✨96✨

261 35 1
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

^Typo Bertebaran^

Dibantu oleh Devin menyiapkan barang-barang penting yang akan dibawa selama Alanka liburan bersama teman-temannya. Sebenarnya ia merasa berat mengijinkan Alanka untuk pertama kali pergi tanpa pengawasan mereka namun benar kata Bara, ini kesempatan untuk Alanka menjelajahi dunianya sendiri lagipula ada yang menjaga si bungsu nantinya, Aldi dan Galih apalagi Aksa juga ikut karena disuruh Kakek Simon secara khusus mengawasi Alanka, setidaknya dengan begitu perasaan Devin jadi lebih tenang.

" Abang, bawa bonekanya besar atau kecil? " tanya Alanka dengan  dua boneka berbeda ukuran masing-masing ditangannya, Devin menoleh

" Bawa boneka buat apa? "

" Buat peluk kalau mau bobo, ya udah yang besar aja " Alanka  meletakkan boneka yang lebih kecil lalu menepuk kepala boneka tersebut, mengatakan sesuatu yang membuat Devin mendengus geli

Sekali lagi Devin mengecek kalau tidak ada satupun barang yang tertinggal, setelah memastikan bahwa semuanya lengkap Devin mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu meja.

Alanka yang sadar penerangan kamar meredup segera naik keatas ranjang dan berbaring menerima sippy cup yang disodorkan oleh Devin 

" Nanti disana harus jaga sikap, jangan sembarangan di tempat orang. Kalau ada apa-apa jangan diam aja, kalau mau minum susu minta  bikinin jangan bikin sendiri, vitaminnya jangan lupa. Cepat tidur kalau susunya sudah habis "

Devin mengelap sekitaran mulut Alanka yang belepotan susu dan meletakkan sippy cup kosong di atas nakas, memeluk si bungsu dan terlelap bersama.

.
.
.
.

Rayyan memeluk Alanka dari belakang, memerangkap sang adik dalam Kungkungan beruangnya. Leo, supir Kakek Simon yang akan mengantar si bungsu Anggawirya tengah memasukkan semua barang Alanka ke dalam bagasi. Di kursi tengah ada Aksa yang tengah memainkan game sambil mendengarkan musik, malas keluar dari mobil apalagi melihat drama picisan perpisahan antara kakak adik.

" Abang lepas, Alan mau berangkat ini " Alanka berusaha menyingkirkan tangan Rayyan yang mengalung di bahunya. Rayyan mengendus aroma sabun bayi yang menenangkan enggan melepaskan Alanka

" Abang aja " Rayyan dengan segala usahanya ingin menggagalkan rencana pergi si bungsu. Tapi Alanka tidak setega itu untuk batal begitu saja, ia sudah berjanji pada teman-teman akan datang terlebih pada Aksa yang sudah jauh-jauh dipulangkan dari Amerika

Jengah dengan aksi dramatis dua kakak beradik itu, Aksa memutuskan turun dari mobil dan menarik paksa Alanka memisahkan bocah itu dari dekapan erat Rayyan lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil

Rayyan cemberut, kurang ajar si Aksa begitu cibirnya dalam hati lalu tersenyum membalas lambaian Alanka sampai mobil yang membawanya menghilang semakin jauh dari pandangan
.
.
.
.

Menyusuri jalan raya mengikuti arahan maps, dikendalikan oleh Leo yang diperintah Kakek Simon untuk mengantar sang cucu dengan selamat sampai tujuan, dibangku samping pengemudi ada Aksa yang memainkan ponselnya dan dibangku tengah ada Alanka lagi ngedot, haus katanya.

Sekitar empat puluh lima menit perjalanan akhirnya mereka tiba di tujuan tepatnya pantai yang akan menjadi titik lokasi acara, Leo memarkirkan mobilnya dan segera turun mengeluarkan koper milik Alanka sedangkan Aksa membawa ranselnya sendiri

" Em dimana tuan muda Alanka? "

Aksa mengangkat wajahnya tak menemukan keberadaan Alanka, remaja tujuh belas tahun itu menghela nafas dan benar saja dugaannya Alanka tertidur di dalam mobil

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang