Bab 48

2.9K 77 1
                                        

Penduduk Desa Arang dihebohkan dengan berita kehamilan Sri. Orang pertama yang mengetahui Sri hamil adalah neneknya sendiri, Mbah Yono. Mbah Yono mengetahui kehamilan Sri saat ia tidak sengaja melihat Sri yang sedang melepas pakaian. Awalnya Mbah Yono hendak membangunkan Sri untuk sarapan. Saat masuk ke kamar Sri, ia melihat Sri yang kesulitan melepaskan pakaian. Mbah Yono dapat melihat perut buncit Sri dengan jelas. Perut sebesar itu bukanlah perut kembung atau perut kekenyangan. Jelas sekali perut tersebut menyimpan bayi di dalamnya.

Mbah Yono berteriak histeris, hal tersebut membuat Sri kaget. Sri segera berpakaian kembali. Sri menghampiri Mbah Yono dan menenangkannya.

"Murahan kau Sri!" teriak Mbah Yono berkali-kali dengan berlinang air mata.

Teriakan Mbah Yono membuat orang-orang yang membeli gethuk masuk untuk mengecek asal suara. Sekitar empat orang ikut menenangkan Mbah Yono. Beberapa saat kemudian tangis Mbah Yono mereda. Pelanggan gethuk Mbah Yono terang-terangan melirik Sri yang memegang perut buncitnya. Pantas saja Sri sering beralasan sakit jika diminta Mbah Yono untuk membantunya mengantarkan gethuk. Orang-orang bahkan tidak diperbolehkan untuk menengok Sri dengan alasan penyakit menular.

"Pergi! Pergi dari hadapanku!" teriak Mbah Yono, menyuruh Sri pergi.

Kepergian Sri dari rumah dengan membawa janin dalam kandungannya menjadi topik utama penduduk Desa Arang. Hingga sekarang tidak diketahui di mana keberadaan Sri. Sri seakan hilang ditelan bumi.

Tentu saja Sri minggat dari rumah. Ia tidak mau di arak tanpa sehelai benangpun untuk mengelilingi Desa Arang. Karena seperti itulah aturan Desa Arang, siapapun yang ketahuan hamil di luar nikah akan diarak mengelilingi desa. Disinilah Sri berada, di rumah tua tanpa seorang teman. Rumah ini Sri dapatkan dari Pak Lik Sugeng. Entah mendapat informasi dari mana, saat Sri pergi dari rumah, Pak Lik Sugeng langsung menemuinya dan membawanya ke rumah ini. Sri yakin tidak ada yang melihat Pak Lik Sugeng yang menjemputnya karena saat itu Sri sudah masuk hutan. Awalnya Sri hendak bunuh diri karena merasa sangat malu dan tidak ada yang peduli padanya. Namun untung saja Pak Lik Sugeng cepat datang menjemputnya.

Rumah ini berada di tengah hutan. Kata Pak Lik Sugeng, rumah ini digunakan sebagai gudang penyelundupan barang-barang curian. Saat Sri masuk tempat ini, ada beberapa barang seperti wajan besar hingga potongan mesin-mesin yang Sri tidak tahu darimana. Untung saja halaman rumah dipasang pagar besi tinggi yang membuat hewan liar tidak bisa masuk. Jujur saja setiap malam Sri selalu mendengar suara binatang-binatang liar, terutama harimau yang membuatnya tidak bisa tidur. Agar tidak terlihat seperti tempat penyimpanan barang-barang curian, di halaman rumah dipenuhi mobil-mobil rusak, seakan rumah ini pembuangan limbah mobil.

Saat ini Sri sedang duduk di kursi ruang tamu sambil mengelus-elus perutnya. Mengenai kehamilannya, Sri sengaja tidak menggugurkan kandungannya karena ia selalu bermimpi tentang bayi-bayi yang pernah ia gugurkan dahulu. Sri selalu bermimpi buruk sejak pertama ia berani menggugurkan janin yang ia kandung. Dalam mimpinya Sri berkali-kali meminta maaf namun mereka tetap datang setiap malamnya. Sri berharap janin yang ada di perutnya saat ini dapat membuat mimpi buruknya hilang. Sri akan memulai hidup yang baru dengan calon anaknya. Sri akan menjaga anaknya sebaik mungkin ketika lahir nanti.


***

Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang