Lima motor sport berjalan beriringan dengan kecepatan tinggi
"Wuuuuhuuuu asyik banget." teriak para wanita sambil merentangkan tangannya keatas. Para pria hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka
"Alfian makasih banyak sudah mau ikut kita jalan." Seina berteriak di tengah angin kencang
"Gak usah bilang makasih gue seneng bisa jalan sama lo." Alfian juga berteriak kencang hingga terdengar ke telinga Alzam dan Mika yang posisinya berada di depan motor mereka.
Alzam mengendarai motor di posisi paling depan, memimpin rombongan. karena hanya dia yang tahu lokasi yang akan dituju
Dapat Seina lihat jika Mika memeluk pinggang Alzam begitu erat, hati kecilnya perih melihat itu
"Seina, pegangan takutnya nanti jatuh." teriak Alfian
Memang sedari tadi Seina sama sekali tidak berpegangan, Seina bingung harus berpegangan kemana. masa tiba-tiba berpegangan ke pinggang Alfian
"Aku gak tahu harus pegang kemana Alfian." balasnya
Alfian mengambil tangan Seina, diletakkannya di pinggangnya membuat tubuh Seina menempel pada punggung Alfian
"Ih kenapa tarik tangan aku?" hardik Seina yang langsung melepaskan tangan dari pinggang Alfian
"Hahaha lucu banget sih, tadi tanya harus pegang kemana, ya ke pinggang gue lah." Alfian kembali meletakan tangan Seina ke pinggangnya dengan satu tangan
Seina mendelik tapi akhirnya pasrah, daripada nanti terjatuh akan lebih repot
»»——(♪)——««
Perjalanan menuju Bogor terasa begitu lama, selang berapa jam mereka sampai di puncak bogor. Tempat yang sama sekali tidak mereka rencanakan
Mereka memutuskan kesini mengikuti naluri saja, dari pada hanya berkeliling tanpa tujuan mending sekalian melihat pemandangan indah
"Huh sampai juga." mereka langsung turun dari motor
"Langsung keatas aja yuk." titah Alzam di balas anggukan oleh mereka
Mereka melihat sekeliling, tampak takjub dengan keindahan yang ada di depan mata
"Gila sih cantik banget." seru Galuh sekilas melirik Fira, sang gadis nampak cuek bebek
"Yoi, Indah banget." balas Nando melirik Bella, membuat si empu tersipu
"Di suguhi pemandangan indah dengan di temani bidadari cantik." Fery menatap Pury intens, bukan lagi melirik melainkan menatap. Pury hanya mendelik pura-pura tak peduli
"Ehemm para buaya nemu mangsa baru kayaknya." Alzam berdehem
"Iri bilang bos." mereka bertiga melihat Alzam dengan sorotan tajam
"Ngapain iri, di sebelah gue juga ada bidadari paling cantik." Alzam memutar bola mata malas kemudian melirik Mika
"Yaelah sama-sama buaya jangan saling menjatuhkan dong." ujar seseorang ikut nimbrung yang tak lain adalah Alfian
"Lo tuh gak diajak." ketus Alzam
"Sama adek sendiri gitu banget lo, bang." Alfian memasang wajah merajuk membuat Alzam ingin muntah
"Huek jijik banget liat muka lo "
"Kak Azam jangan gitu ke Fian." tegur Mika yang tidak suka dengan sikap Alzam pada Alfian
"Ck." Alzam berdecak sebal
»»——(♪)——««
"Seina, lo suka suasana di sini nggak? tanya Alfian
Saat ini mereka tengah duduk berdua di sebuah kursi kosong dengan menghadap pemandangan yang indah langsungt
"Suka banget Alfi, disini sejuk gak seperti di jakarta yang panas banget."
Seina mengangguk dengan wajah berseriAlfian ikut senang mendengarnya. dirinya sedikit tersadar saat Seina memanggilnya dengan panggilan Alfi. panggilan itu baru pertama kali dia dengar seumur hidup untuknya
"Alfi?" gumamnya pelan namun bisa didengar
"Aku kasih nama panggilan Alfi ke kamu, suka gak? kalau pun gak suka, aku bakal tetap panggil kamu Alfi." ucapan Seina membuat Alfian terkekeh
"Kalau gitu gak usah tanya gue suka atau nggak, Ina." balas Alfian
"Ih, kamu kasih panggilan aku, Ina?" Seina mendelik karena baginya panggilan itu sangat jelek
"Kenapa nggak? gue kan juga mau kasih panggilan spesial buat lo."
"Jangan Ina juga kali, jelek banget." Seina semakin mendelik dan protes
"Terserah gue, tapi menurut gue bagus kok." ucapan Alfian membuat Seina mengerucutkan bibirnya
"Lucu." puji Alfian tanpa sadar
"Siapa yang lucu?"
Alfian menggeleng dan gelagapan, takut Seina mengetahui kalau dirinya melihat bibirnya
Alfian mengalihkan atensinya ketika melihat ada seekor kelinci meloncat kearahnya
"Itu Ina lucu banget kan kelincinya." tunjuk Alfian pada seekor kelinci
"Iya Alfi lucu banget." Seina perlahan mendekati kelinci lucu itu
Interaksi mereka tak luput dari perhatian yang lain, mereka mulai membicarakan kedekatan Alfian dan Seina
"Gemoy banget ya mereka berdua." Pury dari tadi melihat Alfian dan Seina mengelus kelinci
"Kayaknya mereka pacaran deh." balas Fira
"Kalau bener aku setuju sih, secara lihat aja gaya pacaran mereka gemoy-gemoy gimana gitu." Pury gemas sendiri
Mika merasa panas mendengar ucapan teman-temannya pada kedekatan Alfian dan Seina
"Kalian bisa diem gak sih? dari tadi berisik banget,"
"Mik." panggil Alzam, dirinya heran dengan sikap aneh Mika
Halo Readers 👋
Tinggalkan jejak
Vote
Komen❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZSEIN
Teen Fiction⚠️ DALAM TAHAP REVISI ⚠️ →Setelah baca tolong VOTE← Kisah cinta rumit antara Alzam Revansyah Askara dan Seina Naraya Bramesta Mereka dipertemukan disekolah SMAN 1 Biakarya Alzam sebagai kakak kelas Seina sebagai adik kelas Dalam pertemuan keduanya...