Bab 37

2.4K 56 4
                                    

Arman, Nina, dan Gendhis sudah duduk di dalam kereta. Kuda-kuda sudah selesai makan rumput dan siap pulang. Dari kejauhan, Nugroho, Anton, Juragan Roni, Juragan Muria, dan Desi datang bersama-sama.

Mata Juragan Roni tak lepas dari sosok Nina. Juragan Muria tersenyum melihat tingkah kakaknya. Jelas sekali bahwa kakaknya menyukai Nina. Sejak mengetahui interaksi Nina dan Juragan Roni, Juragan Muria menaruh rasa curiga. Curiga jika Juragan Roni dan Nina lebih dari sekadar bos dan pekerja. Pandangan Juragan Roni berbeda setiap menatap Nina. Tingkah Juragan Roni di setiap kesempatan berpapasan dengan Nina pun berbeda. Juragan Roni yang tenang menjadi gugup dan salah tingkah.

Untuk mengetahui apakah kecurigaannya benar, Juragan Muria sengaja mendekati Nina untuk mengetahui reaksi kakaknya. Benar saja, setiap Juragan Muria berinteraksi dengan Nina, Juragan Roni terlihat tidak suka. Juragan Roni terang-terangan memandang Juragan Muria tajam. Juragan Muria hanya memberi reaksi tersenyum menggoda. Juragan Muria senang menggoda kakaknya.

Saat di rumah, tepatnya di kediaman Juragan Roni, Juragan Muria pernah menanyakan perihal Nina. Juragan Roni hanya mengatakan ia dan Nina hanya berteman. Juragan Muria tidak langsung percaya, ia dengan sadar meminta izin mendekati Nina. Juragan Roni hanya menganggap apa yang pernah dikatakan adiknya hanya guyonan semata. Namun hari demi hari, Juragan Roni mulai khawatir adiknya benar-benar menyukai Nina. Mulai dari menemani Nina bekerja di kebun teh, membicarakan Nina setiap ada kesempatan, mengajak Nina ke air terjun, bahkan berani menyentuh Nina.

Perasaan Juragan Roni menjadi tidak karuan. Perasaan yang pernah ia rasakan saat cemburu dengan Belinda yang memiliki banyak teman laki-laki. Namun mungkinkah? Mungkinkah Juragan Roni memiliki perasaan itu? Perasaan sayang dan kepemilikan. Juragan Roni sadar ada yang janggal dengan dirinya. Di sisi lain ia ingin bersikap biasa saja dengan Nina. Namun hatinya tidak bisa berbohong, Juragan Roni selalu memperhatikan Nina tanpa sadar. Lalu, manamungkin Juragan Roni cemburu dengan adiknya sendiri?

Juragan Roni tidak tahu bahwa ia akan bersikap seperti bajingan. Ia selalu berkirim surat dengan Belinda, menuliskan betapa rindunya ia dengan perempuan itu, namun ia malah membagi hati dengan perempuan lain. Setelah pesta terakhir di rumahnya, Juragan Roni bertekad membuat semuanya sama seperti awal, seperti awal ia tidak ingin terlalu mengenal Nina. Pak Lik Sugeng selalu menyuruhnya berhati-hati dengan Nina. Namun ternyata semakin Juragan Roni berhati-hati, semakin sering pula ia memperhatikan Nina.

"Kang Mas?" Juragan Muria menepuk-nepuk punggung Juragan Roni. Juragan Roni tersadar. Ternyata ia sudah duduk di atas kereta. Juragan Roni menengok belakang, matanya tepat bertemu dengan mata Nina. Juragan Roni berdehem, membalikkan badan seperti semula.

Setelah berganti baju mereka satu per satu masuk kereta. Kereta kuda melaju, tidak ada obrolan sama sekali, mungkin karena mereka semua kelelahan.

"Beberapa hari lagi ulang tahunku Kang Mas," ucap Juragan Muria. Juragan Roni melirik sekilas Juragan Muria, tersenyum, menepuk-nepuk pundak Juragan Muria.

"Kau mau apa?" tanya Juragan Roni.

"Aku ingin pesta Kang Mas," ucap Juragan Muria.

"Aku akan meminta Mbok Nah menyiapkan pesta," ucap Juragan Roni.

"Pesta kecil," ucap Juragan Muria.

"Aku hanya mengundang kalian semua," ucap Juragan Muria, menyapukan pandangan pada orang-orang di kereta.

"Ya, tentu saja kau bisa melakukannya," jawab Juragan Roni.

***

Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang