28||Bersyukur

67 7 1
                                    

Setelah mengetahui kepergian Alzam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengetahui kepergian Alzam. kini Seina selalu termenung bahkan di sekolah sekalipun, Pury yang memperhatikan Seina dapat melihat gelagat aneh pada sahabatnya

Ya. meskipun sudah tidak punya apa-apa lagi, Seina tetap melanjutkan sekolahnya. sekarang  menginjak kelas 12. sayang sekali jika berhenti di ujung

"Seina kamu kenapa sih, jangan diem terus dong. aku jadi khawatir," Pury menatap Seina lekat

"Aku gak pa-pa kok." ucap Seina bohong tapi Pury yang sudah hafal sifat sahabatnya ini tidak bisa di bohongi

"Aku tahu kamu lagi ada masalah kan? kita sahabat hampir 3 tahun lho, coba kamu cerita ke aku." Pury memohon

Mendengar itu Seina langsung memeluk Pury, hatinya kacau. setelah semua masalah yang menimpa keluarganya, sekarang Alzam pergi jauh meskipun dia tidak memiliki hubungan apapun hanya sebatas teman

Tetapi Seina sudah menaruh perasaan pada Alzam sejak dirinya kelas 10. Seina pun tahu bahwasanya Alzam mencintai sahabatnya yaitu Mika

"Pury...." gadis itu tidak mampu bicara lagi

"Terus keluarin air mata kamu, kalau gak kuat jangan bicara dulu." Pury mengusap punggung Seina

Tubuh Seina bergetar hebat. dia tidak sanggup berjauhan dengan kakak kelasnya itu

Bersamaan dengan itu Bella dan Mika berkunjung ke kelasnya sedangkan Fira tidak masuk karena sakit

Begitu masuk, Mika di buat terkejut melihat Seina tengah terisak memeluk Pury

"Seina, lo kenapa?" Mika berlari menghampiri kemudian memeluk tubuh sahabatnya

"Pur, Seina kenapa?" Mika menatap Pury di balas gelengan oleh si empu

Beberapa menit kemudian Seina berangsur membaik, tidak lagi terisak meskipun menyisakan segukan kecil

"Sudah baikan?" tanya Mika

Seina hanya mengangguk seraya tertunduk

"Mau cerita ke kita?" pinta Mika

Seina bergeming, tidak tahu harus memulai cerita dari mana

"Ya sudah kalau belum siap." pasrah ketiga sahabatnya

"Aku......" Seina mulai menceritakan segala keluh kesah tentang rumahnya yang di sita pada mereka. namun, dia tidak menceritakan tentang kepergian Alzam

Mika, Pury, Bella langsung memeluk Seina, mereka tidak percaya Seina tengah menderita sekarang ini sedangkan mereka baru tahu

"Kenapa baru cerita sekarang sih? terus lo sama Bunda tinggal dimana?" tanya Mika yang begitu sedih mendengar cerita sahabatnya

"Aku tinggal di rumah bi Ijah pemilik warung depan." kata Seina

"Kok bisa?" sahut Pury dan Bella. pasalnya mereka sangat mengenal Bi Ijah terutama setelah mereka berpacaran dengan sahabat Alzam yaitu Fery dan Nando

Hubungan mereka dekat dua tahun terakhir dan terjalin beberapa couple di antara mereka

Fery berpacaran dengan Pury

Bella berpacaran dengan Nando

Fira berpacaran dengan Galuh

Kekasih mereka sudah lulus dan sekarang sedang berkuliah, ada juga yang melanjutkan bisnis keluarganya yaitu Fery

"Panjang ceritanya." lirih Seina

"Boleh nggak? pulang sekolah kita mampir ke rumah bi Ijah, sekalian nanti jenguk Fira juga." pinta ketiga sahabatnya

"Aku ngomong dulu ke Bi Ijah." kata Seina

»»--(♪)--««

Seina menyebrang untuk menemui bi Ijah, begitu masuk dapat Seina lihat ada Bi Ijah juga Bunda

"Assalamualaikum Bun, Bi." Seina mencium tangan mereka

"Waalaikumsalam nak. sudah pulang?" tanya Bunda

"Iya, oiya Bi. teman aku mau mampir ke rumah Bibi, boleh nggak? mereka mau tahu tempat tinggal aku." Seina bertanya pada Bi Ijah

"Tentu boleh, kuncinya ada di bawah pot bunga mawar, kamu ambil disitu." kata bi Ijah

"Makasih ya Bi, aku pamit pulang sekarang, teman-teman sudah nunggu di depan." Seina segera mengalami mereka lalu keluar dari warung itu

"Yuk. kita jenguk Fira dulu habis itu baru ke tempat tinggal aku." kata Seina pada sahabatnya

Mereka masuk kedalam mobil jemputan Bella menuju rumah Fira. Acara menjenguk Fira telah usai. Kini tujuan mereka ke rumah Bi Ijah

Sampailah mereka di rumah sederhana Bi Ijah yang tampak nyaman

Bu Astuti yang tengah mengambil jemuran di kagetkan okeh mobil yang berhenti di depan rumah Bi Ijah. begitu mereka keluar, Bu Astuti tampak lega ternyata ada Seina di dalamnya

"Bu Tuti kenalin ini teman-teman Seina." Seina mencium tangan dan memperkenalkan mereka

"Cantik-cantik semua ya." Bu Astuti tersenyum ramah

Mereka satu persatu mencium tangan wanita paruh baya itu dan memperkenalkan nama

"Mika."

"Pury."

"Bella."

"Kita masuk dulu ya Bu." pamit Seina dibalas anggukan oleh Bu astuti

"Ya silakan."

"Tetangga bi Ijah ramah-ramah ya Sein." kata Bella

"Iya, beliau dan suaminya juga baik. yang usulin aku dan bunda tinggal di rumah Bi Ijah itu suami beliau." kata Seina

"Beneran? baik banget."

"Aku bersyukur di kelilingi orang-orang baik seperti mereka dan sahabat baik seperti kalian yang masih mau berteman dengan gadis seperti aku." lirih Seina

"Sttttttt jangan ngomong gitu. kita tulus berteman sama kamu, apalagi kita sudah sahabatan hampir 3 tahun." ucap Bella

"Gue dong sudah hampir 5 tahun. ya nggak Sein?" Mika mencairkan suasana yang terlihat sedih dengan kelakarnya

"Iya dong jelas." Seina tertawa

"Nah dari tadi gitu kek, ketawa jangan sedih terus." kata Mika dengan tawa khasnya

"Iya nggak sedih lagi." kata Seina.

'Tapi aku nggak janji karena bukan hanya masalah rumah yang jadi kesedihanku, kepergian dia jadi pemicu terberat' batinnya

'Tapi aku nggak janji karena bukan hanya masalah rumah yang jadi kesedihanku, kepergian dia jadi pemicu terberat' batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Halo Readers 👋

Tinggalkan jejak
Vote
Komen

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang