Bab 15

6.8K 76 0
                                        

Gendhis memasuki halaman rumah Juragan Roni. Pandangan Gendhis terhenti pada Arman yang berjalan mendekat ke arah Gendhis. "Gendhis?" ucap Arman.

"Aku membawakan surjan untuk Juragan Roni, Man," ucap Gendhis, antusias. Gendhis memperlihatkan surjan yang dibungkus plastik hitam. Arman mengintip, kaget karena surjan itu hampir mirip dengan surjan Juragan Roni yang terkena tumpahan minuman.

"Bisa bawa aku menemui Juragan Roni, Man?" tanya Gendhis, sorot matanya penuh harap. Arman tak mau mengecewakan Gendhis, ia membawa Gendhis masuk ke kediaman Juragan Roni. Gendhis mengikuti Arman dari belakang, ia tetap menjaga jarak agar tidak menimbulkan kekacauan lain.

"Juragan Roni tadi di sini," ucap Arman sambil celingak-celinguk. Gendhis dan Arman berada di ruang tamu. Arman tahu betul Juragan Roni tadi berbincang dengan salah satu abdi dalemnya di ruang tamu, menyuruh abdi dalemnya memindahkan sesuatu.

"Atau mungkin di perpustakaan?" tanya Arman pada dirinya sendiri. "Kita coba ke perpustakaan Man," ucap Gendhis, pantang menyerah. Arman dan Gendhis menuju perpustakaan pribadi Juragan Roni. Benar saja, di sana Juragan Roni sedang membaca buku. Ia duduk di kursi pojok dekat jendela yang tertutup rapat. Di depannya ada meja dengan segelas kopi panas yang mengepul.

Sadar sedang diamati, Juragan Roni menutup bacaannya. "Ada apa Man?" tanya Juragan Roni. Juragan Roni berada di perpustakaan karena ia merasa sedikit sesak oleh banyaknya kegiatan. Juragan Roni merasa perlu menepi sejenak di tempat yang cukup sepi, Juragan Roni memilih perpustakaan. Walaupun dari dalam perpustakaan ia masih mendengar suara-suara abdi dalemnya, setidaknya ia bisa sedikit bernapas lega tanpa gangguan.

"Ini Juragan, Gendhis izin bertemu," ucap Arman. Gendhis maju hingga sorot matanya bertemu Juragan Roni.

"Juragan ada yang ingin saya berikan pada njenengan," ucap Gendhis, tangannya bergetar memperlihatkan bungkusan hitam.

Juragan Roni menatap Gendhis, lalu Arman. Dari tatapan Juragan Roni, Arman tahu Juragan Roni sedikit terusik, atau malah sangat terusik. Suasana hati Juragan Roni kurang baik sejak tragedi noda di surjannya.

"Kemarilah," ucap Juragan Roni, mempersilakan Arman dan Gendhis untuk mendekat. Suara Juragan Roni yang berat membuat Arman dan Gendhis saling lirik. Juragan Roni menyeruput kopinya, lalu menaruhnya lagi di meja.

Arman dan Gendhis berjalan takut-takut. Setelah berada cukup dekat dengan Juragan Roni, Gendhis mengeluarkan surjan hasil karya Nina. Tangan Gendhis berkeringat dan bergetar. Juragan Roni mengulurkan tangannya, menerima surjan yang Gendhis berikan. Juragan Roni sedikit kaget dengan warna dan pola bunga mawar yang hampir mirip dengan surjan Juragan Aryo. Telapak tangan Juragan Roni mengelus surjan, teksturnya memang tidak sehalus surjan almarhum bapaknya.

Gendhis dan Arman memperhatikan Juragan Roni yang nampak biasa-biasa saja. Raut wajah Juragan Roni tanpa ekspresi. Gendhis dan Arman tidak bisa menebak ekspresi apakah itu, entah senang atau kecewa.

Tiba-tiba Juragan Roni melepas surjan yang dia pakai. Gendhis menundukkan pandangannya. Juragan Roni melepas surjannya lalu memakai surjan buatan Nina. Surjan yang Nina buat melekat dengan sempurna di tubuh Juragan Roni. Arman melihat raut kepuasan dari wajah Juragan Roni.

"Kau yang membuatnya?" tanya Juragan Roni kepada Gendhis. Gendhis meluruskan pandangan pada Juragan Roni yang memakai surjan buatan Nina. Gendhis takjub akan kemampuan Nina mengira-ngira.

"Ndis," Arman menyadarkan Gendhis.

"Anu, bukan saya Juragan, Nina yang membuatkan surjan itu untuk Juragan Roni." Ucap Gendhis, membanggakan sahabatnya, Nina.

Juragan Roni kembali memasang wajah datar. Tak mengucapkan kata-kata apapun. Arman paham, ia langsung mengajak Gendhis keluar dari perpustakaan.


***

Mari berteman ❤️
Ig baru netes: jiahuha (profil bebek kuning)

Follow akun wp-nya juga biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐

Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang