Semalam Nina masih tidur dengan neneknya karena lagi dan lagi masih terdengar ketukan dari Jendela kamarnya. Tentu saja Mbah Ami bingung karena sudah tiga hari Nina tidur bersamanya. Nina sudah tidak bisa beralasan kamarnya menjadi sarang tikus karena di pagi harinya Mbah Ami langsung mengecek sekaligus membersihkan tiap sudut kamar Nina walaupun tidak ditemukan kotoran di sana. Mbah Ami tidak menemukan tikus satupun, tidak ada atap atau dinding yang berlubang, kamar juga bersih dan rapi. Sekarang satu-satunya alasan Nina adalah rindu tidur bersama neneknya. Nina berharap Mbah Ami dapat mengerti dan tidak curiga.
Saat Nina tidur dengan Mbah Ami, Nina tidak mendengar ketukan. Karena manamungkin Juragan Roni berani mengetuk jendela neneknya. Lagipula kamar Nina dekat dengan ruang tamu, sedangkan kamar Mbah Ami dekat dengan dapur, jadi jika ada suara dari kamar Nina, maksimal hanya terdengar samar-samar.
Nina menikmati hari liburnya dengan mencari kayu bakar. Nina tidak sendiri, ia menumpang pada pasangan suami istri yang tinggal di dekat rumahnya.
"Selamat siang," sapa seseorang.
"Juragan!" ucap Bu Puji, tetangga Nina.
Nina yang sedang mengikat kayu menengok ke asal suara. Siapa lagi jika bukan Juragan Roni. Nina dapat melihat Juragan Roni yang menatapnya penuh harap. Nina memutus pandangan, fokus mengikat kayu.
"Ada yang bisa kami bantu, Juragan?" tanya Pak Puji.
"Ada pohon tumbang di depan, bisa tolong bantu menyingkirkan?" tanya Juragan Roni.
"Ya Juragan, saya bantu," ucap Pak Puji.
"Butuh tiga orang sebenarnya. Kalian berdua dan Arman cukup," ucap Juragan Roni, menimbulkan kernyitan di dahi Pak Puji dan Bu Puji.
"Maksudku, aku akan berjaga sewaktu-waktu ada harimau," ucap Juragan Roni, mencari alasan.
"Bagaimana jika empat orang Juragan? Nina akan membantu," tawar Pak Puji.
"Ndak, biarkan ia menjaga kayu," ucap Juragan Roni.
Juragan Roni menatap Arman, tatapan seolah meminta Arman segera membawa pasangan suami istri itu pergi bersamanya. Arman paham, ia langsung mengajak pasangan suami istri tersebut menuju pohon tumbang. Arman mengendarai kudanya, Pak Puji dan Bu Puji memakai kuda milik Juragan Roni.
Alhasil tinggalah Juragan Roni bersama Nina dan kereta kuda milik Pak Puji. Juragan Roni mendekat ke Nina yang sedang memotong kayu dengan pedang.
"Nina," ucap Juragan Roni. Tidak ada jawaban dari Nina. Nina seakan menganggap Juragan Roni tidak ada di dekatnya.
"Nin, dengarkan aku," lanjut Juragan Roni.
Juragan Roni berdiri tepat di depan Nina. Nina tiba-tiba berhenti memotong kayu. Juragan Roni mengira Nina akan mendengarkannya, namun perkiraan Juragan Roni salah. Nina malah pindah posisi untuk melanjutkan memotong kayu.
"Nin, jangan seperti ini!" ucap Juragan Roni. Juragan Roni memegang ganggang pedang Nina. Tangan Juragan Roni dan Nina saling bersentuhan. Nina segera menghindar, melepaskan diri dari pedang sekaligus genggaman Juragan Roni. Karena gerakan Nina yang menghindar tiba-tiba, pedang Nina tidak sengaja mengenai telapak tangan Juragan Roni.
Juragan Roni meletakkan pedang Nina di atas kayu dan memandang tangannya sekilas. Sakit di tangannya bukan apa-apa jika dibandingkan sakit di hatinya.
Nina menatap tangan Juragan Roni yang mengeluarkan darah. Paru-paru Nina seakan dipompa cepat, Nina panik tapi mencoba tidak menunjukkan.
"Obati lukamu," ucap Nina. Nina tahu Juragan Roni memiliki sapu tangan di kantongnya. Juragan Roni selalu membawa sapu tangan di setiap kesempatan.
"Apakah aku harus terluka dulu agar kau mau berbicara padaku?" tanya Juragan Roni.
Nina tidak menjawab pertanyaan Juragan Roni. Nina berjalan membelakangi Juragan Roni, bersiap kembali mencari kayu. Juragan Roni mengekori Nina dari belakang. Nina dapat mendengar dengan jelas langkah kaki yang terus mengikutinya.
"Kau membuang-buang waktu, Juragan," ucap Nina. Nina memutar tubuhnya hingga menghadap Juragan Roni. Nina mundur beberapa langkah agar ada jarak dengan Juragan Roni.
"Balut lukamu atau ndak ada pembicaraan sama sekali," ucap Nina.
Juragan Roni mengeluarkan sapu tangannya dan mulai membalut lukanya. Juragan Roni kesulitan untuk mengikat sapu tangannya. Pada akhirnya Nina maju, membatu Juragan Roni untuk membalut luka di tangannya.
***
Hai guys, kalian ada yang inget nggak tetangga Nina namanya siapa? Tetangga yang biasa nyari kayu bakar sama Nina, pasangan suami istri yang nyari kayu pakai kereta kuda. Aku kok agak nggak yakin ya namanya Pak Puji dan Bu Puji.