🍀107🍀

257 39 21
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

✯✯

Sebagai satu-satunya rumah sakit terbesar dan terlengkap, tidak heran jika Wirya's Medical Center selalu kebanjiran pasien. Para tim medis lebih mengutamakan menyelamatkan pasien alih-alih meminta biaya terlebih dahulu, karena bagi mereka nyawa lebih penting daripada uang.

Hari ini pihak IGD kedatangan seorang pria korban tabrak lari, tak ada yang parah hanya luka lecet di siku dan beberapa bagian lain. Menurut orang yang mengantarkannya, pria ini termasuk ODGJ dan seorang pengemis, tidak diketahui identitas dan siapa keluarganya, salah satu perawat segera menelepon dinas sosial dan tak lama dua pegawai perwakilan datang meminta agar pria itu segera ditangani

Pria gangguan jiwa itu memberontak saat dirinya hendak dibawa, ia terus mengamuk sehingga menyulitkan pegawai dinas sosial yang hendak membawanya. Keadaan menjadi runyam ketika si pria mengamuk bahkan nyaris menyerang seorang suster.

Mendengar keadaan IGD yang kacau balau, tanpa pikir panjang Wiradarma bergegas turun, memacu langkahnya dengan cepat menuju Instalasi Gawat Darurat dan menemukan keadaan yang benar-benar berantakan, orang-orang berhamburan menyelamatkan diri takut terkena amukan.

Dua sekuriti berbadan kekar dan tegap kewalahan menahan si pria sementara perawat yang bertugas di IGD diam-diam menancapkan suntikan penenang yang membuat pria itu seketika melemas dan roboh tak sadarkan diri

Maka tanpa menunda lagi, ia segera diangkut menggunakan mobil dinas sosial setelah memastikan bahwa ia tak perlu menjalani rawat inap dan hanya perlu mengonsumsi obat, pihak dinas sosial juga pasti akan merawatnya disana.

Wiradarma menghela nafas panjang melihat IGD yang menjelma menjadi kapal pecah di hadapannya, ia menyuruh OB untuk membereskan semua kekacauan ini. Sekalian ia juga meminta maaf kepada semua orang yang telah terganggu atas insiden yang telah terjadi dan mereka memaklumi itu semua.
.
.
.

" Papa tadi lari-lari habis angkat telpon kenapa? "
Tanya Alanka begitu Wiradarma masuk ke ruangannya.

Wiradarma tersenyum, tangannya tergerak untuk mengelus surai hitam putra bungsunya. Keadaan anak itu sudah lebih baik, hanya sesekali mengeluh sakit di bagian analnya, dia pun sudah tampak ceria tak seperti hari-hari kemarin yang murung dan tak mau bicara. Wiradarma hanya berharap siapapun pelakunya bisa cepat ditemukan dan kasusnya diusut tuntas

Ia tak mau ada anak lain yang mengalami kejadian serupa seperti Alanka

" Tadi ada yang ngamuk di IGD makanya Papa turun. Maaf ya udah ninggalin Alan lama. Little Prince-nya Papa gak nangis kan tadi? "

Alanka menggeleng, cemberut tergambar diwajah
" kok nangis sih? Enggak dong "

Wiradarma terkekeh " bagus , anak pintar "

" Papa~ Alan kapan pulang? Alan bosan disini, Alan kangen Kenken, Kiki juga. Kiki masih ada kan Papa? Enggak dipanggang sama Kakek lagi kan? " Alanka berseru was-was, takut teman barunya jadi santapan Kakek Simon. Wiradarma menggeleng, Itik putih itu ada di mansion, sehat sentosa.
.
.
.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang