Bab 55

2.3K 83 8
                                    

Hujan sudah mereda, hanya tersisa rintik gerimis. Nina menepuk-nepuk bahu Juragan Roni. Juragan Roni terbangun dan menjauhkan diri dari Nina. Juragan Roni menyandarkan punggungnya pada talangan cakruk yang basah.

Juragan Roni heran pada kondisi tubuhnya sendiri. Tubuhnya selalu sakit ketika berada di dekat Nina. Saat ada Nina imun tubuhnya seakan menurun.

"Kau melakukan guna-guna?" tanya Juragan Roni, menatap Nina tajam.

Nina mengernyit, tidak paham dengan ucapan Juragan Roni. Sepertinya angin dan hujan menyapu kesadaran Juragan Roni. Nina tidak menanggapi Juragan Roni. Nina memandang kanan kiri, tidak ada Gendhis dan Arman. Hari juga hampir petang. Tidak ada tanda-tanda pekerja yang masih berada di kebun. Cakruk yang Nina tempati terletak di ujung paling barat kebun sehingga jauh dari pintu keluar-masuk kebun. Kemungkinan besar pekerja kebun teh sudah pulang ke rumah masing-masing, termasuk Arman dan Gendhis.

Nina hendak bangkit namun langsung ditarik Juragan Roni untuk duduk kembali. "Kenapa ndak menjawab?" tanya Juragan Roni. Tangan Juragan Roni melingkari pergelangan tangan Nina.

"Juragan ini kenapa?" tanya Nina dengan nada kesal.

"Kau melakukan guna-guna padaku?" ulang Juragan Roni.

"Juragan demam?" tanya Nina.

"Ucapanmu ndak menjawab pertanyaanku!" ucap Juragan Roni.

"Guna-guna apa? Apakah air hujan membentur otak Juragan?" tanya Nina, gemas dengan pertanyaan Juragan Roni yang ngalor ngidul.

"Aku selalu sakit saat bersamamu!" jawab Juragan Roni.

Nina menghela napas panjang. "Jika Juragan masih ingin tidur silakan, lanjutkan mengigaunya, saya izin pulang," jawab Nina dengan suara sejelas mungkin. Nina berhasil menyentak tangan Juragan Roni hingga terlepas dari tangannya.

Juragan Roni menarik kembali tangan Nina agar tetap duduk. "Kau ndak paham juga?" tanya Juragan Roni, gemas. Juragan Roni menggenggam erat pergelangan tangan Nina agar Nina tidak pergi.

"Sejak tadi saya ndak paham apa yang Juragan katakan," jawab Nina.

"Sudah berapa kali kau menemukan diriku dalam keadaan ndak berdaya?" tanya Juragan Roni.

Nina mengingat-ingat. "Beberapa kali," jawab Nina.

"Sering! Seolah kekebalan tubuhku menurun tiap ada kau. Padahal aku jarang sekali sakit," ucap Juragan Roni.

"Seakan kau memberiku rasa sakit dan obat secara bersamaan," lanjut Juragan Roni.

Nina dan Juragan Roni saling pandang. Nina mengingat-ingat setiap kejadian saat bersama Juragan Roni. Nina memang kerap mendapati Juragan Roni dalam keadaan tidak berdaya. Nina tidak tahu jika hal tersebut sampai mengganggu pikiran Juragan Roni.

Pengakuan Juragan Roni yang mengatakan Nina adalah rasa sakit dan obat secara bersamaan cukup menyentil hati Nina. "Mungkin karena reaksi tubuh anda terlalu berlebihan," jawab Nina.

"Aku berlebihan?" tanya Juragan Roni.

"Pertanyaan yang harusnya dijawab oleh Juragan sendiri," jawab Nina.

"Kau yang membuatku seperti ini," ucap Juragan Roni, frustasi.

"Apa yang saya lakukan?" tanya Nina.

"Pertanyaan yang harusnya dijawab olehmu sendiri," jawab Juragan Roni, meniru ucapan Nina.

"Juragan, kau membuatku ragu. Apa yang Juragan lakukan mungkin akan disalah artikan oleh orang lain," ucap Nina.

Juragan Roni mengangkat alisnya, meminta penjelasan dari Nina.

"Bagi saya, interaksi Juragan dan saya tidak selayaknya juragan dan bawahan," lanjut Nina.

Juragan Roni diam. Nina seharusnya tahu apa yang ia rasakan, namun Nina tidak dapat mengekspresikannya sehingga menimbulkan tanya dan ragu.

"Kau merasakannya juga?" tanya Juragan Roni. Nina diam, meminta Juragan Roni melanjutkan ucapannya.

"Ada ikatan diantara kita, Nin," ucap Juragan Roni. Tangan Juragan Roni turun, menggenggam telapak tangan Nina. Juragan Roni dan Nina saling pandang. Mereka terhanyut dalam perasaan masing-masing. Perasaan yang selalu Nina tolak mentah-mentah. Juragan Roni pun demikian. Bohong jika Juragan Roni terlihat tidak peduli dengan Nina. Karena faktanya setiap hari Nina selalu singgah di kepalanya.

"Seolah-olah kau milikku dan aku milikmu," lanjut Juragan Roni. Telapak tangan kanan Juragan Roni naik leher Nina, membawa wajah Nina untuk dekat dengannya. Nina menutup mata. Merasakan bibir Juragan Roni menyentuh keningnya lama.



***


Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang