45|| Menikah

65 8 1
                                    

Hari ini adalah hari paling sakral bagi Seina, akan tetapi gadis yang tengah di rias ini tampak murung, bahkan terlihat tidak bahagia dengan pernikahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari paling sakral bagi Seina, akan tetapi gadis yang tengah di rias ini tampak murung, bahkan terlihat tidak bahagia dengan pernikahannya

Seina tidak henti-hentinya menangis membuat MUA beberapa kali merias ulang

Bunda tidak tega melihat putrinya menangis, ingin sekali memberitahu siapa mempelai pria yang akan menikah dengannya

"Nak, sudah jangan nangis terus, kasian mbak harus merias ulang." kata Bunda

"Iya Bun, maaf." lirih Seina yang ingin sekali kabur saja tapi orangtuanya akan sangat malu jika semuanya terjadi

"Assalamualaikum." salam serentak dari sahabat-sahabat Seina mengejutkan dirinya

"Waalaikumsalam." Seina langsung berlari lalu memeluk keempat sahabatnya, gadis itu menangis sesenggukan

"Lho kenapa nangis?" tanya Mika

Seina menggeleng. "Gak pa-pa."

Bunda mengedipkan mata, memberi kode. keempat sahabatnya langsung mengerti

"Sudah dong jangan nangis, kamu gak boleh sedih, ini kan hari pernikahan kamu." Pury menenangkan Seina

"Kalian gak ada di posisi aku, jadi gak akan mengerti." lirih Seina

"Kita ngerti perasaan lo. tenang aja dia pria baik hati, tampan rupawan. kita kenal sama dia." kata Mika dengan senyum mengembang

"Maksudnya? kalian kenal....."

"Mempelai pria sudah datang, ayuk keluar." teriak Ayah memotong ucapan Seina

Seina pasrah ketika di bawa keluar. kedua tangannya di apit oleh Mika dan Pury, sedangkan Bella dan Fira berada di belakang mereka

Seina dapat melihat sudah ada Alfian dan ketiga sahabat Alzam, tapi Alzam sendiri tidak ada, hingga itu membuatnya semakin yakin untuk menikah dengan pria asing itu

Seina duduk di samping pria yang akan menjadi suaminya, dirinya enggan melihat wajah pria itu

Hingga suasana menjadi tegang, saat Bram berjabat tangan dengan Alzam

"Siap?" tanya Bram, Alzam mengangguk sedangkan Seina menunduk

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, ananda Alzam Revansyah Askara bin Alm Askara dengan anak saya yang bernama Seina Naraya Bramesta binti Bramesta dengan mas kawinnya berupa uang 5 juta, emas 3 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

'DEGH'

'DEGH'

'DEGH'

Nama itu tidak asing bagi Seina. secepat kilat Seina mendongak lalu melirik ke samping. betapa terkejutnya saat melihat Alzam yang duduk di sampingnya menjadi mempelai pria

Alzam menegang tapi sekilas melirik Seina karena sadar Seina tengah menatapnya, lalu Alzam menetralkan rasa tegangnya

Alzam menghembuskan nafas panjang. "Saya terima nikah dan kawinnya Seina Naraya Bramesta binti Bramesta dengan maskawin tersebut di bayar tunai." dengan lantang Alzam mengucapkan ijab kabul tanpa ada kesalahan

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang