A V R O Z☠️.65

827 30 1
                                    

605 ruangan yang kini banyak di tunggu oleh para sahabat dan gadisnya di depan pintu, ruangan keramat yang sangat mereka hindari jika peperangan ini berakhir.

"Bajingan lo rey." Umpat Jeff menghapus air matanya yang terus mengalir tanpa ia minta

Dada jeff sakit melihat Rey yang terbaring di brankar rumah sakit dengan banyak selang infus menempel di tubuhnya.

Callista menangis terus dan tidak bisa berhenti dalam dekapan Alex, ya Alex adalah sepupu jauh callista maka dari itu ia sudah sangat dekat dengan Alex para intipun tidak heran.

"R-rey rey gak papakan?." Gumam callista ia menangis dengan sesenggukan matanya terpejam menahan rasa sesak di dadanya.

Seperti di tusuk ribuan belati melihat kejadian beberapa jam yang lalu kala Rey sudah tak sadarkan diri.

Callista bersumpah jika terjadi apa-apa dengan Rey ia akan menghabisi nyawa carlos dengan tangannya sendiri.

"Setelah semua ini selesai lo harus jelasin ke mereka siapa lo cal." Ujar Alex

Callista hanya diam saja ia semakin mempererat pelukannya terhadap Alex ia tidak ada niatan untuk berpikir lain selain memikirkan bagaimana Rey? Apakah Rey akan sadar dan kembali kepadanya seperti biasanya?.

Chaiden ia hanya diam namun siapa sangka hatinya sakit melihat Rey terbaring di brankar baru pertama kali ini ia melihat Rey terbaring dengan tubuhnya yang lemah.

"Sialan! lo bikin kita nangis Rey." Ujar Baron mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar.

Zevin mengusap punggung Baron."Rey bakal selamat kalo dia gak selamat lo boleh tusuk gue pakek belati itu."

"Lawakan lo gak lucu." Sahut Baron malas

"Gue gak ngelawak." Balas zevin serius raut wajahnya tidak bercanda tidak seperti biasanya.

"Rey harus selamat kita belum lulus gue mau lulus bareng kalian semua lengkap." Sarkas Jeff

"Lo harus pulang." Ujar Alex kepada callista

Callista melepaskan pelukannya dengan Alex ia mengusap air matanya.

"Gue balik sendiri." Ujar nya lalu beranjak dan pergi tanpa berpamitan.

Teman-teman Rey yang melihat kepergian callista mengernyitkan dahinya.

"Callista balik sendiri gak lo temenin?." Tanya chaiden

Alex menggeleng."Dia butuh sendiri biarin aja."

"Seenggaknya lo ikutin dari belakang." Sahut Baron.

Alex hanya diam saja toh juga callista bisa bela diri bahkan lebih jago darinya mengingat dulu saat umur 12 tahun callista pernah membuatnya hampir tidak bisa jalan.








Mobil hitam pekat itu menyusuri jalan raya yang sudah sepi akan pengendara gadis yang berpakaian hitam menyetir mobilnya dengan ugal-ugalan hal yang ia benci adalah menangis melihat orang yang ia sayang terluka.

"Aishh bangsat." Umpat callista ia membanting setirnya dan merem mobil itu mendadak.

Ia keluar dari mobil,

Brak

callista keluar dari mobil ia menghirup udara segar di malam hari dengan banyak lalu menghela nafas

Tap

Tap

Tap

Suara derap langkah kaki seseorang yang medekat callista lantas menoleh betapa terkejutnya ia melihat orang yang baru saja tiba dan menatapnya sinis.

AVROZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang