Bab 2

15.5K 130 1
                                    

Dibaca pas udah buka ya <3 (18+)

***

"Jangan di sini Juragan," ucap Sri.

Pak Lik Sugeng menggandeng tangan Sri menuju belakang kebun, lebih tepatnya paling belakang kebun dekat cakruk.

Sesampainya di cakruk, Pak Lik Sugeng membersihkan cakruk yang sedikit kotor karena debu dengan baju yang barusan ia lepas, "Sini, Sri," katanya.

"Saya malu, Juragan," ucap Sri, duduk di samping Pak Lik Sugeng.

"Kenapa harus malu, Sri? Di sini hanya ada aku dan kamu. Ndak ding, ada nyamuk dan bunyi kodok yang menggangu juga," Pak Lik Sugeng berusaha mencairkan suasana. Sri mesem dibuatnya.

Pak Lik Sugeng membantu Sri melepas pakaiannya. Setelah itu, ia melepas pakaiannya sendiri. Mereka sama-sama bertelanjang bulat sekarang. Remang-remang lampu di samping cakruk menyulitkan Pak Lik Sugeng menatap wajah manis Sri.

Pak Lik Sugeng meraba payudara montok Sri, nafsu birahi mulai mendominasi Pak Lik Sugeng untuk terus melanjutkan aksinya. Tangan Pak Lik Sugeng naik ke bibir Sri, membelai bibir penuh itu. Ia mendekatkan wajahnya pada Sri, melumatnya nafsu.

Sri tidak melawan, ia membiarkan Pak Lik Sugeng beraksi dengan bibir dan tangannya. "Hssshhh," Sri mendesah. Sri menarik pakaiannya, mencoba menutupi tubuh telanjangnya dari semilir angin dingin, padahal hal itu sama sekali tidak membantu.

Puas dengan bibir Sri, Pak Lik Sugeng kembali mencumbu tubuh Sri. "Kamu sengaja menggoda aku, Sri?" tanya Pak Lik Sugeng.

"Ke-kenapa Juragan?"

"Tubuhmu benar-benar wangi," ucap Pak Lik Sugeng.

Sri memang memakai parfum. Hadiah dari Pak Lik Sugeng. Sri tersenyum, senang bisa menyenangkan Pak Lik Sugeng karena ia barusan dipuji wangi.

"Hmmm..." Sri kembali mendesah. Sri merasakan sesuatu yang keras di bawah sana.

"Ohh, Juragan..." Sri mendesah, ia menikmati semua rangsangan yang diberikan Pak Lik Sugeng.

"Suka?" tanya Pak Lik Sugeng.

"Iya, Juragan," Pak Lik Sugeng menggigit lalu meremas payudara Sri.

"Ohhh, Juragan..." Sri memejamkan mata, menikmati kepuasan.

Pak Lik Sugeng turun ke bawah ia mengecup kewanitaan Sri sesaat lalu membentangkan kedua kaki Sri. Sri mulai merasakan ujung kemaluan Pak Lik Sugeng mengusap-usap permukaan kewanitaannya.

"Ahhhh..." desah Sri panjang ketika batang kemaluan itu menghujamnya. Sudah kesekian kali mereka bercinta tapi Pak Lik Sugeng selalu merasa Sri masih sempit. Pak Lik Sugeng menikmati jepitan kewanitaan Sri sesaat lalu mulai menggerakkan tubuhnya.

"Ohhh... Ahhh..." desah demi desah terus bersautan.

Pak Lik Sugeng membenamkan wajahnya pada leher Sri. Sri semakin bernafsu merasakan hembusan nafas tak beraturan di lehernya. Sri dibuat melayang oleh Pak Lik Sugeng.

"Sri... Akhhh" Pak Lik Sugeng sampai pada kepuasan. Sri merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari kewanitaannya. Seperti biasa, sehabis bercinta Pak Lik Sugeng selalu memeluk Sri erat.

"Pak Lik!"

"Pak Lik Sugeng!"

Terdengar suara dari kejauhan memanggil nama Pak Lik Sugeng. Pak Lik Sugeng segera memakai pakaiannya, meninggalkan Sri di Cakruk, berjalan kembali ke rumah Wiro. Pak Lik Sugeng hampir lupa kalau ia pergi bersama Juragan Roni. Ia sendiri yang mengajak juragan Roni ke sini tadi.

"Nggih Juragan!"

Penampilan acak-acakan. Baju belum dikancing sempurna. Roni tahu kalau Pak Lik Sugeng melakukan aksi bejatnya dengan Sri. Sedari acara makan-makan di pesta kelulusan Gendhis tadi, Pak Lik Sugeng tak henti-hentinya menatap wajah Sri, seakan siap menerkam.

"Ndak malu, Pak Lik?" Tanya Juragan Roni.

"Hehehe, ketahuan ya, Juragan?" Pak Lik Sugeng menggaruk-garuk kepalanya yang gundul seakan ada kutu besar di sana. Ayo pulang, tuman!" Ucap Juragan Roni.


***


Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang