09||Perasaan aneh

120 28 2
                                    

Keesokan harinya Seina bersikukuh untuk sekolah, terpaksa Bunda mengizinkan tapi dengan syarat harus selalu bersama Mika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya Seina bersikukuh untuk sekolah, terpaksa Bunda mengizinkan tapi dengan syarat harus selalu bersama Mika

Entah kenapa bundanya begitu mempercayai Mika untuk menjaganya

Sampai pagi ini sang bunda menghubungi Mika agar berangkat bersamanya. bahkan memesankan taksi untuk menjemput Mika menuju rumahnya sekaligus ke sekolah

"Mika lagi Otw." Bunda memberi tahu Seina sembari menyiapkan dua kotak bekal

"Oke, Bun." balas Seina singkat

Seina memperhatikan aktivitas yang bundanya lakukan, "Bunda, itu yang satu lagi buat Mika?" Seina menunjuk dua kotak bekal berisi roti berbalut selai coklat

"Heem." Bunda berdehem saking sedang fokusnya

5 menit kemudian

'Tin'

Suara klakson khas berhenti berbunyi di depan rumah Seina. dengan cepat Bunda dan Seina keluar. Terlihat Mika menuruni mobil, kemudian berjalan kearah Bunda dan Seina. langsung saja Mika berpamitan dengan Bunda untuk langsung berangkat sekolah

"Aku berangkat, Bun." Seina mencium tangan Bunda, Mika pun melakukan hal yang sama

"Bunda titip Seina ya, Mika." pinta Bunda

"Siap laksanakan, Bun." Mika mengangguk dan tersenyum

Seina mendengus kesal, memangnya anak kecil pake di titipkan segala

»»--(♪)--««

Alzam yang baru saja datang. melihat Mika dan Seina turun dari mobil taksi. Alzam langsung menghampiri mereka berdua

"Mik." sapanya pada Mika tanpa menghiraukan Seina yang ada di samping Mika

"Kak Azam." Mika tersenyum melihat Alzam menyapa dirinya

"Lo gak berubah ya." ucap Alzam dengan tatapan penuh kagum pada Mika

"Apanya yang gak berubah? gue masih pendek kayak dulu ya?" Mika sedikit tersinggung, padahal bukan itu maksud Alzam

"Lo tetap cantik dari dulu, bahkan sekarang lebih cantik." Alzam jujur karena yang dikatakannya memang benar

Pipi Mika bersemu merah di puji oleh Alzam. namun seketika mendengus sebal setelah Alzam melanjutkan ucapannya

"Meskipun dulu suka ingusan terus itu ingus dielap ke baju gue."

"Ih kak Azam, jangan di ingetin lagi, ada Seina. gue malu tahu." Mika memukul lengan Alzam

"Eits gak kena." Alzam menghindar dari pukulan kecil Mika

"Ih sini lo." akhirnya mereka kejar-kejaran. ada beberapa siswa lain memperhatikan kemudian banyak yang berbisik

"Si kutub es ketemu pawangnya."

"Itu cewek kok bisa ya deket sama beruang kutub."

"Padahal dia kan dingin banget ke semua cewek."

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang