A V R O Z☠️.61

783 28 2
                                    

Berhari-hari mereka lewati dengan terus berlatih bela diri agar mereka bisa menguasai bela diri untuk hari yang akan datang dimana semua akan berkumpul untuk mempertahankan diri mereka juga nama geng motor mereka yaitu Avroz.

Saat ini para anggota Avroz tengah berlatih di pimpin oleh Rey juga para inti lainnya, sekaligus mengatur strategi untuk perang yang akan datang.

Hari semakin cepat menuju perang, membuat Rey mau tak mau harus siap menghadapi mereka awalnya ia ragu karena jika seperti ini ia takut akan banyak korban saat perang itu di mulai.

"Gue minta kalau kalian udah kehabisan tenaga jangan diam aja tapi lari buat menyingkir." Ucap Rey.

"Kenapa harus lari? Kita mau mempertahankan nama geng motor ini Rey." Sahut Jeff

Mereka mengangguk setuju atas ucapan Jeff namun sebaliknya Rey malah menatap jeff datar.

"Gue gak mau kalian jadi korban." Kata Rey

"Kalau kita saling bantu satu sama lain insyallah gak ada korban." Sarkas Baron

"Gimanapun juga kita ini keluarga, walaupun bukan keluarga kandung tapi kita sering sama-sama udah kaya keluarga."Kata Zevin tenang.

Rey menghela nafas."Semoga kita selalu di lindungi."

"Anggap perang ini cuma berantem biasa jangan terlalu ragu atau takut buat maju." Lanjut Rey.

Mereka mengangguk mengerti tak lama Baron berujar.

"Habis perang gue mau nembak keysa gimana? Menurut lo pada?."

Dika salah satu anggota Avroz menjawab."Yakin bener lo bang kalau nanti kejadian apa-apa gimane?."

"Woy doa lo njr!!." Gertak Jeff

Dika lantas menyengir."Bercanda gue sumpah."

"Kalaupun iya nanti kalian yang nyampein lah gitu aja repot." Kata Baron menjawab dengan santai.

Zevin tak suka dengan ucapan baron barusan."Jangan macem-macem lo!."

Baron mengernyitkan dahinya."Lah gue kenapa anjir? Kan antisipasi aja."

"Jangan ngomong hal-hal aneh." Tukas Rey



*****


Lain halnya dengan musuh Avroz tak lain adalah venom mereka tengah menikmati musik diskotik di tempat yang tak seharusnya di injak oleh mereka karena tempat itu haram tentunya.

Mereka bersantai tidak peduli dengan perang yang sudah carlos tentukan, carlos saja tidak membuat intruksi untuk perang yang nantinya akan datang ia hanya menyuruh mereka agar siap melawan Avroz.

Entah apa yang carlos rencanakan mereka hanya mengikuti saja toh juga mereka hanyalah anggota bukan siapa-siapa.

"Gue mau balik." Ujar elang.

Carlos menyahut."Balik kemana? Tinggal dulu aja di apart gue."

"Gak, kasian nyokab gue." Kata elang ia lantas pergi dari sana.

Dirinya menatap para anggota venom yang sudah mabuk hingga teler.

Carlos yang melihat anggotanya yang mabuk ia memutar bola matanya malas jika banyak yang mabuk seperti ini dirinya jadi susah untuk mengurus mereka apalagi elang sudah pulang.

"Urus semua gue mau balik." Ucap Carlos kepada salah satu anggota venom yang sadar.

Jika venom sedang bersenang-senang dengan minuman kerasnya lain halnya dengan dua pasangan yang sedang di mabuk asmara ini.

Rey membelokan setir mobilnya ke arah restoran yang paling terkenal di jakarta.

Di sampingnya callista hanya ikut saja dengan Rey yang membawanya, ia benar-benar bahagia ketika bersama Rey.

Rey keluar dari mobil sebelum itu ia berkata."jangan keluar dulu aku bukain pintunya."

Callista menggeleng."Jangan, biar aku buka sendiri aja."

Rey mendelik tak suka."Ini pertama kita makan malam jadi aku mau jadiin kamu layaknya seorang ratu."

"Begitupun aku Rey aku mau jadiin kamu raja yang artinya aku gak mau hal sepele begini kamu yang ngelakuin aku gak enak."

"Biar aku bukain ya." Belum sempat Rey keluar callista sudah membuka pintu mobilnya sendiri.

Hal itu membuat Rey jengkel."Kenapa keluar sih? Masuk lagi biar aku bukain pintunya."

Callista dibuat kesal dengan tingkah Rey ini hanya masalah kecil seperti ini.

"Ayo masuk, aku udah laper." Ajak callista berusaha mengalihkan pembicaraan.

Rey hanya pasrah saja ia memilih mengalah lalu dirinya menggandeng tangan callista dan masuk kedalam restoran.



*****


Malam ini sangat bahagia rasanya ketika jalan bersama orang yang kita sayang, setelah makan malam Rey dan callista mereka memutuskan untuk pulang karena hari semakin larut besok juga mereka akan sekolah seperti biasanya.

Tidak butuh waktu lama untuk menempuh jarak ke rumah calling Rey mengendarai mobil dengan selamat sampai di rumah kekasihnya.

Callista turun dari mobil di ikuti oleh Rey.

"Makasih buat makan malamnya." Ujar callista memperlihatkan gigi rapinya.

Rey tersenyum tipis."terima kasih kembali."

Callista hanya mengangguk saja sungguh tidak di pungkiri ia sangat bahagia sekali melihat perlakuan Rey yang manis akan kepadanya.

"Mau pulang sekarang?."

"Kalau nginep disini boleh emang?." Balas Rey.

Bugh

"Gak boleh lah." Sewot callista

Rey terkekeh kecil.

"Dia kalau begini ganteng apalagi senyum yang lebar pasti banyak yang nyantol." Batin callista menatap mata Rey yang juga menatapnya

Rey maju selangkah mencondongkan badannya ke depan.

"Liatin apa hm?." Bisik Rey suaranya begitu berat di indera pendengaran callista

Callista reflek menjauhkan badannya mengalihkan tatapannya ke arah lain

Rey menegakkan tubuhnya."Kenapa?."

"Udah sana pulang gue mau tidur." Balas callista cepat tanpa ia sadari telah mengganti kata yang seharusnya tidak boleh ia ucapkan.

Rey menatap callista datar."Oke gue balik."

Callista sontak terkejut ia lupa."M-maksudnya aku mau tidur."

"Iyaa, aku balik dulu." Rey mendekat ke arah callista mengelus puncak kepala gadis itu

Puk puk

Cup

"Aku pulang dulu." Pamit Rey, callista masih mematung dengan tindakan yang Rey berikan tadi ia dengan cepat menetralkan denyut jantungnya yang berdegup kencang.

"Ekhm, salim?."

Rey tersenyum ia memberikan tangan kanannya untuk bersalim dengan callista layaknya seorang suami dan istri.

"Assalamu'alaikum." Ucap Rey

"Waalaikumsalam."

AVROZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang