Di belahan dunia lain Alzam tengah bersiap pulang dari kampus menuju asrama
Di saat melangkahkan kakinya Alzam mendengar seseorang seperti merintih. dirinya celingukan mencari sumber suara. merasa tidak menemukan akhirnya lanjut berjalan
Namun, langkahnya terhenti ketika ada yang berteriak meminta pertolongan
"Someone help me." teriaknya
"Where are you?." kata Alzam
"Turned around " teriak seseorang itu
Alzam berbalik dan mendapati seorang pria tengah terduduk lemah
"Gosh why are you?" pekik Alzam berlari dan membantu pria itu berdiri
"I was hurt by someone." ucap pria itu
"Why did it happen?"
"I don't awwww." pria itu merintih kesakitan
"You're injured. let me take it so that something like this doesn't happen again." kata Alzam
"Thank you."
Mereka sampai di rumah pria itu. Alzam merasa iba dengan penampakan rumah ini yang terlihat kumuh, bahkan lebih terlihat seperti bangkai rumah
"Please sit. I'll get a drink first." ucap pemilik rumah
"Uh, no need to bother. I'm only here for a moment." tolak Alzam
"I do not accept rejection! We can chat a bit." kata pria itu dengan wajah mendominasi meskipun penampilannya kotor tapi wajah pria itu terlihat berwibawa dan memancarkan aura segan
"Okay, sir." Alzam pasrah
Pria itu kembali dengan membawa minum dan menyodorkan pada Alzam. "Please drink."
Alzam segera menyeruput air putih itu. karena menghargai pria itu dan memang kebetulan dia sedang haus
"What's your name young man?" tanya pria itu
"I'm Alzam. what is your name?" Alzam bertanya balik
"Bramesta. just call Uncle Bram"
"I see your face looks like Asian. is my guess right?" tanya Bram
Alzam mengangguk." You are right. I come from Indonesia. You also look un-Canadian?"
Jika ada kesalahan, harap maklum othor gak bisa bahasa engresss
"Benarkah kamu dari Indonesia? kebetulan sekali saya juga berasal dari Indonesia. senang sekali bisa melihat anak muda dari negaraku berada di sini. apakah kamu kuliah?" tanya Bram
"Saya melanjutkan kuliah di sini karena mendapatkan beasiswa." jelas Alzam
"Waw hebat sekali. melihatmu saya jadi teringat sahabat saya yang sudah meninggal 9 tahun lalu. dia juga dari Indonesia, wajahmu begitu mirip dengannya." ucap Om Bram
"Benarkah? kebetulan sekali Om."
"Tapi perasaan saya mengatakan kalau kamu anak dari sahabat saya itu. entahlah mungkin karena saya merindukannya." Om Bram menjadi sendu
"Kalau boleh tahu. siapa nama sahabat Om? kebetulan Papa saya juga sudah meninggal 9 tahun yang lalu." sontak pernyataan Alzam membuat pria itu berbinar
"Namanya Askara. apa itu nama Papamu?" Om Bram berharap Iya
Alzam membekap mulut tak percaya kemudian mengangguk. "Itu nama Papa saya."
Mendengar itu Bram langsung memeluk Alzam. "Benarkah itu? Aska akhirnya aku bertemu dengan anakmu. dia sudah dewasa dan tampan."
"Om benar sahabat Papa? apa Om tahu alamat sahabat Om di Indonesia? saya hanya memastikan," ucap Alzam
"Kalau tidak salah Aska tinggal di Jakarta pusat, jalan...,No..."
"Benar itu alamat rumah kami. artinya Om memang sahabat Papa." kata pria muda itu
"Om tidak nyangka dunia begitu sempit sehingga kita bisa bertemu. sifatmu sama persis seperti Aska. begitu baik pada orang lain bahkan pada orang asing sekalipun." Bram berkaca-kaca mengingat sahabat terbaik sekaligus partner bisnisnya dulu
"Terima kasih Om, saya tersanjung. tapi saya tidak sama dengan Papa karena saya tidak pernah merokok dan mabuk seperti beliau." Alzam mendadak sendu
Bram tahu semua yang menimpa sahabatnya
"Kamu tahu adakalanya seseorang melakukan itu bukan karena keinginannya tapi karena keadaan yang memaksa." Bram tersenyum
"Maksud Om? apa Om tahu sesuatu tentang Papa saya?" tanya pria setengah umur Bram itu
"Sangat tahu. Om akan menceritakan semua padamu, Om harap ini bisa mengubah pandanganmu."
Alzam mengangguk. "Ceritakan lah."
"Dulu Aska memiliki seorang kekasih, tapi mereka tidak di restui oleh kakekmu hingga Aska di jodohkan dengan wanita yang tidak dia cintai dan itu adalah Ibu kandungmu, Zam. mereka menikah sampai akhirnya lahirlah kamu. setelah melahirkan mu, Ibu kandungmu menghembuskan nafas," Bram menghela nafas kecil, kemudian melanjutkan
"Saat umurmu menginjak 1 tahun. Aska menikah lagi dengan kekasihnya dulu dan itu adalah ibu tirimu saat ini. Pernikahan mereka di karuniai satu anak laki-laki. tapi setelah beberapa tahun pernikahan Papamu bercerita pada Om kalau pernikahannya terasa hampa. Papamu selalu mengingat Zena-ibu kandungmu yang telah tiada. mungkin dia sudah mencintai ibumu setelah kepergiannya. hingga Papamu stres akhirnya mengkonsumsi hal-hal yang terlarang itu."
Bram menghela nafas panjang kemudian melanjutkannya lagi
"Dan saat umurmu 10 tahun, Askara menyusul Zena meninggalkanmu, Ibu tirimu Dian, dan adik tirimu. kamu pasti tahu penyebab dia meninggal."
Alzam menyeka air mata begitu kasar. dirinya baru mengetahui kebenaran yang menyakitkan ini. ternyata seseorang yang dia sebut Mama bukan ibu kandungnya
Mama kandungnya sudah meninggal dan Alzam baru tahu nama Mama kandungnya adalah Zena
Papanya mengkonsumsi hal-hal terlarang sampai meninggal itu karena di tinggal Mama Zena
Alzam terpukul setelah mengetahui kebenaran ini
'Mama Zena?' gumam Alzam berkaca-kaca
Halo Readers 👋
Tinggalkan jejak
Vote
Komen ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZSEIN
Teen Fiction⚠️ DALAM TAHAP REVISI ⚠️ →Setelah baca tolong VOTE← Kisah cinta rumit antara Alzam Revansyah Askara dan Seina Naraya Bramesta Mereka dipertemukan disekolah SMAN 1 Biakarya Alzam sebagai kakak kelas Seina sebagai adik kelas Dalam pertemuan keduanya...