Mood bumil

76 3 0
                                    

Beberapa hari Mika kritis, tepat hari ke lima akhirnya sadar tetapi masih di tempeli beberapa alat pada tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari Mika kritis, tepat hari ke lima akhirnya sadar tetapi masih di tempeli beberapa alat pada tubuhnya. Alfian yang saat itu tengah berkuliah langsung melihat kondisi Mika tanpa pikir panjang

Begitu sampai dapat Alfian lihat dibalik kaca bahwa Mika memang sudah siuman tapi Alfian tidak memiliki keberanian untuk menemui Mika, hanya bisa memperhatikan dari kejauhan

Mika sedih karena begitu membuka mata tidak melihat keberadaan Alfian di sisinya, tersenyum kecut memandangi Papanya yang terus saja menciumi dan memeluknya

"Jangan banyak pikiran, Nak," ucap papa melihat Mika melamun

Mika menggeleng sembari tersenyum

"Ya sudah istirahatlah." Papa mengusap lembut rambut Mika

"Cuman ada Papa sendiri ya?" Mika bertanya

"Kemarin ada Fian, tadi Papa juga sudah hubungi mungkin bentar lagi sampai." Mata Mika berbinar mendengarnya

"Beneran ada Fian, Pa?" Papa mengangguk

"Tapi beneran mau kesini kan?" tanya Mika

"Mungkin sekarang di jalan."

Mika bersorak dalam hati, tidak sabar ingin segera bertemu dengan kekasihnya

»»--(♪)--««

"Ngeyel sih dibilang jangan masak juga."

"Aku cuman masakin sarapan buat suami ini masa gak boleh.

"Bukan gak boleh masak sayang, kamu gak boleh capek kan lagi hamil."

"Ya sudah sih biarin istrinya mau masak bentar aja, gak capek kalau masak telur doang."

"Aku bilang jangan ya jangan!"

Seina berkaca-kaca, berdebat dengan Alzam membuat hatinya mudah merasakan sakit padahal perkataan Alzam sama sekali tidak menyakitinya

"Aku minta maaf deh," ucap Alzam menyadari kesalahannya

"Ngapain minta maaf, kamu gak ada salah." ketus Seina

"Kamu nya jangan nangis." Alzam mengelus pipi mulus Seina

Seina menepisnya. "Aku ngerti kenapa  kak Alzam gak bolehin aku masak, itu karena masakan aku gak enak kan? jadi kakak gak mau makan makanan aku."

Alzam menggeleng cepat. "Gak gitu sayang, masakan kamu lezat banget kok."

"Bohong. buktinya aku gak boleh masak."

"Sayang—kamu itu sedang hamil, makanya aku gak mau kamu kecapekan." Alzam terus memberikan alasan yang sama

Seina menunduk kemudian tanpa aba-aba air matanya menetes, tentu saja Alzam terkejut melihatnya

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang