Bab 63

2.6K 83 6
                                        

"Sudah?" tanya Mbok Nah.

Gendhis dan Nina sudah berada di kediaman rumah Juragan Roni. Mbok Nah menyambut Nina dan Gendhis dengan bingung. Dua perempuan di depan Mbok Nah tak kunjung pergi. Nina dan Gendhis mengantarkan taplak meja bordir di kediaman Juragan Roni. Dua taplak meja yang dijahit oleh ibu Gendhis, Bu Wiro. Tadinya Bu Wiro heran karena Gendhis memaksa untuk mengantar pesanan taplak bordir yang dipesan Mbok Nah. Taplak dengan bordir mawar dan dedaunan rencananya akan digunakan untuk mengganti taplak meja makan dan ruang tamu yang telah usang. Bu Wiro diminta oleh Mboh Nah yang beberapa hari lalu datang langsung di kediaman Bu Wiro.

"Apakah kami bisa melihatnya langsung ketika dipasang di meja?" tanya Gendhis, mencari alasan.

Mbok Nah mengernyit. Mbok Nah memandang Gendhis dan Nina bergantian. Dua gadis di depannya seperti memohon penuh harap.

"Supaya tahu pas atau ndak," ucap Gendhis.

Mbok Nah mempersilakan Gendhis dan Nina masuk lewat pintu belakang. Gendhis dan Nina mengekori Mbok Nah dengan diam. Tujuan pertama adalah ruang tamu. Mbok Nah memberi kode lewat matanya agar taplak bordir dipasangkan di meja ruang tamu. Nina memasang taplak meja, sedangkan Gendhis melipat taplak meja yang sudah usang lalu diserahkan pada Mbok Nah. Selanjutnya mereka menuju ruang makan. Taplak meja untuk ruang makan lebih besar dari taplak meja ruang tamu. Gendhis dan Nina bekerja sama memasang.

"Mbok, tungkunya ambrol!" ucap salah seorang abdi dalem, berlari menuju Mbok Nah.

"Ambrol lagi?" tanya Mbok Nah. Mbok Nah bersama abdi dalem tadi berjalan cepat ke arah dapur.

"Kalian bisa melanjutkan memasang," ucap Mbok Nah ketika sampai di ujung pintu.

Ketika Mbok Nah sudah tidak terlihat, Nina dan Gendhis menghembuskan napas lega. Nina dan Gendhis segera memasang taplak lalu mengamati sekitar.

"Bukankah Juragan Roni harusnya sudah pulang?" tanya Gendhis.

Nina menggeleng, tanda tak tahu. "Apa kita terlalu cepat, Ndis?" tanya Nina.

"Ndak mungkin, jam empat bapakku biasanya sudah pulang. Harusnya Juragan Roni sudah pulang sejak tadi," jawab Gendhis, sambil melihat jam besar yang ada di pojok ruang makan.

Tiba-tiba Nina dan Gendhis mendengar suara mobil berhenti disusul sapaan beberapa abdi dalem yang ada di halaman. Nina dan Gendhis saling pandang, yakin bila orang yang turun dari mobil adalah Juragan Roni.

"Lihat wajahku Ron, merah kan?" tanya Belinda.

Belinda bergelayut di lengan Juragan Roni. Belinda dan Juragan Roni pulang dari pasar. Mereka sudah berada di pasar sejak pagi. Belinda terus memaksa Juragan Roni untuk mengajaknya jalan-jalan. Awalnya Juragan Roni asal ucap akan mengajak Belinda ke pasar. Belinda orang yang menjaga kebersihan, jadi Juragan Roni yakin tidak mungkin Belinda menyetujui ucapannya. Namun ternyata Belinda antusias dan cepat-cepat mengajak Juragan Roni berangkat ke pasar. Alhasil Juragan Roni pergi ke pasar dengan Belinda hingga sore hari. Memang cukup lama karena Belinda beberapa kali mengajak berhenti di beberapa objek yang menurutnya cantik, seperti sawah dan beberapa tempat yang ditumbuhi bunga-bunga liar.

Juragan Roni menatap kaget perempuan di seberangnya. Juragan Roni buru-buru melepas tangan Belinda. Berbeda dengan Juragan Roni, Belinda menatap Nina dan Gendhis dengan tatapan terganggu. Dua perempuan yang Belinda tidak tahu namanya menatap Belinda kaget.

"Siapa Ron?" tanya Belinda.

"Nina," ucap Juragan Roni, melewati Belinda untuk menghampiri Nina yang berdiri termenung di ruang makan. Juragan Roni bahkan tidak memperhatikan Gendhis karena pandangannya langsung tertuju pada Nina.

Rencana sepulang dari pasar, Juragan Roni ingin segera makan karena tenaganya habis menghadapi celotehan Belinda. Setelah turun dari mobil Juragan Roni masuk lewat pintu belakang. Ada dua pintu belakang, pintu belakang menuju dapur dan pintu belakang menuju ruang makan. Juragan Roni masuk pintu belakang menuju ruang makan disusul Belinda yang tiba-tiba menarik lengan tangannya.

"Kami mengantar taplak meja," ucap Nina.

Juragan Roni memandang taplak meja sekilas, lalu kembali menatap Nina. "Terima kasih, bordirannya bagus sekali, memang sejak kemarin seharusnya diganti," ucap Juragan Roni dengan ramah.

"Ibu Gendhis yang membuatnya," ucap Nina.

"Ibu Gendhis ya? sampaikan ucapan terima kasih dariku," ucap Juragan Roni, memandang Gendhis. Gendhis menanggapi dengan anggukan.

"Temanmu?" tanya Belinda. Belinda memandang Nina dan Gendhis bergantian, menilai mereka.

"Nina dan Gendhis," ucap Juragan Roni, memperkenalkan pada Belinda.

"Belinda," ucap Belinda, menyalami Nina dan Gendhis bergantian.

"Jadi kau memanggilkan teman perempuan untukku Ron? terima kasih," ucap Belinda, tersenyum manis menatap Juragan Roni.


***

Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang