Bab 50

3.2K 88 0
                                        

Resepsi pernikahan Arman dan Gendhis berlangsung lancar. Setelah resepsi selesai, Arman langsung memboyong Gendhis ke Desa Uyah. Gendhis akan menjadi tetangga Nina.

Setelah membantu beres-beres di rumah Gendhis, Nina langsung pulang ke rumah. Walaupun sudah izin, Nina tetap khawatir dengan neneknya karena meninggalkan neneknya selama dua hari untuk membantu persiapan pernikahan Gendhis. Untungnya saat Nina pulang ke rumah, Mbah Ami dalam keadaan baik-baik saja. Nina langsung memeluk neneknya dan menceritakan betapa serunya pesta pernikahan Gendhis, yang walaupun sederhana tapi memberikan kesan mendalam. Mbah Ami antusias mendengar cerita Nina. Mbah Ami awalnya juga diundang untuk ikut, namun karena keterbatasan fisik ia memutuskan tetap tinggal di rumah.

Esoknya Nina berangkat memetik pucuk teh dengan keadaan badan pegal-pegal. Nina awalnya hendak tidak berangkat bekerja lagi, namun Nina tidak enak hati. Toh jika tidak berangkatpun Nina sungkan izin pada orang selain Arman. Arman dan Gendhis sedang menikmati liburan pernikahan mereka. Tentu saja Arman dan Gendhis tidak berangkat bekerja.

Dari kejauhan Nina melihat Juragan Roni berjalan sendiri memantau pekerja. Biasanya ia akan didampingi oleh Arman, namun kali ini Juragan Roni harus sendiri karena tangan kanannya sedang menikmati liburan pasca resepsi. Juragan Roni melirik Nina sekilas lalu melanjutkan berjalan ke arah lain, menjauh dari pandangan Nina.

"Nin, bisa bantu mengangkut ini ke gudang?" tanya Pak Jono, salah satu pekerja di kebun teh. Pak Jono meminta Nina membantu mengangkut keranjang besar yang di dalamnya terisi daun teh.

Ini kali pertama Nina masuk ke gudang karena pekerjaan Nina hanya memetik daun teh lalu mengumpulkan di cakruk yang sudah ditentukan. Untuk urusan gudang hanya pegawai laki-laki yang ditugaskan keluar masuk.

"Nggih Pak Jono," jawab Nina.

Sesampainya di depan gudang Nina berhenti, menanyakan pada Pak Jono apakah ia harus masuk atau tidak. Pak Jono meminta Nina masuk. Di dalam gudang hanya ada empat orang, termasuk Nina. Tiga orang laki-laki dan satu perempuan.

"Tumben sepi, yang lain di mana?" tanya Pak Yono pada pekerja lain.

"Di truk, memasukkan sebagian besar teh. Banyak juga yang ikut ke pasar," jawab salah satu pekerja.

Nina bolak-balik tiga kali dari cakruk ke gudang untuk memasukkan keranjang daun teh. Keranjang yang berisi daun teh segar dikumpulkan di pojok depan dekat pintu masuk. Karena kasihan, Pak Yono meminta Nina berada di gudang saja, membantu menumpuk jadi satu karung-karung teh ke pojok belakang. Tiga pekerja, termasuk Pak Yono, kembali ke cakruk untuk mengambil keranjang teh lain. Alhasil hanya di Nina yang ada di gudang.

Saat merapikan karung teh di pojok gudang, Nina dikejutkan dengan kehadiran Juragan Roni yang entah sejak kapan berada di sana. Juragan Roni hanya menatap Nina datar, tanpa suara. Nina tidak ambil pusing, ia melanjutkan merapikan karung-karung yang berisi teh kering seolah-olah tidak melihat Juragan Roni.

Juragan Roni tersenyum miring. Juragan Roni tahu Nina berada di gudang sejak tadi, namun ia diam saja. Juragan Roni datang ke gudang secara terang-terangan, sempat menyapa pekerjanya juga. Namun setelah setengah jam tidak mengeluarkan suara, pekerjaannya pasti mengira Juragan Roni hanya menengok dan sudah keluar dari gudang.

Nina kesulitan memindahkan satu karung teh ke atas. Juragan Roni hanya melihat Nina tanpa membantunya. Nina berjinjit dan menggunakan kayu balok di dekatnya agar tubuhnya lebih tinggi. Bukannya berhasil memindahkan karung teh, Nina malah tergelincir. Satu karung teh ikut jatuh bersamanya, untung saja tidak mengenai Nina.

Nina menutup matanya bersiap merasakan sakit di punggung. Namun ada lengan yang menahannya. Nina membuka mata, ternyata Juragan Roni yang menyelamatkannya. Dari jarak sedekat ini orang akan melihat seolah-olah Juragan Roni memeluk Nina. Nina dapat menghirup aroma tembakau dari napas Juragan Roni. Selama beberapa detik, Nina dan Juragan Roni hanya saling pandang. Akhirnya Juragan Roni melepaskan Nina tanpa suara, lalu pergi keluar gudang meninggalkan Nina sendirian.



***


Follow akun wp-nya biar nggak ketinggalan update-an!

Terima kasih sudah membaca <3

Jangan lupa tinggalkan komen📱dan bintangnya ⭐



Sang Penggoda (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang