Selesai belanja Alzam membawa Seina ke entah berantah, tapi Seina hanya bisa pasrah karena dirinya yakin bahwa Alzam tidak akan melakukan perbuatan jahat padanya
"Kenapa diam terus?" Alzam berteriak ditengah angin kencang
"Hah? apa kak? coba ulangi." Seina yang melamun jadi tersentak
"Kenapa diam? gak tanya mau gue bawa kemana?" tanya Alzam kali ini dapat didengar oleh Seina
"Memang kalau aku tanya, kakak bakalan jawab?" Seina bertanya balik
"Nggak juga sih." Alzam tersenyum dibalik helm nya sedangkan Seina mendengus kesal
"Ya sudah gak usah ngomong kalau gitu."
"Jangan marah dong."
"Cuman kesal aja." Seina cemberut bibirnya mengerucut seperti ikan buntal
"Lain kali gak usah takut sama gue." Alzam gemas melihat Seina dari kaca spion
"Mau nya gitu, tapi--" ucapan Seina terpotong ketika Alzam memberhentikan motor di pinggir trotoar yang kebetulan jalanan sedang sepi
"Tapi apa?" Alzam menengok kebelakang
"Hah? Kenapa berhenti kak?" Seina membeku dengan tatapan tak percaya
"Terusin dulu ucapan lo yang tadi." geram Alzam seketika membuat nyali Seina menciut
"Aku jujur ya, tapi kak Alzam jangan marah." kata Seina membuat Alzam semakin geram
"Lanjutin!" titahnya
"Kakak suka marah-marah, membentak dan kasar. jadi aku takut sama kak Alzam." air mata Seina mengalir begitu saja karena takut Alzam akan marah dengan penuturannya barusan
Namun siapa sangka, justru pria itu menyeka air mata Seina membuat gadis itu sedikit terkejut
"Jangan nangis. maaf kalau gue selalu bersikap kasar, gue gak tahu kenapa bisa sekasar ini sama cewek padahal sebelumnya gue gak pernah sama sekali."
"Iya, aku maafin." kata Seina yang membuat Alzam senang
Alzam langsung berbalik ke belakang dan memeluk tubuh Seina dengan perasaan hangat. tentu saja perlakuan Alzam membuat Seina terkejut bukan main
'Mungkin kak Alzam sedang patah hati karena Mika pulang sama Alfi. aku gak boleh berharap lebih' batinnya
Alzam melepas pelukan kemudian melanjutkan perjalanan. Tidak selang lama motor terhenti di bawah kolong jembatan
"Kenapa kakak berhenti disini?" Seina mengernyitkan dahi
"Lo gak suka tempat ini?" Alzam bertanya balik sambil meletakkan helm
"Bukan gak suka cuman aneh aja, kenapa kita kesini?"
"Ikut gue nanti lo juga bakalan tahu." Alzam menggenggam erat tangan Seina
Mereka berjalan melewati lorong jembatan, seketika Seina menghentikan langkah, ada perasaan takut di dirinya takut saja kalau Alzam akan berbuat hal aneh
"Gak usah takut, gue gak akan apa-apain lo." ucapan Alzam langsung membuat Seina lega
Setelah masuk kedalam kolong jembatan, mereka sampai di tempat kumuh yang berisi banyak anak kecil yang menyedihkan
Kedatangan mereka di sambut hangat oleh teriakan anak kecil
"Kak Azam datang."
"Yey kak Azam bawa makanan enak lagi." mereka berhamburan mendekati Alzam
"Ini kakak bawa Snack enak buat kalian." kata Alzam seketika anak-anak senang mendengarnya
Mereka menyadari bukan hanya ada Alzam saja, tapi ada gadis cantik juga sedang menatap mereka sambil tersenyum
"Itu siapa kak Azam?" tanya mereka
"Ini teman kakak, ayo kenalan dulu dong." Alzam mengkode Seina
"Kenalin aku Seina teman kak Alzam."
Seina mendekati mereka kemudian mengulurkan tangannyaMereka enggan membalas uluran tangan Seina membuat gadis itu tampak sedih dan murung
'Sepertinya kedatanganku tidak di sukai oleh anak-anak ini' batin Seina
"Kakak jangan salah paham, tangan kami kotor takutnya tangan kakak jadi kotor bersentuhan dengan kita." ujar salah satu dari mereka yang melihat Seina murung akhirnya mereka menjelaskan
"Jadi kalian takut tangan kakak kotor?" mendengar itu sontak Seina berbinar
"Tangan kakak juga sudah kotor, jadi gak pa-pa kok kita bersentuhan." mereka tetap menggeleng
"Sudah jangan di paksa." Alzam berbisik
"Ya sudah di makan dong Snack nya. masa di anggurin doang." titah Alzam membuat anak-anak itu langsung mengambil satu persatu Snack
"Tunggu dulu, sebelum kalian makan sebaiknya cuci tangan dulu." Seina menghentikan aktivitas mereka
"Dimana tempat cuci tangannya?" tanya Seina lagi
"Disana kak, jauh banget." mereka menunjuk kearah sebrang jalan
"Jauh juga ya."
"Kalian pakai hand sanitizer ini aja." Seina lalu mengeluarkan sesuatu di tas selempangnya
"Kita gak tahu gimana cara pakainya kak Seina."
"Sini tangan kalian." Seina mulai menyemprotkan tangan mereka menggunakan hand sanitizer
Anak-anak tertawa gembira karena ini merupakan pengalaman pertama mereka disemprotkan seperti itu
Alzam hanya memperhatikan interaksi mereka, seketika tanpa sadar Alzam tersenyum lebar menyaksikan bagaimana mereka tertawa termasuk tawa Seina
Yang sedikit menggemaskan dan juga apa ya? begitu lah, hanya Alzam yang tahu
Halo Readers 👋
Tinggalkan jejak
Vote
Komen ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZSEIN
Teen Fiction⚠️ DALAM TAHAP REVISI ⚠️ →Setelah baca tolong VOTE← Kisah cinta rumit antara Alzam Revansyah Askara dan Seina Naraya Bramesta Mereka dipertemukan disekolah SMAN 1 Biakarya Alzam sebagai kakak kelas Seina sebagai adik kelas Dalam pertemuan keduanya...