku.
"Hyung apa kau membenci DIA (Siwoon) ?"tanyaku
Srrt
Dia melepaskan pelukannya dan menatapku dengan mata berbinar.
"Tidak.... Aku tidak membencinya"ucap Hyung.
"Tolong jangan benci dia Hyung"ucapku menyentuhkan tangannya tepat di dadaku.
"Karna dia lah yang membuatku ada disini, jika tanpa dia aku mungkin tidak akan perna ada dan pertemuan kita mungkin tidak akan terjadi"ucapku tersenyum.

Meski tak lebar Hyung sedikit melengkungkan bibirnya.
"Yah baiklah"ucap Hyung menyentuh rambutku.
"Kau juga, jangan benci aku"ucap Hyung menatapku.
"Mana mungkin aku membencimu, kau adalah orang yang paling ku sayangi di dunia ini"ucapku tersenyum.
Karna kau adalah diriku, dan aku pasti akan melindungimu dari tabrakan itu.

____
Aku duduk Sembari memegang lembar dialog dengan kaos berwarna ungu dengan celana putih pendek dengan gambar semangka.
"Siwoon-Ssi "ucap seorang pria yang merupakan salah satu staff.
"Tolong bersiap, setelah bagian Yoonhe-Ssi selesai. Akan di lanjutkan dengan bagian anda"ucap staff.
"Emh aku mengerti!"ucapku.
....
"Action"
"Sialan kenapa aku harus memakai ini"teriakku yang berpera sebagai Lee Hyunje.
"Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki pakaian pria. Dan itulah adalah pakaian kakakku yang ada"ucap Park Earin yang di perankan oleh aktor bernama Ha Daerim dengan lembut.
"Apa kau lebih ingin tidak memakai celana?"Ucap Park Earin.
"Sialan"ucapku.
"Kemarila, mari makan"ucap Park Earin padaku.
Aku bergerak dan duduk di samping Earin.
"Apa kau memiliki alergi tertentu?"tanya Park Earin memasukan nasi kedalam mangkuk.
"Sayuran"ucapku
"Heh benarkah kau Alergi?"ucap Park Earin menggodaku.
"Kalau ku bilang alergi yah alergi"ucapku dengan sedikit berteriak.

Perlahan hati Hyunje yang sudah beku begitu lama perlahan mulai meleleh, meski Hyunje tak menyadarinya tapi sebuah perasaan sudah tumbuh menyelimuti dirinya sendiri.
Meski dia sudah di besarkan begitu lama dengan kekerasan Dimata park Earin Lee Hyunje hanyalah seorang anak kecil yang belum dewasa.
"Kau siapa namamu?"tanya Park Earin.
"Emh kau benar benar bodoh, bagaimana bisa kau memasukan orang asing yang tak kau kenal kerumah mu dan baru menanyakan namannya setalah beberapa hari"ucapku memakan nasi.
"Kau bagaimana lagi, kau demam selama berhari hari jadi tidak ada waktu yang tepat untuk berbicara"jawab Park Earin.
"Aku Lee Hyunje"ucapku
"Ah begitu, aku Park Earin. Bagaimana dengan umurmu? Berapa umurmu sekarang?"tanya Park Earin.
"Delapn blas"ucapku suara kecil
"Apa?, Aku tidak mendengar mu"ucap Park Earin mendekatkan telinganya.
"Sudah ku bilang umurku itu 18 tahun, ah aku sudah kehilangan selera makanku"teriakku berdiri dari duduk.

"Cut"teriak sutradara.
Kami keluar dari rumah dan kembali ketempat masing masing.
Terlihat Myeong-sin Hyung sudah berdiri di tempatku ku duduk awalnya.
Dia membawa sebuah kantong plastik dengan tulisan toserba.
Aku mendekat keara Hyung
"Hyung,apa yang kau beli?"tanyaku
"Emh makanlah"ucap Hyung menyerahkan kantong itu padaku.
Aku membuka kantong itu dan terlihat beberapa camilan seperti keripik dan berbagai rasa susu.
"Sepertinya enak"ucapku tersenyum sembari duduk.
Aku mengambil sebungkus keripik kentang dari sana.
Tasp
Merobek kantong itu.
"Bagaimana tubuhmu?"tanya Hyung padaku.
"Aku baik baik saja, mungkin beberapa hari tertidur jadi awalnya aku agak berat"ucapku memakan keripik.
"Begituka,aku akan menelpon dokter untuk konsultasi hari ini"ucap Hyung.
"Emh boleh juga, aku juga sepertinya masih ragu kalau dia menghilang atau hanya tertidur. Jadi....."ucapku menyodorkan keripik kepada Hyung.
Grauk
Dia melahapnya dari tanganku.
"Bukankah lebih baik bertanya pada orang yang lebih ahli"ucapku tersenyum.
"Yah itu lebih baik"ucap Hyung mengambil botol susu coklat.
Dia membuka tutup botol dan meminumnya dari botol.

"Kami sempat berbicara, tapi pembicaraan itu tidak berakhir baik"ucapku mengadakan tangan.
Hyung menaruh botol susu coklat yang baru saja dia minum.
"Apa maksudnya?"tanya Hyung.
Gluk
Gluk
Gluk
"Entahlah, saat saat pembicaraan kami masuk kedalam hal yang penting. Tiba tiba suaranya menjadi hancur sepert suara kaset yang penuh goresan"ucapku memberikan botol itu kembali kepada Hyung.
"Begitukah, kau tidak bisa memaksakan hal seperti itu"ucap Hyung menutup botol.
"Hyung...."ucapku
Hyung menatap kearaku.
"Jika aku ada di tubuh ini, apa kau pikir Siwoon memiliki kepribadian yang lain selain kami berdua?"tanyaku.
"Itu tidak menutup kemungkinan, tapi itu belum tentu juga terjadi"ucap Hyung.
"Hyung jika ak–"Siwoon-Ssi tolong stand by, kita akan memulai scene selanjutnya"ucap staff
"Ah, baik"jawabku.
"Aku pergi dulu yah Hyung"ucapku tersenyum.
Puk Hyung menepuk kepalaku.
"Yah jangan sampai terluka"ucapku Hyung Tersenyum
"Emh"aku mengangguk dan berlari.

Kali ini adalah scene dimana Hyunje mengantarkan kotak makan siang untuk Park Earin dan bertemu dengan saudara 1 ayahnya Lee Jiheon.

Aku duduk di sebuah ruangan, orang orang meriasiku dan memberikanku pakaian berbeda.

Karna latarnya sudah 4 hari sejak Lee Hyunje bertemu dengan Park Earin perasaan Hyunje sudah mulai muncul untuk protagonis.

"Kamera rolling, action"teriak sutradara.
Aku berjalan dengan sandal jepit berwarna hijau, memakai sebuah celana training panjang dan kaos berwarna hitam selengan.
"Huwaaa, bagaimana bisa aku yang seorang mafia malah disuru membawa kotak makan siang"ucapku menguap.
Berjalan melewati sawa dan beberapa petani.
"Lee Hyunje, mari kesini"ucap seorang petani. Dia adalah paman dari Earin, Park Del.
"Selamat siang paman"ucapku menyapa.
"Kau mau kemana pagi pagi begini?"tanya pak Park.
"Aku mau mengantarkan bekal makan siang Earin, baru saja dia meneleponku karna lupa membawanya"ucapku mengangkat kotak.
"Astaga gadis itu begitu ceroboh, kalau begitu hati hati yah"ucap pak Park.
"Yah terima kasih"ucapku
"Hei tn.Park siapa pria tampan yang baru anda ajak bicara tadi?"tanya seorang petani ibu ibu.

"Dia teman keponakanku, Lee Hyunje "ucap tn.Park
"Katakan jika dia ingin menikah, kami punya putri dirumah. Kerjaannya cuma membaca komik saja, jadi saya benar benar khawatir "ucap wanita.
"Aiyo apa kau pikirkan ini. Zaman sudah modern sekarang, sudah saatnya kau memberikan piliha. Pada ankmu"ucap tn.park.

Second life (Bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang