Bab 58

2.1K 79 5
                                    

Nina selalu menyempatkan membaca sebelum tidur. Sama seperti perempuan lainnya, Nina juga menyukai buku-buku romansa. Buku-buku Nina tersusun rapi di rak bambu sederhana yang ia buat. Buku-buku Nina hampir memenuhi rak tersebut, mungkin Nina akan membuat rak tambahan kapan-kapan.

"Nina!"

Nina menutup bacaannya, memasukkan kembali buku yang ia baca ke rak. Nina mendekatkan diri ke jendela karena beberapa kali ia mendengar ketukan disertai panggilan namanya.

"Buka Nin," ucap seseorang dari luar.

"Juragan?" bisik Nina.

Nina membuka pengait besi atas dan bawah dengan hati-hati. Setelah jendela terbuka, Juragan Roni masuk ke dalam kamar Nina. Nina menutup jendela kamarnya, namun sebelum itu Nina menengok keluar jendela untuk melihat kanan kiri, memastikan tidak ada yang melihat kedatangan Juragan Roni.

"Juragan benar-benar keterlaluan," ucap Nina, menggeleng-gelengkan kepala dengan tangan bersedekap di dada.

Juragan Roni tersenyum manis, memandang Nina dengan berbinar. Nina yang dipandang ikut tersenyum lalu mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"Kau ndak rindu aku?" tanya Juragan Roni.

Nina memandang Juragan Roni dengan heran. "Tadi siang kan baru saja jumpa," ucap Nina. Siang tadi Juragan Roni lagi-lagi datang ke kebun teh tidak sesuai jadwal. Kedatangan Juragan Roni tidak lain untuk menengok Nina. Juragan Roni merasa hampa jika sehari tidak melihat wajah Nina.

Sebenarnya saat di kebun, Juragan Roni ingin dekat dan berbincang dengan Nina. Namun apa yang akan dilakukan Juragan Roni hanya akan mempersulit Nina. Jadi keputusan terbaik adalah dengan tidak ada sapaan dan perbincangan sama sekali agar Nina tetap aman. Juragan Roni cukup memandang Nina dari jauh dan sesekali mengalihkan pandangan agar tidak ketara pekerja lain.

"Kan tadi, sekarang ndak rindu?" tanya Juragan Roni, bertingkah seperti anak kecil.

Nina heran, badan sebesar itu bisa bertingkah layaknya anak kecil. Ada perasaan menggemaskan sekaligus kesal secara bersamaan ketika Juragan Roni mulai bertingkah kekanakan. "Ada apa, Juragan?" tanya Nina.

"Kau ndak menjawab pertanyaanku!" ucap Juragan Roni lalu menidurkan diri di tempat tidur Nina.

Juragan Roni sebenarnya cukup lelah dengan aktivitas di pabrik gula. Mesin-mesin di pabrik gula sudah dipasang ulang, namun stok tebu yang melimpah menyebabkan pekerja harus lembur. Hal tersebut dikarenakan pabrik mengalami pembenahan internal hampir dua minggu, sehingga tebu dibiarkan menumpuk di gudang penyimpanan. Juragan Roni sebenarnya tidak menyukai pekerjanya lembur, karena waktu bersama keluarga akan berkurang. Namun demi lancarnya operasional pabrik gula, mau tidak mau mereka harus lembur. Juragan Roni tidak memaksa pekerjanya untuk lembur, namun mayoritas dari mereka dengan sukarela menawarkan diri untuk lembur.

"Iya Juragan," ucap Nina. Nina duduk di tepi tempat tidur. Juragan Roni berguling mendekat ke arah Nina dan melingkarkan lengannya pada pinggang Nina. Nina tetap berada pada posisi duduk walau Juragan Roni menggodanya untuk ikut tidur bersamanya.

"Iya apa?" tanya Juragan Roni dengan mata menutup. Juragan Roni mengirup aroma Nina dalam-dalam. Aroma yang kini menjadi favorit juragan Roni.

"Rindu Juragan," jawab Nina, menengok Juragan Roni yang menutup matanya.

Nina hendak melepaskan diri dari rengkuhan Juragan Roni, namun Juragan Roni malah semakin mengeratkan rengkuhannya, membuat Nina terhuyung dan berakhir terlentang di kasur. Juragan Roni membuka matanya dan tersenyum puas.

Nina mencoba memberontak. "Sttt, Mbah Ami akan dengar nanti," ucap Juragan Roni. Alhasil Nina langsung terdiam. Juragan Roni semakin menempelkan dirinya pada Nina, menenggelamkan wajah pada cekukan leher Nina, dan memeluk Nina erat.

***

Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang