✨62✨

440 41 8
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.


Ival dan Theo itu sama-sama dielukan di Arcturus, banyak gadis yang menyanjung mereka dan tak sedikit para laki-laki apalagi yang menyandang kekasih resmi dari para gadis-gadis itu yang terbakar cemburu karena kakak beradik itu.

Bedanya

Ival lebih humble, ia ramah pada semua orang berbeda dengan Theo yang sedikit misterius, ia tipikal pemuda yang kurang merespon sekitar, sikapnya yang terkesan cuek itulah yang menjadi daya tarik.

Sifatnya yang ramah itulah yang membuat Ival atau yang di kampus biasa dipanggil Kafka itu akhirnya jadian dengan anak fakultas kecantikan, putri salah seorang dosen bergelar Professor di fakultas hukum bernama Beverly.

Pertemuan yang tidak disengaja saat keduanya dipilih menjadi ikon kampus dua tahun lalu. Pemotretan untuk selebaran pendaftaran dan video promosi membuat mereka mau tak mau sering bertemu.

Hari itu, Ival mengajak Beverly ke cabang resto milik Devin yang baru saja dibuka. Mengajaknya makan malam bersama atas ijin Pak Toro untuk bisa membawa anak gadisnya pergi bersamanya.

Malam itu pula, Ival menyatakan perasaannya

dan Beverly menerima. Seminggu berselang kabar jadian mereka tersiar ke seluruh penjuru Arcturus.

Hubungan mereka baik-baik saja bahkan keduanya jadi couple goals, gaya pacaran mereka sehat. Ival selalu meminta ijin pada Pak Toro setiap hendak mengajak Beverly kencan dan selalu mengantarnya pulang dibawah jam sepuluh malam.

Ival juga akrab dengan orangtua dan kedua kakak Beverly, begitupun sebaliknya Beverly juga sering bertandang ke mansion membawakan buah tangan dan mainan untuk Alanka.

Hingga hubungan mereka mulai renggang karena kesibukan Ival sebagai anggota BEM dan ketua klub tari membuat jarak antara keduanya semakin panjang. Keduanya pun saling bertengkar sampai Ival memergoki Beverly bermesraan pemuda lain, Christian.

Beverly yang mengakhiri hubungan.

PLAK!

" Anjing! " Ival menghela nafas menatap datar Theo yang menepuk pundaknya, Haish mengagetkan saja.

" Mikirin apa sih, gue panggil dari tadi juga. Lu gak mau balik? " Tanya Theo

Ival menyipitkan mata " Hah? " Memandang yang lebih tua dengan wajah cengo.

" Noh lu liat sendiri "

Ia menoleh dan disana para peserta kemah sudah berbaris rapi dan guru pengawas tengah memberi arahan.

Persiapan untuk pulang

" Kok lu gak bilang sih Bang, barang-barang gue " erang Ival menatap sinis Theo yang terkekeh

" Sans barang lu udah beres, gue Abang yang baik kan " Ucapnya sambil menepuk dada bangga, Ival tersenyum terkadang dia bersyukur memiliki saudara yang bodoh seperti Theo.

-------------

Rayyan sudah mendatangi anak kecil itu, mana terima dia adiknya diolok-olok begitu walaupun Alanka bilang dia tidak mempermasalahkan itu.

Rupanya dia bukanlah anak kecil dalam konteks sesungguhnya, usianya malah lebih tua lima tahun dari Alanka, dia penderita stunting dan adik yang dia maksud adalah anak dari orangtua yang sudah mengadopsinya.

" Emang Adek mau punya adik? " Tanya Rayyan dengan alis terangkat satu " Abang sih ogah, Adeknya Abang cukup Alanka aja yakan " sambungnya menarik pipi yang termuda berlawanan.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang