Bab 68

1.1K 86 14
                                    

Hai semua, pastikan kalian follow akun wp ini supaya tahu aku bakal update atau nggak karena aku ngasih taunya di wall wattpad aku.

Makasih ya sudah sabar menunggu. Maaf ngilang-ngilang dan lama ga update. Tapi aku suka di teror kalian kok 🤭. Makasih juga yang sudah memberi semangat 😍.

Ayo silent readers tunjukkan tanda-tanda kehidupan 🙈

~Selamat membaca~


***


"Aku bisa jelaskan Nin, kau hanya perlu percaya padaku," ucap Juragan Roni.

"Jelaskan," jawab Nina.

Nina dan Juragan Roni duduk di atas batu besar. Mereka duduk berjauhan, menjaga jarak.

"Kami memang sempat bersama, aku akui dia memang kekasihku-"

"Cukup," ucap Nina, memotong pembicaraan Juragan Roni.

"Nin!" Juragan Roni berdiri, mendekat ke arah Nina yang seperti hendak beranjak entah ke mana.

Nina tidak beranjak ke mana-mana, ia hanya memandang pohon-pohon tinggi dan langit biru dihiasi burung-burung. Nina memejamkan matanya. Merasakan harum hutan yang khas. Nina tahu Juragan Roni mendekat ke arahnya. Nina pun tahu apa yang akan Juragan Roni katakan. Juragan Roni hanya akan membuat pembelaan tentang dirinya. Nina merasa salah, bukan salah atas perasannya, namun karena sejak awal tidak menggali informasi lebih dalam tentang Juragan Roni. Nina membiarkan perasannya mengalir begitu saja, aliran perasaan yang dibiarkan saja kini membentur bebatuan.

Nina berbalik menghadap Juragan Roni yang sedari tadi menunggu Nina berbicara. "Lanjutkan hidup Juragan," ucap Nina dengan senyuman tulus.

"Nin!" Juragan Roni menggapai tangan Nina dan menggenggamnya.

"Kau tahu bagaimana perasaanku sesungguhnya," ucap Juragan Roni dengan nada panik.

"Bagaimana?" tanya Nina, senyuman masih melekat di bibir Nina.

"Hanya kau Nin yang ada di pikiran dan hatiku," ucap Juragan Roni.

"Lalu bagaimana dengan Belinda?" tanya Nina.

Tidak ada jawaban dari Juragan Roni. Nina tahu Juragan Roni pasti bingung dan takut jika salah menjawab.

"Di awal tadi sudah Juragan katakan bahwa Belinda kekasih Juragan bukan? Sampai sekarang kan? Mengapa ndak mengatakan sejak awal? Mengapa malah menumbuhkan perasaan lain?" tanya Nina, mencecar Juragan Roni.

"Juragan, bukan hanya Juragan yang salah, saya juga salah karena menyukai kekasih orang, kita sama-sama salah," lanjut Nina.

Juragan Roni hanya termenung menatap Nina.

"Harusnya, harusnya jika sejak awal Juragan mengatakan memiliki kekasih, pasti semua ini ndak akan terjadi," ucap Nina.

"Aku tidak menyesal menyukaimu," jawab Juragan Roni.

"Bagaimana dengan Belinda? saya yakin Juragan juga ndak menyesal menyukai Belinda," jawab Nina.

"Semua pasti ada masanya Juragan. Mungkin saya bagian dari rasa suka sesaat," ucap Nina.

Nina merasakan tangan Juragan Roni berkeringat padahal kondisi hutan sedang sejuk. Nina tahu Juragan Roni sedang berperang dengan isi kepala dan hatinya.

"Aku masih menyukaimu," ucap Juragan Roni.

"Belinda lebih lama membersamai Juragan kan?" tanya Nina. Juragan Roni diam. Dari kebisuan Juragan Roni, Nina yakin Juragan Roni pasti sudah sangat lama menjalin hubungan dengan Belinda.

"Saya ndak menyesal menaruh perasaan pada Juragan Roni. Saya juga ndak berhak menyuruh Juragan Roni berhenti atau tetap menyukai saya. Namun yang harus Juragan Roni ketahui, hubungan yang berdasar kebohongan adalah kesalahan," ucap Nina.

Nina melonggarkan genggaman tangan Juragan Roni. Juragan Roni membiarkan Nina membebaskan tangannya. Tidak lama kemudian Pak Puji, Bu Puji, dan Arman datang. Nina, Pak Puji, dan Bu Puji melanjutkan pekerjaan, menaruh kayu-kayu ke kereta lalu kembali pulang.

Arman berada di samping Juragan Roni, melihat kepergian Nina. Setelah kereta kuda milik Pak Puji menjauh, Arman baru berani membuka suara, "Juragan?".

Juragan Roni dan Arman kembali ke kuda masing-masing. Arman mengikuti Juragan Roni di belakang. Arman sempat melihat mata Juragan Roni yang memerah. Entah apa yang Juragan Roni dan Nina bicarakan tadi, Arman tidak akan bertanya sebelum Juragan Roni mengatakannya sendiri. Tugas Arman sudah selesai hari ini, yaitu membantu Juragan Roni agar bisa berbicara dengan Nina. Arman dan Juragan Roni sampai harus menebang pohon dan menariknya sampai menutup jalan. Arman berharap semoga usaha Juragan Roni membuahkan hasil yang baik, walau sepertinya tidak begitu.





***



Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang