52|| Hamil?

47 8 0
                                    

Melihat kepergian Mika dan Alfian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kepergian Mika dan Alfian. Seina pun melirik Alzam yang daritadi diam saja

Ada rasa sedikit bersalah karenanya akibat dirinya mengobrol dengan Alfian malah menyebabkan kekacauan di acara pertunangan mereka dan lagi...Suaminya cemburu

"Kak hadap sini dong." titah Seina menatap Alzam yang tengah menghindari tatapannya

"Hm?" Alzam menoleh

"Maafin aku." Seina menunduk

"Boleh aku tanya sesuatu?" Seina mendongak menatap wajah suaminya lekat

"Boleh."

"Setahun selama aku kuliah di Kanada. apa kamu pernah punya perasaan sama adek aku?" tanya Alzam penasaran.

"Kok nanyanya aneh sih? ya nggak lah."

"Oke." Alzam mengangguk ketus tetapi diam-diam tersenyum

"Masih cemburu?"

"Nggak. siapa juga yang cemburu." elak Alzam

"Lha tadi siapa yang ngomong 'Aku cemburu kamu ngobrol sama Alfian' apa mungkin makhluk halus?" goda Seina

"Enak aja, suami sendiri disebut makhluk halus." Alzam memberengut

"Berarti bener dong kalau kakak masih cemburu." Seina menusuk-nusuk pipi Alzam

"Iya, puas!"

Seketika Seina mengecup pipi Alzam yang tengah kambang kempis karena cemburu

Alzam terkejut sekaligus senang lalu membalas perbuatan istrinya

"Aku senang kakak cemburu," ucap Seina ketika mereka menyudahi kecupan karena di lihat oleh beberapa pasang mata, ya. mereka malu

"Kenapa senang? jawaban gak bermutu." Alzam mencebik

"Gak bermutu apa? Itu artinya kakak cinta banget sama aku, jadi cemburu tahu." Seina kesal

"Yah kamu ngerasa senang tapi aku sesak."

"Aku juga pernah ngerasain sesak beberapa kali kok." wajah Seina memerah menahan tangis

"Kapan?" Alzam menatap istrinya

"Sebelum kita menikah dan sebelum kita jadi teman. Kak Alzam masih cinta sama Mika, perhatian sama Mika kan? Itu dilakukan terang-terangan di depan mata aku sendiri." Seina mengalihkan pandangan ke lain arah, menyembunyikan embunan air di matanya

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang