✨63✨

423 42 10
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.

Bumi adalah anak yang nakal dan penuh tipu muslihat, dia pernah memfitnah Alanka dihadapan semua teman-teman sekelas bahwa bocah polos berkulit seputih salju itulah yang selama ini sudah memasukkan katak dalam tas dan sepatu mereka.

Padahal dia yang diam-diam memasukkannya saat semua murid sedang ada pelajaran olahraga di lapangan.

Semua orang percaya karena ketika digeledah hanya tas dan sepatu Alanka yang tidak ada kataknya, bocah yang tidak tau apa-apa itu lantas diadukan ke wali kelas dan diberi hukuman tidak boleh pulang sebelum merapikan buku di perpustakaan.

Bocah kelas dua SD itu tidak pernah mengadukan soal ini kepada Papa maupun Abang-abangnya. Dia takut Bumi tidak akan lagi mau berteman dengannya sampai suatu ketika Wiradarma mengetahui semuanya ketika Alanka dipanggil karena dituduh membuat ban mobil Kepala Sekolah kempes.

" Anak saya tidak mungkin melakukan itu " Wiradarma bersikeras.

" Tapi buktinya memang ada Pak, hanya Alanka yang ada di sekitar mobil Bu Runi. Selain itu kami juga menemukan ini " Bu Darmi meletakkan sekotak paku payung diatas meja.

Alanka tersentak, dia tidak tau bagaimana bisa kotak paku itu ada dalam tasnya.

Wiradarma menoleh menatap Alanka yang berdiri dengan kepala menunduk dan jemari bertaut gelisah.

Pria itu menghela nafas

" Alanka, jujur sama Papa " tegasnya dingin.

" bukan Alan Pa " Sahutnya gemetar

" Papa gak suka anak pembohong"

Alanka menghambur dalam pelukan Wiradarma, terisak hebat disana. Wiradarma mengusap lembut rambut Alanka, sebagai Ayah dia percaya putranya tidak mungkin berbohong

" Ini bukan kasus yang pertama, Alanka juga pernah memasukkan katak dalam tas dan sepatu teman teman sekelasnya yang membuat teman-temannya itu ketakutan " Ujar Bu Darmi.

Wiradarma menatap guru BK itu intens
" Apa Ibu punya bukti anak saya yang melakukannya? " intonasi bicaranya memang rendah tapi penuh penekanan. Bu Darmi yang dikenal songong itupun tak dapat berkutik.

Jelas yang didepannya sekarang adalah donatur terbesar sekolah ini, membuat masalah dengannya sama saja menghancurkan masa depan sekolah.

" Hanya tas dan sepatu Alanka yang tidak ada kataknya "

Wiradarma memicingkan matanya, apa tadi? Katak? Hmmm

" Tapi Putra kecil saya phobia katak "

" Heh? " Bu Darmi terkejut mendengarnya, benarkah itu lantas siapa pelaku sebenarnya yang sudah memfitnah Alanka?

Dan betapa lebih terkejutnya ia ketika Rayyan, kakak Alanka yang juga murid di sekolah ini menyeret Bumi yang menunjukkan sekantong tanah berisi cacing yang masih menggeliat.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang