Pak Lik Sugeng dan Sri tidak jadi dihukum mengelilingi desa dalam keadaan telanjang. Sebagai gantinya, Pak Lik Sugeng dan Sri mendapat hukuman sosial yaitu dikucilkan dari Desa Arang. Pak Lik Sugeng dan Sri harus melanjutkan hidup dengan tinggal di rumah tengah hutan dan hidup dari hutan pula. Lalu setelah Sri melahirkan, Pak Lik Sugeng harus segera menikahi Sri. Penduduk Desa Arang dilarang membantu Pak Lik Sugeng, apabila diketahui ada yang membantu Pak Lik Sugeng, orang itu akan dikenai hukuman. Sebenarnya boleh saja mengunjungi Pak Lik Sugeng, namun harus atas dasar yang jelas, terdesak, dan harus seizin sesepuh desa.
Juragan Roni melanjutkan hari-harinya tentu berbeda dari biasanya. Juragan Roni lebih sering ke pabrik gula daripada ke kebun teh. Dalam seminggu, Juragan Roni mengunjungi pabrik gula selama empat hari, hari Senin hingga Jumat. Sementara Sabtu dan Minggu adalah jatah Juragan Roni mengecek kebun teh. Ya, walaupun hari Minggu Juragan Roni tetap mengecek kebun teh karena biasanya banyak pekerja yang memilih untuk lembur alias tetap bekerja di hari libur. Lagipula semakin banyak kegiatan yang Juragan Roni lakukan, semakin sedikit waktunya untuk memikirkan hal-hal yang mengecewakannya.
Juragan Roni sengaja memprioritaskan pabrik gula karena pabrik gula perlu pembenahan pasca hilangnya mesin-mesin pabrik. Perlu pembenahan yang cukup memakan waktu karena harus mendesain ulang mesin giling tebu. Untuk sementara pabrik gula tidak dapat beroperasi maksimal, hanya menyediakan gula berdasarkan stok yang tersedia.
Juragan Roni belum berkesempatan berbincang empat mata dengan Pak Lik Sugeng karena Pak Lik Sugeng mengakui kesalahannya langsung di depan penduduk Desa Arang. Setelah diskusi selesai, malam itu juga Pak Lik Sugeng dan Sri dibawa masuk hutan dan tinggal di rumah tengah hutan.
Dari yang Juragan Roni lihat, tidak ada penyelesalan dalam mata Pak Lik Sugeng. Juragan Roni hanya melihat sorot datar tak terbaca selama Pak Lik Sugeng ditetapkan hukumannya. Tatapan yang dulunya Juragan Roni kira tatapan tulus yang dapat dipercaya. Justru orang terdekatnyalah yang mengkhianati Juragan Roni.
"Juragan," sapa Arman. Arman mengulurkan berkas-berkas terkait pengelolaan kebun teh selama satu bulan. Setiap satu bulan sekali ada pelaporan admistrasi kebun teh, termasuk keuangan.
"Duduk, Man," ucap Juragan Roni, meminta Arman duduk di kursi ruang tamu. Biasanya Arman akan menyerahkan berkas tersebut saat Juragan Roni berada di kebun, namun sepertinya mulai sekarang Arman akan sering mengunjungi Juragan Roni karena kesibukan beliau yang membuatnya sulit ditemui.
"Semua aman?" tanya Juragan Roni tanpa memandang Arman, matanya tetap fokus pada berkas yang ia baca.
"Aman, Juragan," balas Arman.
Juragan Roni meletakkan berkas itu ke meja lalu menatap Arman. "Pernikahanmu maksudnya," ucap Juragan Roni.
Juragan Roni sudah selesai memeriksa berkas-berkas itu dan semua baik-baik saja. Keuangan memang menurun namun hal tersebut dikarenakan pembukaan lahan baru kebun teh. Justru pembukaan lahan baru tersebut sebagai langkah awal keuntungan besar yang akan didapat nantinya.
"Pernikahan saya aman, Juragan," ucap Arman dengan senyum yang terbit dari bibirnya. Arman tidak bisa menutupi rasa bahagianya setelah menikah dengan Gendhis. Gendhis membuat hari-hari Arman semakin berwarna.
"Terima kasih atas hadiahnya, Juragan," ucap Arman.
"Maaf ndak bisa menghadiri pernikahanmu," ucap Juragan Roni, tulus.
Sebagai hadiah pernikahan, Juragan Roni memberikan sepasang sapi dan memberi Arman waktu bulan madu selama satu minggu. Karena terlalu asyik bulan madu, Arman sampai tidak tahu Juragan Roni sudah pulang dari kota.
"Maaf ndak ikut menjemput Juragan," ucap Arman.
"Tenanglah Man, aku memiliki banyak abdi dalem yang bisa ku hubungi sewaktu-waktu," ucap Juragan Roni.
Juragan Roni mengambil korek dan rokok dari balik kantung celananya dan meletakkan di meja.
"Kau bisa menjaga kepercayaanku kan, Man?" tanya Juragan Roni.
"Ya Juragan?" ucap Arman, bingung dengan pertanyaan Juragan Roni.
"Pasti kau sudah mendengar kasus Pak Lik Sugeng. Bagaimana menurutmu?" tanya Juragan Roni, mulai menyalakan rokok lalu menghisap asapnya dalam.
"Juragan Roni membuat keputusan yang tepat," jawab Arman.
"Benarkah?" tanya Juragan Roni diakhiri dengan kekehan.
"Saya mengatakan jujur. Juragan berhasil memperbaiki hukuman menjadi lebih manusiawi. Juragan juga sudah berusaha menjadi pihak netral. Saya rasa semuanya sudah tepat dan sudah digariskan oleh takdir," jawab Arman.
"Jawabanmu cukup melegakan," ucap Juragan Roni lalu menghembuskan asap rokoknya.
"Kau membawa istrimu ke Desa Uyah?" tanya Juragan Roni.
"Benar Juragan. Gendhis ikut dengan saya dan ingin tetap dekat dengan Nina," jawab Arman. Jawaban yang membuat Juragan Roni terbatuk-batuk. Juragan Roni meletakkan rokoknya di asbak lalu meminum air kelapa muda yang sejak tadi sudah disajikan abdi dalemnya.
"Minum, Man," ucap Juragan Roni. Arman menurut, ikut meminum air kelapa muda yang disajikan untuknya.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Juragan Roni, menatap lurus pada Arman.
"Gendhis baik-baik saja Juragan," jawab Arman.
"Bukan, bukan Gendhis," ucap Juragan Roni, mengalihkan perhatian ke arah jendela yang terbuka, memperlihatkan bunga kertas yang bermekaran.
"Maksud Juragan?" tanya Arman.
"Nina, bagaimana kabarnya?" tanya Juragan Roni dengan suara yang perlahan melemah.
***
Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!
Terima kasih sudah membaca <3
Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐
