"Mau pulang sendiri? ya sudah terserah." Alzam berteriak
Seina berlari tanpa menghiraukan ucapan Alzam
Melihat itu Alzam memutuskan untuk mengikuti Seina dari kejauhan, takut terjadi sesuatu dijalan, walau bagaimanapun kondisi Seina itu kerena dirinya
"Kenapa harus membentak segala sih?" lirih Seina
Seina duduk dibangku halte dengan wajah memerah akibat menangis, bahkan air matanya terus saja mengalir
Alzam memperhatikan Seina. Ia heran kenapa hanya di bentak sedikit jadi menangis
'Lebay banget sih di bentak dikit aja nangis sampe segitunya?' batinnya
"Ini bus kenapa ga muncul sih bikin kesel aja." gerutu Seina
Akhirnya Seina memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki, karena mau pesen ojol pun belum membeli hp baru
Saat diperjalanan Seina dihadang oleh dua preman berwajah sangat, banyak tato diwajahnya
"Neng cantik mau kemana? sendiri aja, mau kita temenin nggak?" goda salah satu preman
"Temenin abang aja yuk." timpal preman lain
Seina ketakutan tapi tetap bersikap tenang
"Maaf permisi." Seina pergi melewati preman itu begitu saja tanpa menghiraukan ucapan mereka
"Mau kemana neng buru-buru amat." tiba-tiba tangan Seina dicekal
"Lepasin! saya mau pulang." teriaknya mencoba melepaskan cekal
"Ayo ikut kita berdua kesana."
"Ogah banget ikut kalian." tolak gadis itu
"Berani banget nolak kita." dua preman itu menarik paksa Seina
"Lepasin aku, kalo ngga kalian bakal aku habisin." ujar Seina
'bwaaahahahha' preman itu mentertawakan Seina
"Coba aja kalau bisa." mereka meremehkan
Sedetik kemudian Seina menepis bahkan memukul perut preman-preman itu
"Ayo siapa takut." tantang Seina memasang kuda-kuda
"Nantangin nih bocah, lo itu masih kecil jangan sok berani, nanti kena pukul nangis."
"Jangan remehkan aku, kalian gatau aja siapa aku! kalo ga berani bilang aja." Seina yang sudah kesal langsung memukul perut mereka
"Aww." rintih preman memegang perutnya kemudian mereka mendekati Seina
"Lo yang mulai nantang dasar bocah." ujar kedua preman
Seina bersikap tenang karena dia menguasai ilmu bela diri pencak silat
Saat kecil Seina belajar silat dari almarhum kakeknya, yang memang ingin mewariskan ilmu bela diri itu pada cucu satu-satunya.
Kakek Seina adalah Guru ilmu bela diri pencak silat dan sebelum kakek meninggal dia memiliki sekolah bela diri pencak silat. Tapi setelah kakek meninggal, sekolah tersebut bubar alasannya tidak ada yang meneruskan.
Seina yang saat itu masih kecil belum bisa meneruskan padahal dia sudah menguasai ilmu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZSEIN
Teen Fiction⚠️ DALAM TAHAP REVISI ⚠️ →Setelah baca tolong VOTE← Kisah cinta rumit antara Alzam Revansyah Askara dan Seina Naraya Bramesta Mereka dipertemukan disekolah SMAN 1 Biakarya Alzam sebagai kakak kelas Seina sebagai adik kelas Dalam pertemuan keduanya...