44|| Menerima perjodohan

49 7 0
                                    

Sesuai keinginannya Alzam hari ini akan pergi menemui orang tua Seina di Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai keinginannya Alzam hari ini akan pergi menemui orang tua Seina di Bandung

Setelah sampai di Bandung, Alzam mencari-cari rumah tempat tinggal Seina yang diberikan oleh Ibu angkatnya. namun, belum ketemu sampai sekarang

Hingga akhirnya Alzam merasa lelah dan beristirahat di warung pinggir jalan. Alzam mengerjapkan mata beberapa kali ketika melihat seorang mirip Seina tengah berjalan dengan menenteng belanjaan

Alzam mengikuti gadis itu dari belakang, ternyata benar itu adalah Seina, lalu Seina masuk ke dalam rumah yang tampak minimalis

Alzam melihat lembar alamat yang kemarin di kasih Bi Ijah dan menyamakan dengan alamat rumah yang dia temui sekarang. ternyata bi Ijah salah memberikan alamat

Lama memperhatikan, Alzam melihat seorang pria mengetuk pintu rumah Seina, kemudian Seina membukakan pintu dengan senyum lebar

Alzam merasa geram, dalam benaknya siapa pria itu?

Seina pergi dengan pria itu entah kemana. Alzam langsung mengetuk pintu selepas Seina pergi

"Assalamualaikum."

'CEKLEK'

"Waalaikumsalam, siapa ya?" tanya Bunda karena belum melihat wajah Alzam secara jelas

"Ini Alzam Tante."

"Alzam.... Ayah sini ada Alzam." teriak Bunda antusias

Alzam merasa aneh dengan sikap Bunda tapi di satu sisi ia senang karena bunda tidak ketus lagi padanya

"Mana Bun?" Bram datang dengan wajah penasaran

"Om Bram." Alzam memeluk Bram

"Kenapa gak kabarin Om kalau mau pulang, Zam?"  tanya Bram

"Biar suprise."

"Mari masuk, ada yang mau Om bicarakan padamu." Bram mempersilahkan

"Tentang perjodohan itu?" tanya Alzam

"Iya, sebenarnya Om gak mau memaksamu tapi putri Om akan di nikahi sama anak juragan sapi di sini. Om mau kamu memberi jawaban sekarang." kata Bram yang tentu saja berbohong

Seketika wajah Alzam memerah menahan sesuatu. "Aku mau menikah dengan putri Om." tegasnya

"Kamu serius, Zam?" Bunda memastikan

"Iya Alzam serius mau menikah dengan Seina."

"Alhamdulillah." Ayah dan bunda bersyukur

"Jadi kapan Om akan menikahkan kami?" tanya Alzam dengan wajah polosnya

"Astaga sudah gak sabar rupanya, terserah kamu aja mau nya kapan." jawab Bram, Bunda tersenyum

"Minggu depan aja Om, Tan. Karena Om tahu sendiri Alzam disini hanya dua minggu dan akan kembali lagi ke Kanada melanjutkan kuliah." jawab Alzam

ALZSEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang