Hubungan Nina dan Juragan Roni mengalami kemajuan. Juragan Roni memang tidak mengatakan secara langsung rasa sayangnya pada Nina, namun perilaku yang ia berikan menunjukkan perasaannya pada Nina. Pun dengan Nina, Nina yang awalnya ragu dengan perasaannya kini pelan-pelan mulai membuka hati, mencoba menerima segala rasa yang disajikan Juragan Roni. Nina sudah tidak mampu menyangkal perasaannya terus-terusan. Otak dan hati Nina selalu bertolak belakang. Otak Nina seakan mengatakan dampak apa yang akan terjadi jika dia dekat dengan Juragan Roni. Dalam pikirannya, tidak logis seorang Juragan Roni yang memiliki harta berlimpah dapat menyukainya, perempuan miskin yang sudah tidak punya orang tua. Nina takut jika dia tetap dekat dengan Juragan Roni, akan ada kemungkinan hanya dipermainkan karena rasa penasaran dan kedepannya setelah penasaran itu hilang, Nina akan dibuang begitu saja.
Namun hati Nina berkata lain. Dalam hatinya, Nina ingin bersama Juragan Roni. Nina merasakan rasa nyaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa lawan jenis yang menurutnya awam. Perasaan yang membuat Nina berdebar dan kelu untuk diucapkan karena semua terasa luar biasa. Nina tidak mampu mengekspresikan perasaannya seperti Gendhis yang dapat mengucapkan rasa sayangnya pada Arman. Nina malu mengakuinya, namun Nina yakin seiring berjalannya waktu ia akan terbiasa.
Juragan Roni mengamati Nina yang sedang memetik pucuk teh. Nina sepertinya tidak menyadari kehadiran Juragan Roni. Mungkin karena hari ini hari Jumat, di mana Juragan Roni yang harusnya mengunjungi pabrik gula malah datang ke kebun teh.
Juragan Roni mengunjungi kebun teh bukan tanpa sebab. Juragan Roni ingin melihat Nina. Sekarang, semua gerak-gerik Nina semakin membuat Juragan Roni tak dapat mengalihkan perhatiannya dari Nina. Juragan Roni tidak menyangka bisa sejauh ini dengan Nina, semuanya terasa alami, seakan direstui oleh takdir.
Sebenarnya Nina jauh dari kriteria wanita idaman Juragan Roni. Perempuan-perempuan yang pernah dekat dengan Juragan Roni adalah perempuan dewasa. Bukan, bukan berarti Nina tidak dewasa. Nina dewasa dengan caranya sendiri. Sikap dan perilaku Nina menunjukkan kedewasaannya. Yang Juragan Roni maksud di sini adalah dewasa ala perempuan kota. Gaya dandan dan berbusana perempuan kota yang jauh dari sederhana.
Namun sekarang semua berubah drastis semenjak mengenal Nina. Kesederhanaan Nina secara perlahan memikat hati Juragan Roni. Juragan Roni tidak malu mengakui ia terpikat dengan Nina karena memang begitu adanya. Nina memberikan daya tarik tersendiri. Wajah polos tanpa ekspresi yang dulu tidak disukai Juragan Roni, kini malah membuatnya gemas.
Nina melihat Juragan Roni di atas bukit, Nina yakin Juragan Roni memandang ke arahnya. Nina heran, padahal hari ini bukan jatah kunjungan Juragan Roni. Nina menengok kanan-kiri, memastikan tidak ada yang sadar jika Juragan Roni menatapnya. Namun karena pesona Juragan Roni yang tidak dapat dihindarkan, beberapa pemetik teh memandang Juragan Roni dengan tersipu, khususnya para perempuan. Mereka memandang Juragan Roni lalu berbisik-bisik diakhiri dengan tawa cekikikan.
"Nin!" sapa Gendhis.
Gendhis selesai istirahat. Tadinya Gendhis duduk bersembunyi di balik pohon-pohon teh agar tidak dilihat pekerja lain. Gendhis mengatakan pada Nina bahwa ia sedikit pusing. Nina meminta Gendhis untuk istirahat di sampingnya. Dengan tabuhnya, Nina mencoba menutupi Gendhis yang mengistirahatkan diri sebentar.
"Sudah baikan?" tanya Nina. Gendhis menjawab dengan anggukan lalu mengangkat kembali keranjang teh di punggungnya.
"Juragan Roni memandangmu," ucap Gendhis, berbisik. Mendengar bisikan Gendhis, Nina hanya mengangguk lalu melanjutkan memetik pucuk teh.
***
Akhir-akhir ini aku merasa kurang bersemangat nulis. Tolong kasih aku kata/kalimat penyemangat dari kalian.
🌹🌹🌹
Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!
Terima kasih sudah membaca <3
Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐
